Books
“AHANGKARA”
Judul Asli : AHANGKARA – SENGKETA KEKUASAAN & AGAMA
Copyright © 2017
Makinuddin Samin
Penerbit Javanica
(an imprint of PT Kaurama Buana Antara)
Editor : Joni
Sujono
Proofreader :
Shalahuddin Gh, Jenny M. Indarto
Layout : design651@gmail.com
Desain Sampul :
Imam Bucah
Cetakan I :
Februari 2017 ; 500 hlm ; ISBN 978-602-6799-13-5
Jujur, pelajaran
Sejarah bukan topik yang kugemari selama duduk di bangku sekolah. Bisa jadi
karena selama bertahun-tahun, (diriku) para murid ‘dipaksa’ untuk menghafalkan
setiap tanggal, bulan dan tahun dimana catatan sejarah ‘tercatat’ dengan alasan
memberikan pemahaman bagi generasi muda untuk tetap menghargai (dan mengingat)
perjuangan nenek moyang kita. Ok, siapa saja yang masih mengingat ‘semua’ atau
setidaknya separuh dari ‘hafalan’ tersebut hingga kini ? Anehnya, beranjak ‘dewasa’
diriku justru tertarik untuk menelusuri rangkaian catatan sejarah yang berhasil
bangkit akibat daya tarik dari hasil karya para penulis fiksi. Ternyata
pelajaran sejarah jauh lebih menarik dan lebih mudah diserap oleh ‘benak-ku’
melalui rangkaian kisah yang mendorong imajinasi serta kreasi baik penulis
maupun pembaca untuk berkolaborasi mengangkat potongan-potongan sejarah menjadi
sajian yang lebih ‘hidup’ ...
Hal ini pula yang
mendorongku menerima tawaran untuk menikmati karya perdana Makinuddin Samin,
selain rasa rindu untuk memperoleh pengalaman menarik menelusuri jejak langkah
kilasan masa lalu dari sejarah Nusantara. Dan ternyata kisah ini bukan sekedar
memberikan kepuasan tersendiri bagi penggemar fiksi sejarah seperti diriku,
tetapi juga memberikan banyak masukan, pengetahuan sekaligus pemahaman (walau
hanya sekelumit) bahwa sejarah dan evolusi ‘manusia’ ternyata tidak jauh
berbeda, terlepas dari perbedaan budaya, bahasa atau rentang waktu yang
menjangkau sekian abad lalu hingga kini. Bahkan melalui judul kisah ‘AHANGKARA’
ini penulis seakan hendak memberikan penekanan, kehidupan dan kematian,
perdamaian maupun peperangan, persahabatan hingga kebencian yang mengakar
sedemikian dalam, semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
...
Dibuka dengan kilas
balik pada masa kejayaan Majapahit dengan kekuasaan yang bisa dikatakan
mencakup hampir sebagian besar Nusantara, dan seiring perjalanan waktu, konflik
dan perpecahan mewarnai pergantian kekuasaan dari satu tampuk pemerintahan ke
masa selanjutnya. Saat kekuasan Majapahit semakin memudar, Negara Demak muncul
melalui tangan Panembahan Jimbun atau yang dikenal juga sebagai Raden Patah.
Ironisnya, Panembahan Jimbun merupakan salah satu dari sekian banyak keturunan
Prabu Brawijaya V dari selir keturunan Cina, yang dibuang akibat kecemburuan
sang permaisuri. Singkat cerita, pemuda ini tumbuh dan memiliki tekad membara
untuk menghapuskan ‘Majapahit’ dari muka bumi Nusantara dengan mendirikan Demak
sebagai pengganti. Kemenangan Demak atas jatuhnya kekuasaan ayah kandungnya,
mendorong Raden Patah untuk meraih kekuasaan yang lebih luas ...
Mengambil seting
waktu saat Panembahan Trenggana naik takhta, penguasa generasi ketiga semenjak
Negara Demak berdiri, ambisi dan tekad mengerikan Panembahan Trenggana untuk
menghapus bersih setiap jejak pemerintahan yang masih berkiblat pada keyakinan
serta ajaran Majapahit, merupakan tema utama sepanjang kisah ini. Terlepas dari
propaganda utama untuk menjadi pemimpin sekaligus penguasa seluruh Nusantara
dalam naungan satu pemerintahan (yaitu Negara Demak), proses dan perjalanan
waktu untuk menaklukan satu demi satu wilayah yang dianggap sebagai penentang,
tanpa bisa dicegah muncul pula pihak-pihak yang berniat ‘mendompleng’ dengan
tujuan yang sama sekali berbeda. Yang memiliki pengaruh terbesar adalah
perbedaan keyakinan semenjak ajaran Rasul dibawah pengawasan Wali Sanga
berdampak luas pada masyarakat Nusantara, dengan aliran lama yang disebut sebagai
ajaran Siwa Sogata.
“Jalan perang tidak pernah bisa mengubah keyakinan seseorang karena keyakinan tidak bisa dipaksakan melalui kekerasan. Para penyiar agama Rasul di tanah Jawa sejak generasi pertama sampai sekarang selalu menggunakan jalan damai, jalan persaudaraan.” ( p. 56 )
Ajaran Siwa
Sogata merupakan sinkretisme ajaran Siwa, Buddha Wajrayana dan leluhur Jawa,
yang juga dikenal sebagai ajaran Siwa Buddha. Perlu diingat bahwa sejarah dan
budaya Nusantara semenjak awal telah lebih dulu berlandaskan pada ajaran Hindu
maupun Buddha, yang akhirnya melebur dengan rangkaian ‘pakem Jawa’ yang dibawa
oleh leluhur (atau setidak merupakan tradisi turun menurun). Perbedaan yang
dulu dianggap sebagai nilai ‘plus’ untuk menunjukkan keanekaragaman Nusantara,
justru diperalat menjadi ‘senjata’ melenyapkan pihak yang dianggap tidak
sepaham, berbeda dengan mayoritas, dan menggiring pada meletusnya peperangan. Munculnya
tokoh-tokoh Wali sepanjang kisah ini, turut memberikan pemahaman bagi pembaca
awam seperti diriku, bahwa dasar dari setiap keyakinan, apa pun sebutan atau
perbedaan yang muncul, sama-sama mengajarkan perdamaian, bukan perpecahan.
“Ahangkara, keakuan, angkara murka, terjadi karena awidya, ketidaktahuan dan samkara, kotoran jiwa. Ahangkara bagian dari kita, bagian dari kehidupan. Tidak satu pun manusia yang terbebas dari ahangkara. Yang bisa kita lakukan adalah terus menerus memupusnya, sampai Sang Hyang Yama menjemput kita. Ahangkara bisa dipupus dengan melakukan Pancasila, lima ajaran susila. Pertama, tidak membunuh atau melukai siapa pun. Kedua, memupus segala keinginan. Ketiga, mengutamakan kebenaran dan laku susila. Keempat, mengendalikan nafsu. Kelima, eling dan waspada.” ( p. 238-239 )
Lalu mengapa fakta
sejarah justru lebih sering mencatat perang, pembantaian, pemusnahan seiring
perjalanan waktu ? Untuk ini, penulis layak mendapat pujian karena berhasil
memasukan rangkaian fakta dalam sajian fiksi yang memadu konflik, drama, petualangan
nan menegangkan sekaligus adegan-adegan yang mampu membangkitkan sisi emosional
pembaca hingga akhir kisah. Ahangkara bisa jadi kisah tentang peperangan, namun
juga mencakup perjuangan hidup tokoh-tokoh manusia demi orang-orang yang mereka
cintai, demi tanah kelahiran sekaligus memegang teguh keyakinan walau harus
berhadapan dengan maut. Sebagai benang merah yang menjembatani siklus
perjalanan waktu kisah ini, penulis mengajak pembaca mengikuti jejak dari 4
generasi keluarga yang berawal dari wilayah Ambulu – desa yang secara kebetulan
secara strategis menjadi lintasan antara Demak dan Tuban, yang masih memihak
pada Majapahit.
“Ahangkara tak pernah bisa dipuaskan. Ahangkara adalah akar duka. Dunia dan kekuasaan yang tak langgeng membuat ini telah membuatmu tersilap. Hanya Gusti yang bersemayam dalam dirimu yang bisa memantumu keluar dari belitan ahangkara yang sudah terlanjur kau turuti ini ....” ( p. 479 )
Melalui keluarga
ini pula, diwakili oleh Ki Garga sebagai salah satu tetua di Ambulu, hingga
Dugda – putranya yang menjadi pejabat di Tuban, hingga Sagara, cucunya yang
memilih mengabdi pada Demak, sajian konflik berbalut skandal nan kontroversial
menjadi sumber rasa penasaran untuk mengetahui perkembangan kisah keluarga ini,
terutama saat perang pecah, dimana mereka harus berhadapan sebagai ‘lawan’
...sedikit banyak mengingatkan diriku akan Dinasti Wang karya Pearl S. Buck
melalui karyanya Trilogi House of Earth. Tentu bukan secara kebetulan bahwa
anggota keluarga ini juga memilih profesi sebagai ‘telik sandi’ atau mata-mata,
menggiring pembaca memasuki dunia spionase pada abad 15-16 dalam sejarah
Nusantara. Jika Anda menyukai permainan siasat dan strategi layaknya kisah
Bharatayudha atau konflik Three Kingdom (Kisah Tiga Negara), sebaiknya coba ‘cicipi’
sajian ala Makinuddin Samin ini (^_^)
Munculnya tokoh
Ayu Arinjani yang bisa dikatakan sebagai cicit Ki Garda, terpilih menjadi
bagian dari kaum perempuan yang dilatih kanuragan (bela diri) dan penggunaan
senjata, sekaligus calon agen telik sandi, bagaimana ia harus berhadapan dengan
keputusan-keputusan berat menyangkut masa depan sekaligus ‘hatinya’ – memilih antara
keluarga, tanggung jawab kepada tugas atau pria yang telah mencuri hatinya. Tak
pelak, ini bacaan yang mampu membuat diriku ‘kekenyangan’ saat berusaha melahap
500 halaman penuh dengan tokoh-tokoh ternama seperti Raden Patah, Sunan Kudus,
Sunan Kalijaga, Ratu Kalinyamat, Arya Penangsang bahkan mencicipi sekelumit
perihal Syeh Siti Jenar yang terkenal akibat ajarannya yang kontroversial (pada
masa itu). Sudahkah kusebutkan pula pengetahuan baru tentang budaya, seni,
arkeologi, sekaligus spiritualisme tampil dalam balutan suspense, drama dan
romansa yang bikin gregetan ?
Bagi penggemar
kisah epik, walau belum serumit (dan brutal) sebagaimana Games of Thrones karya
maestro George R.R. Martin atau eyang Tolkien melalui Trilogi Lord of The Ring,
atau bagi yang belum pernah mencicipi sajian sejenis ini, well, ini kesempatan
untuk mencoba mendapat pengalaman unik dimana belajar sejarah tidak selalu
membosankan (atau bikin mual-mual karena harus menghafalkan periode waktu
sejarah perang, kelahiran hingga kematian tokoh sejarah hahahaha). Dan jangan
khawatir atau takut dengan istilah-istilah yang awam sepanjang kisah ini,
rangkaian ‘footnote’ (catatan kaki) dibuat dengan rajin (nan rapi) ada pada
tiap halaman untuk memudahkan pembaca (tanpa harus membolak-balik halaman ynga
acapkali muncul dalam format glosarium). Penasaran ?? Tunggu apa lagi, silahkan
coba keberuntungan kalian dengan mengikuti GA “AHANGKARA” yang akan berlangsung
mulai hari ini, Senin, 27 Februari hingga Minggu, 5 Maret 2017 \(^0^)/
Judul Asli : AHANGKARA – SENGKETA KEKUASAAN & AGAMA
Makinuddin Samin
Harga Normal : Rp. 95.000,-
Rate : 4 of 5
Makinuddin Samin lahir di pesisir Tuban, tepatnya di
Desa Bulu, Kecamatan Bancar. Ia bersekolah di MI Muhammadiyah dan SMP
Muhammadiyah di desanya. Setelah itu ia mondok di Pesantren Muhammadiyah
Karangasem, Paciran, Lamongan, sekaligus bersekolah di Madrasah Aliyah
Muhammadiyah di sana. Selepas itu dia mondok lagi di Pesantren Tinggi Ilmu
Dakwah dan Fiqih Manarul Islam, Bangil, Pasuruan, tapi tidak sampai tamat,
hanya satu tahun. Ia lalu melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto, lulus pada tahun 2001. Sekarang sedang
menyelesaikan tesis di Universitas Isalam Nusantara, Bandung.
Selama tahun 2001-2006 dia bekerja sebagai peneliti
untuk isu buruh, agraria, dan perempuan usaha kecil di Pusat Analisis Sosial,
Bandung. Pada tahun 2002-2004 dia membantu petani Lampung Tengah untuk
melakukan pembaharuan pengelolaan irigasi. Sejak tahun 2006 sampai sekarang dia
bekerja untuk Program Bidang Manajemen dan Pembelajaran pada jenjang Pendidikan
dasar di Sumatera Utara dan Jawa Barat. Sekarang tinggal di Cirebon bersama
istri dan dua anaknya. Penulis bisa dihubungi secara pribadi melalui email : makinuddin.samin@yahoo.com (
sumber : Penerbit Javanica )
Bagaimana cara mendapatkan buku ini ? Caranya mudah,
cukup ikuti petunjuk dibawah ini dan jawab di kolom komentar bagian bawah
postingan ...
Syarat & Ketentuan Giveaway :
- Wajib Follow / ‘LIKE’ FB Penerbit Javanica (silahkan ‘klik’ di : JAVANICA)
- Wajib Follow / ‘LIKE’ FB Makinuddin Samin, (silahkan ‘klik di : SINI)
- Wajib menjawab pertanyaan berikut : Berikan rekomendasi bacaan fiksi sejarah (historical fiction) yang mengangkat kisah seputar Nusantara yang layak / harus kubaca, sertakan juga alasan secara singkat yang mampu menggugah minatku terhadap rekomendasi tersebut ( boleh lebih dari 1 judul ).
- Boleh bagikan info GA ini melalui media sosial dan jangan lupa mention @HobbyBuku (via Twitter) atau Hobby Buku (via Facebook).
- Tersedia 2 (dua) buku ‘AHANGKARA’ dari Penerbit Javanica untuk 2 (dua) orang Pemenang yang beruntung, di mana 1 Pemenang akan dipilih berdasarkan jawaban oleh @HobbyBuku, dan 1 Pemenang diundi secara random.
- Event ini hanya untuk peserta yang berdomisili di NKRI.
- Periode Blog Tour + GA ‘AHANGKARA’ (minggu II) berlangsung pada tanggal 27 Februari – 5 Maret 2017 ( 1 minggu saja lho ) di blog ‘HobbyBuku’s Classic’ dan selanjutnya akan bergulir di 2 blog lainnya. Jawaban terakhir yang masuk ditunggu sampai dengan pukul 23.59 WIB pada hari Minggu, 5 Maret 2017.
- Silahkan masukan data kalian di kolom komentar postingan ini, dengan format sbb : Nama | e-mail | masukan tautan share ‘postingan’ kalian di media sosial | jawaban pertanyaan dari @HobbyBuku
Semoga beruntung \(^0^)/
Halo ... halo ...
Tiba saatnya untuk mengumumkan 2 (dua) orang
Pemenang yang Beruntung mendapatkan bingkisan buku ‘AHANGKARA’ dari Penerbit
Javanica. Terima kasih sebelumnya pada semua pihak yang turut meramaikan event
ini. Nah tanpa panjang lebar, langsung saja kusebutkan Pemenang yang kupilih
atas rekomendasi bacaan HisFic adalah Eko Wurianto dan Pemenang hasil undian
adalah Matris Londa .... Yeayyyy, Selamat bagi kedua Pemenang \(^0^)/
[ 1 ] Eko Wurianto
[ 2 ] Matris Londa
Pemenang akan dihubungi via email masing-masing
untuk data alamat pengiriman, jika dalam kurun waktu 24 jam semenjak email
terkirim belum ada konfirmasi, maka akan dipilih pemenang pengganti. Bagi yang
belum beruntung, jangan khawatir, masih ada 4 (empat) buku ‘SIWA’ yang siap
diperebutkan di blog host berikut ini, langsung saja meluncur di sini ya ...
Best Regards,
@HobbyBuku
Nama: Haidaroh Sholeh
ReplyDeleteEmail: haidarohsholeh@gmail.com
Alamat twitter: @haidarohsholeh
Link share: https://twitter.com/HaidarohSholeh/status/836243010736181249
Jawaban:
Saya menyarankan fiksi sejarah yang bagus menurut saya. Boleh lebih dari satu kan? Saya punya rekomendasi ada
1.Citra Rashmi karya Tasaro GK, yang mengisahkan perjuangan putri kerajaan Sunda bernama Sannaha. Saya suka alurnya dan kisah dramatis tokoh Sannaha. Saya nggak nyangka kisahnya akan seperti itu. Must read bagi penikmat fiksi sejarah.
2. Seteru satu guru. Karya siapa saya lupa, yang jelas mengisahkan perbedaan ideologis Kartosowirjo, Musso, dan Ir. Soekarno yang adalah sama sama berguru pada HOS. Tjokroaminoto. Saya menemukan banyak nilai kehidupan dari kisah tokoh ini.
3. Yang terakhir, novel sang penakluk badai. Entah ini novel bisa dikategorikan fiksi sejarah atau novel biografi, yang jelas pak penulis Aguk Irawan menuliskannya dengan sangat apik dan membuat saya banyak belajar kearifan tokoh KH. Hasyim Asy'ari, sang hadratusy syeikh.
Terima kasih atas rekomendasinya, akan saya masukan dalam daftar bacaan (^_^)
DeleteNama: Didi Humaidi
ReplyDeleteEmail: dyhumaidy75@gmail.com
Facebook: facebook.com/didy.humaidy
Share: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1339271362835667&id=100002584483400
Mempelajari sejarah bagi saya memang menjemukan. Tapi dgn membaca buku fiksi sejarah jadi semangat apalagi disertai cerita2 heroik atau dibumbui dgn cerita romantisme membuat kita tidak jenuh memnacanya. Hanya saja harapan saya bagi para penulis agar menyajikan nya dari data yg valid bukan dari cerita dongeng atau legenda.
Tidak banyak buku yg bisa saya referensikan untuk dibaca.
Buku Referensi: Gajah Mada
By. Langit Kresna Hariadi
Buku yang menarik, menceritakan bagaimana piawainya Gajah Mada dalam melindungi Jayanegara dan merebut kembali Majapahit dari Ra Kuti. Ending buku ini juga sangat bagus.
Terima kasih
Terima kasih atas rekomendasinya, pernah baca dulu waktu pertama kali terbit tapi tidak tuntas sampai tamat, mungkin lain waktu bisa sy coba lagi, sementara akan masuk dalam daftar bacaan (^_^)
DeleteNama: Ahmad Azwar Aa
ReplyDeleteEmail: azwarav@gmail.com
Fb: Ahmad Azwar Avisin Alhaidar
Twitter: @azwaravisin
Link Share: https://twitter.com/azwaravisin/status/836887776599617536
Saya memiliki tiga rekomendasi novel sejarah nusantara, saya membacanya dengan penuh kehati - hatian. Dan saya sangat mengagumi kisah dan pesan moral yang bisa saya petik.
1. Sabda Palon, atau sabdo Palon. Berkisah tentang penasihat di masa masa akhir kerajaan Majapahit. Kisahnya cukup mencengangkan sebab di masa itu pengaruh islam masuk di nusantara. Konfliknya ya sesuai dengan kisah kolosal namun anehnya dikemas oleh penulis dengan apik sehingga pembaca tidak bosan.
2. Rara Mendut, ini berkisah tentang wanita cantik yang menjadi primadona. Romo YB. Mangunwijaya menuturkan dengan perlahan lahan di awal namun semakin lama semakin klimaks. Enak sekali saya baca kisah Rara Mendut ini, saya jadi paham keadaan di masa itu di Kadipaten Pati. Novel ini kalau dicetak ulang pasti best seller lagi, secara masih banyak generasi muda yang merindukan karya karya romo YB Mangunwijaya.
3. Sudah tidak diragukan lagi kalau yang ketiga ini. Ialah serial Gajah Mada oleh Pak Langit Kresna Hariadi. Maksimal banget novel tersebut pokoknya. Kisah kerajaan Majapahit tak akan pernah habis diceritakan, plotnya, diksinya, covernya, penokohannya, pokoknya bikin saya terus terusan membelalakkan mata saking asyiknya. Salut sama novel rekomendasi Gajah Mada ini.
Ketiga tiganya punya formula dahsyat untuk dicintai dari generasi ke generasi.
Terima kasih.
Rara Mendut dan Gajah Mada pernah baca, Sabda Palon belum ada kesempatan untuk 'berkenalan' ... rencananya mau baca ulang Rara Mendut.
DeleteTerima kasih atas semua rekomendasinya, akan saya masukan dalam daftar bacaan (^_^)
Nama Andrea
ReplyDeleteEmail kebunbuah@mail.ru
Twitter :@nonik_hollanda
Share link
https://twitter.com/nonik_hollanda/status/837307661154574336
Saran
Gajah Mada oleh Pak Langit Kresna Hariadi
Alasannya bukunya sangat bagus, kita jadi tahu tentang kerajaan besar di Indonesia masa lalu seperti Singosari,Kediri,dan Majapahit. Semua ditulis dengan bahasa yang menarik tidak bikin ngantuk
Terimakasih
Aku pernah baca dulu waktu pertama terbit mbak, entah kenapa kok mogok separuh jalan :( hhmmm, mungkin aku coba lagi lain kali, thanks atas rekomendasinya (^_^)
DeleteNama: Eko Wurianto
ReplyDeleteEmail: hurufbuku@gmail.com
facebook: https://www.facebook.com/review.buku.1
share link: ttps://www.facebook.com/review.buku.1/posts/1211307688964948/
Saran saya tetap baca buku Tetralogi Buru oleh Pramoedya Ananta Toer mbak. Walaupun mbak Maria mungkin sudah membacanya tidak hilang asyiknya membaca buku ini untuk kedua kalinya. Cara bertutur Pram yang mengalir lancar dan banyak Quotes yang menginspirasi saya rasa bisa dijadikan alasan mengapa mbak Maria harus baca atau kembali baca buku ini.
Mudah-mudahan saya yang menang. Makasih mbak Maria
Jujur Tetralogi Buru justru belum (pernah) sempat terbaca, memang penimbun sejati ini (jadi malu), tapi jadi terusik ini dari rekomendasinya. Terima kasih, akan saya coba baca karya Pram yang satu ini (setidaknya dalam tahun ini)
DeleteNama: Heru Widayanto
ReplyDeleteEmail: herudewalangit@gmail.com
Twitter: @heru_dlover
Facebook: www.facebook.com/dlover.widayanto
Link: https://mobile.twitter.com/heru_dlover/status/837920116079648768
Jawaban:
Buku yang saya rekomendasikan untuk dibaca:
Pertama, serial novel Sabda Palon karya Damar Shashangka.
Alasannya, buku ini mampu menyajikan fakta sejarah dengan menggiring hayalan pembaca seolah-olah hidup di jaman Majapahit. Penggambaran kehidupan dan kultur masyarakat Jawa di masa itu ditulis dengan gamblang.
Kedua, novel Keris Kyai Setan Kober karya S. Tri Sasongko Hutomo.
Alasannya, banyak fakta sejarah yang belum pernah diungkap di pelajaran sekolah, disajikan penulis dalam buku ini.
Kedua buku diatas hanya pernah 'tahu' tapi belum ada kesempatan untuk mengenal lebih jauh.
DeleteTerima kasih atas rekomendasinya, akan saya masukan dalam daftar bacaan (^_^)
Nama: Dani Noviandi
ReplyDeleteEmail: dani_noviandi@yahoo.com
Twitter: @dnv22
Link share: https://mobile.twitter.com/dnv22/status/837990414028165122
Hm, buku hisfic ya? Kalo buku2nya E.S. Ito termasuk ga ya? Negara Kelima dan Rahasia Meede layak dibaca klo emang masuk ke hisfic, soalnya sejarah2 tentang Indonesia, terutama pada saat masa perjuangan cukup dibahas di kedua buku ini. Lumayan, sekedar mengingatkan tentang sejarah, hehe...
Semoga saya beruntung 😊
Hmm...banyak juga yang rekomendasi E.S. Ito ya, tapi beberapa juga kasih rating rendah (ragu-ragu) hahaha ...
DeleteTerima kasih atas rekomendasinya, akan kumasukan dalam daftar bacaan mas, semoga ada kesempatan mencoba ini (^_^)
Hendi Setiyanto
ReplyDeletesetiyantohendi@gmail.com
@hendisetiyanto (twitter)
https://twitter.com/hendisetiyanto/status/837997047634518016
Tidak banyak buku serial fiksi sejarah yang aku punya, tapi ada satu buku yang aku beli saat ada pesta diskon di kotaku yaitu sebuah novel fiksi sejarah karya Yanti Soeparmo berjudul "Runtuhnya Menara Azan". Dikisahkan seorang Adrian de Vries, seorang agen rahasia Hindia-Belanda diperintahkan menyelidiki sebah kerusuhan Cilegon (9 juli 1888). Josefine gadis indo yang cantik menjadi benang merah cerita ini. Corrie van Krieken, gadis muda yang mengunjungi Cilegon untuk memastikan ibu tirinya tewas dan bisa mewarisi seluluruh harta warisan keluarganya.
Setting cerita ketiga tokoh tadi bertemu di Cilegon dalam situasi porak poranda, intrik, kebohongan, perebutan harta warisan, perselingkuhan. Dalam cerita Adrian de Vries adalah seorang mata2 yang jatuh cinta dengan seorang noni belanda juga walau pada akhir cerita penuh kejutan. setting cerita pada jaman hindia belanda, batavia, cilegon dan juga kisah hidup anak2 hasil hubungan gelap ortu java-belanda (blasteran) dan pada jaman itu disebut sebagai warga kelas sekian walaupun tampang bule blasteran, keduanya tidak diterima oleh golongan bule belanda maupun warga pribumi. selain itu setting pecinan jaman hindia belanda di batavia menambah warna novel fiksi sejarah ini.
Terima kasih atas rekomendasinya, akan saya masukan dalam daftar bacaan (^_^)
DeleteMatris Londa
ReplyDeletemamawilda@gmail.com
Twitter :@MamaWilda
https://twitter.com/MamaWilda/status/838236215853797378?s=01
Saya tak banyak membaca tentang sejarah Nusantara. Tapi pernah terkesan saat membaca buku Rahasia Meede karya E.S Ito
Kisah tentang perburuan harta VOC yang entah di mana. Mungkin tidak termasuk historical fiction, karena lebih banyak mengisahkan kejadian saat ini, namun banyak cerita sejarah dipaparkan yang saya sendiri tidak tahu jadi menambah pengetahuan soal sejarah, eh apa mungkin saya juga tak banyak menyimak saat belajar sejarah dulu hehehe... entahlah, yang jelas buku ini cukup menyenangkan juga untuk dibaca. Atau jangan-jangan mba Maria bahkan sudah baca ya... :-)
Belum baca ini, pernah disebut-sebut Fanda dan Melisa, coba nanti ah klo ada waktu ...
DeleteTerima kasih atas rekomendasinya, akan masuk dalam daftar bacaan (^_^)
Nama: Rizki Fitriani
ReplyDeleteemail: kikiryeo@gmail.com
link share: https://twitter.com/Kikii_Rye/status/838381663902035969
Novel Historical Fictn yg kurekomendasikan itu Novel Bajak laut& Purnama terakhir.
Novel berlatar belakang sejarah dengan banyolan-banyolan ringan didalamnya dengan tokoh utama Jaka Kelana dan misteri yang menyelimutinya.
Bajak Laut & Purnama Terakhir intinya bercerita tentang usaha merebut keris pusaka. Yang terlibat dalam perebutan ini adalah VOC yang diwakili Admiral Speelman, bajak laut pimpinan Jaka Kelana, dan tiga Arya terakhir.
penulis banyak menuturkan bagaimana VOC sebagai perusahaan dagang swasta pertama dunia tertarik pada Indonesia, kemudian bagaimana sang Admiral tertarik pada benda pusaka.
Adhitya Mulya juga memberikan porsi sejarah yang cukup banyak tentang asal-usul Rusa Arang, Bara, dan Galuh, tiga Arya terakhir. Ia menggunakan sejarah kerajaan Singasari, Kediri, dan Majapahit untuk membangun cerita tentang arya. Latar belakang sejarah yang sama digunakan untuk menuturkan asal-usul keris pusaka.
saya biasanya mudah bosan dengan kisah Sejarah. tapi tidak untuk novel ini yg memang adalah komedi-sejarah. banyak kejutan kejutan yg mengocak perut dan ridak membuat cerita membosankan. cocok dibaca buat kakak yg lagi pengin baca fiksi sejarah ringan namun berbobot:)
Karya Adhitya Mulya ? Bukannya genre fantasi ini ceritanya ... tapi belum pernah masuk di Surabaya kayaknya, setidaknya belum pernah lihat sejauh ini, nanti deh coba kucari.
DeleteTerima kasih atas rekomendasinya, akan kumasukan dalam daftar bacaan (^_^)
Terima kasih atas partisipasinya dan GA Ahangkara telah ditutup. Nama Pemenang diumumkan pada postingan diatas. Jika Anda belum beruntung, jangan khawatir, masih ada event GA lain yang akan segera muncul disini, pantengin terus blog @HobbyBuku ya (^_^)
ReplyDelete