Books “PERJALANAN KE PUSAT BUMI”
Judul Asli : JOURNEY TO THE CENTER OF THE EARTH
[ original title in French “Voyage au centre de la Terre” ]
Copyright ©
Jules Verne
Penerbit : Elex
Media Komputindo
Alih Bahasa :
Prisca Delima
Cover by bang
doel
Cetakan I :
2009 ; 326 hlm
[ source ] |
Gara-gara
menonton film layar lebar versi 2008, adaptasi karya penulis legendaris Jules
Verne, membuat diriku penasaran dengan kisah klasik yang mempelopori penulisan
genre science fiction di abad 19.
[ source ] |
Pada bulan Mei
1863, Profesor Von Hardwigg, pakar di bidang geologi dan mineralogi, bergegas
memasuki kediamannya di wilayah Konigstrasse di Hamburg, Jerman dengan membawa
buku tebal yang terlihat sangat tua. Beliau segera memanggil kemenakannya,
Harry Lawson untuk turut menyaksikan penemuan terbaru yang akan mengguncang
dunia (setidaknya demikiannya pemikiran sang profesor). Buku itu ternyata
sebuah manuskrip yang disebut sebagai Heims-Kringla
karya Snorre Tarleson, seorang penulis terkenal di abad 12 dari Islandia.
Manuskrip itu berupa tulisan dalam bahasa Runic, bahasa kaum Islandia yang
konon diciptakan sendiri oleh Odin, yang berisi tentang para raja dan pangeran
penguasa Norwegia yang bertahta di Islandia.
Namun
kegairahan serta antusias untuk meneliti buku itu berpindah dengan cepat,
ketika tanpa sengaja mereka menemukan sebuah manuskrip yang ditulis dengan code
rahasia dalam bahasa Runic. Sang profesor segera memerintahkan ‘dirinya’ serta
Harry yang tak mampu menolak, untuk bekerja tanpa henti, menemukan jawaban dari
rahasia manuskrip itu. Berkat kepandaian serta kejelian Harry, akhirnya
ditemukan, apa sebenarnya pesan yang dibuat dalam wujud kode rahasia Runic ini
...
“In Sneffels craterem, quem delibat umbra Scartaris, Julii intra kalendas descende, audax viator, et terrestre centrum attinges; quod feci. Arne Saknussemm” [ in Latin ]
[ source ]
“Descend, bold traveler, into the crater of the jökull of Snæfell, which the shadow of Scartaris touches (lit: tastes) before the Kalends of July, and you will attain the centre of the earth. I did it. Arne Saknussemm” [ in English translation ]
“Turunlah ke kawah Yocul gunung Sneffels, di mana bayangan Scartaris membelai, sebelum kalendar menunjukkan bulan Juli, wahai petualang nan berani, maka kau akan menyentuh pusat bumi. Seperti aku dulu pernah melakukannya sendiri. Arne Saknussemm.” [ in Indonesia translation ]
[ source ] |
Tanpa membuang
waktu, sang profesor segera mempersiapkan sebuah ekspedisi menelusuri jejak
Arne Saknussem dan membuktikan kebenaran kisah dalam manuskrip itu. Harry yang
sangat enggan untuk berangkat ke suatu daerah asing dan meninggalkan kenyamanan
rutinitas kehidupannya, sekali lagi tak mampu menolak ‘perintah’ pamannya untuk
turut serta di ekspedisi aneh ini.
Meninggalkan
Jerman dan segera berangkat melalui jalur darat ke Denmark, dilanjutkan dengan
pelayaran melalui Laut Tengah, menuju Islandia, atau tepatnya mencari Gunung
Sneffels, di mana terletak suatu jalan untuk menembus bumi. Persediaan dan
berbagai pelengkapan penting, perbekalan dan didampingi seorang pemandu asal
Islandia bernama Hans Bjelke – seorang pemburu bulu bebek Eider, yang pendiam,
kaku, namun cakap serta kuat dalam perjalanan menempuh medan yang tak pernah
dijalani oleh makhluk hidup lain.
[ source ] |
Dan dimulailah
petualangan 3 orang manusia, menyusuri berbagai kemungkinan jejak Arne
Saknussem – ahli ilmu alam, pakar alkimia dan petualang hebat di abad 16, yang
nasibnya berakhir dengan tragis, dituduh sebagai penyihir dan dihukum gantung,
deisertai pembakaran semua hasil karyanya di tahun 1573.
Bukan hal yang mudah,
karena jejak atau pertanda yang beliau tinggalkan tidak akan langsung terlihat oleh
mata awam, kecuali mereka yang sengaja mencarinya. Perjalanan serta medan yang
berat turut menjadi penghambat kecepatan para petualang ini. Dan anehnya yang
paling lemah secara fisik maupun mental justru peserta temuda, sang kemenakan :
Harry Lawson.
[ source ] |
Kisah
petualangan yang pada awalnya terasa sedikit datar ini semakin lama semakin
menarik sekaligus mencekam dan menegangkan. Karena setelah mereka menemukan
lubang masuk menuju jalur pusat bumi di kawah gunung berapi terbesar di
Islandia, bayangan merangkak, menelusuri lorong panjang dan sempit selama
berhari-hari tanpa mengetahui di mana ujungnya akan berakhir, terpisah dan
tersesat dalam labirin lorong-lorong gelap, kehabisan perbekalan dan tak
menemukan sumber air, sementara mereka berada di bawah permukaan tanah ...
woww, cukup membuat diriku yang agak ‘klaustrofobia;’ ini merinding ketakutan.
Dengan cermat
penulis memberikan gambaran serta detail-detail yang mampu menggugah rasa
penesaran ahli geologis dan mineralogi (yang cukup panjang lebar, terkadang
membuatku serasa menyaksikan ceramah ilmiah), namun ada kalanya beberapa fakta
cukup menarik untuk disimak. Seperti pendapat umum bahwa pusat bumi terdiri
dari kumpulan energi yang sangat panas sehingga tak mungkin ada satu pun
makhluk hidup pernah berada di sana ... ternyata suhu udara masih tertahankan
dan mampu memberikan udara yang dibutuhkan oleh para petualang ini.
[ source ] |
Keberadaan
vegetasi serta binatang, bahkan manusia yang digambarkan sebagai makhluk
purbakala yang bertubuh raksasa, sangat mencengangkan, antara fiksi dan fakta
bercampur-baur. Vegetasi yang beraneka ragam mulai pakis-pakisan, lumut, jamur,
semuanya ada, namun berwarna serupa suram kecoklatan karena tiada sinar
matahari. Yang menakjubkan adanya persilangan hewan-hewan raksasa seperti
kadal, buaya, dan naga. Bahkan serangga pun berwujud raksasa (melebihi ukuran
normal), dan kawanan mastodon (semacam mammot yang sudah punah), membuat
bayanganku lari ke film IceAge yang diproduksi oleh Disney.
My Random
Though :
[ source ] |
As far as ‘sci-fi’
novel, these classic novel by Jules Verne had taken me to another level as a
reader. I’ve been so fascinated by Sir Arthur Conan Doyle with his serial
Sherlock Holmes, not only ‘cause I love mystery, but mostly on how on earth he
can discribed something about forensic criminalogy and analysis, something that
never been invented until couples years in the future. Then on Jules Verne’s
Around The World in Eighty Days, I so blown-away by his imagination on places,
something I always dream on, travelling around the world (^_^)
So when I
opened this pages on Journey To The Center of The Earth (yes, I watch the
movies first, mostly ‘cause I love Brendan Fraser act ...), at first I expected
some fantasy adventures (blame it on the movies ... for giving such a crazy
imaginary journey), but soon I realize that this book meant to be darker
adventures. The author manage to give something gloomy, dark, scary, and
heart-pumping too, while we ‘watch’ how this travellers crawling down on very
narrow, hard and long-long-long hard tunnels. My breath almost gaps feeling how
Harry’s character losing air and exhauted for thirst ... my-oh-my, I’m so relief
after drink-up two glass of water (and I’m not thirsty at all).
[ source ] |
Beside all the
talking and theory about mineralogy and geology, I think this stories give
something new on how humans think about the earth and all kind surround them.
Then think back that this stories written in 19 century, where there no
inventions or even some theory to back-up this ... that’s only means Jules
Verne mind and imaginary already far away beyond the coming future . If you
wanna reads and learn something about science (without ‘so-boring’ part) this
book I highly recommended. Unfortunately after googling about this topic (something I always do after
reading, to gets more information and others perspective on the book and
author), I realize that this translation edition was from English translation
that abridged version and altered translation (for one, the name of its
characters was changes), makes me wonder, are the unbridged version even more
fascinating than this one I read ....
Tentang Penulis :
[ source ] |
Jules Gabriel Verne
( 8 February 1828 – 24 Maret 1905 ) adalah seorang penulis asal Prancis yang
mempelopori penulisan genre science fiction. Beliau dikenal lewat karyanya Twenty Thousand Leagues Under The Sea
(1870), Journey To The Center of the
Earth (1864), dan tentu saja Around
The World in Eighty Days (1873).
[ source ] |
Karya-karyanya
tentang perjalanan melalui udara, bawah air hingga antar planet dibuat jauh
sebelum muncul penemuan pesawat udara, kapal selam, bahkan ide tentang
perjalanan di luar bumi dibahas. Dan ini membuatnya dalam daftar urutan kedua
penulis yang karya-karyanya paling banyak diterjemahkan di dunia (urutan
pertama ditempati oleh Dame Agatha Christie).
Sebagian besar
karyanya telah diadaptasi berulang kali dalam berbagai media, seperti drama
teater, drama radio, film layar lebar, serial TV, dan animasi serta permainan
games. Dengan imajinasi yang tinggi dan kesukaannya akan kisah
‘travelling-through-times’ , beliau memperoleh julukan sebagai ‘Father of
Science Fiction’ bersama dengan penulis lain Hugo Gernsback dan H.G. Wells.
Pengaruh dari
karya-karya beliau terlihat dalam berbagai karya para penulis berikutnya,
seperti Sir Arthur Conan Doyle lewat karyanya ‘The Lost World’ dan Edgar Rice
Burroughs lewat serial ‘Pellucidar’.
[ source ] |
Best Regards,
maaf, apa anda punya buku journey to the Center of the earth ?
ReplyDeleteMaaf, sdh lama SOLD koleksiku :(
Delete