WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Showing posts with label Cultural Fiction. Show all posts
Showing posts with label Cultural Fiction. Show all posts

Monday, March 25, 2013

Books "AN ARTIST OF THE FLOATING WORLD"



Judul Asli : AN ARTIST OF THE FLOATING WORLD
Copyright © by Kazuo Ishiguro, 1986
Copyright © 2010 Penerbit Elex Media Komputindo
Alih Bahasa : Rahma Wulandari
ISBN : 978-602-02-0497-0 | 2013 | 226 hlm
[ Review in Indonesia & English ]

“Sebuah kebahagiaan mendalam yang muncul dari keyakinan bahwa perjuangan seseorang telah diakui ; bahwa kerja kerasnya telah membuahkan hasil, keraguannya terhapuskan, semuanya menjadi sepadan dan bernilai – inilah kisah tentang seseorang yang telah mencapai sesuatu  yang  bernilai dan memperoleh pengakuan.” [ p.  223 ]

Kehidupan seorang manusia semenjak ia terlahir di dunia hingga tiba saatnya ia kembali ke asalnya – merupakan perjalanan unik yang memiliki jejak serta warna yang berbeda, antara satu dengan yang lain. Terlepas dari perbedaan ras, kondisi lingkungan, status ekonomi dan sosial, masing-masing memiliki kesempatan yang sama, yaitu menentukan sendiri pilihan akan jalan mana yang akan ditempuh dalam menjalani hari demi hari. Namun yang sering terjadi, manusia tidak mau meluangkan waktu untuk bersyukur atas kebahagiaan, kesenangan, kenyamanan, kenikmatan dan kesuksesaan yang dialami. Bahkan acapkali senantiasa menuntut ‘hak’ diatas ‘kewajiban’ dan menyalahkan siapa saja atas kesalahan dan kegagalan yang dialami, alih-alih berusaha menerima tanggung jawab atas diri sendiri.

Thursday, January 31, 2013

Books "MEMOIRS OF A GEISHA"



Books “Memoar Seorang Geisha”
Judul Asli : MEMOIRS OF A GEISHA
Copyright © 1997 by Arthur Golden
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Listiana Srisanti
Cetakan XI : Desember 2007 ; 496 hlm
[ Review in Indonesia & English ]

[ Period : 1930 ] ~ [ Setting : Yoroido – Kyoto ; Japan ] ~ [ Facts : History about the living of geisha community in Gion District, Kyoto ]

Awal pembukaan kisah cukup menarik, dimulai dengan kata pengantar berjudul ‘Catatan Penerjemah’ yang anehnya berbeda dengan nama alih bahasa di edisi terjemahan ini, namun sambil melanjutkan halaman demi halaman, dan melalui hasil wawancara dengan sang penulis, ternyata memang kondisi ini disengaja, untuk mendekatkan pembaca dengan penuturan lewat sudut pandang orang pertama : sosok Sayuri – tokoh utama kisah ini, dengan perantaraan orang kedua, yaitu ‘sang penerjemah’, yang dituturkan bagaikan sebuah memoar. Ini adalah sebuah kisah fiksi yang memperoleh banyak masukan dari gambaran kehidupan nyata para geisha di era tahun 1930-an. Meski sebuah fiksi belaka, namun banyak kebenaran di dalamnya, fakta-fakta yang selama ini tersembunyi dalam suatu komunitas kehidupan yang penuh dengan kontroversi serta skandal. 

~ Ohgo Suzuka as Chiyo ~
Tokoh utama dalam kisah ini adalah gadis cilik bernama Chiyo – putri kedua pasangan nelayan miskin Minoru Sakamoto dari pernikahannya yang kedua. Ia memiliki kakak perempuan bernama Satsu yang berbeda usia 7 tahun. Jika Satsu sangat mirip dengan ayah mereka, maka Chiyo mirip sekali dengan ibunya, terutama sepasang mata besar berwarna kelabu transparan, sesuatu yang langsung menarik perhatian dimana sebagian besar warna mata di Jepang adalah gelap atau kecokelatan. Kehidupan Satsu dan Chiyo mengalami perubahan besar, ketika salah satu pengusaha besar di wilayah tersebut, Tuan Ichiro Tanaka bertemu dengan Chiyo secara tak sengaja. Chiyo yang sangat terkesan dengan keramahan serta penampilan Tuan Tanaka, memiliki harapan dan impian, bahwa ia serta keluarganya ‘diadopsi’ oleh Tuan Tanaka. Dan suatu hari, impian tersebut terjadi, Satsu serta Chiyo dipanggil untuk segera menghadap Tuan Tanaka di kota. Tanpa sempat berpamitan dengan sang ibu yang tergolek sakit, hanya mengucapkan sepatah-dua patah kata kepada sang ayah yang tampak semakin sedih dan layu pada hari-hari terakhir, kedua gadis itu segera menemui Tuan Tanaka, yang langsung membawa mereka ke stasiun kereta api, menyerahkan keduanya kepada sosok asing bernama Tuan Bekku yang tampak menyeramkan.

Wednesday, December 12, 2012

Books "THE GREAT GATSBY"



Judul Asli : THE GREAT GATSBY
Copyright © F. Scott Fitzgerald
Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta
Alih Bahasa : Sri Noor Verawaty
Editor : M. Sidik Nugraha
Cover by Altha Rivan
Cetakan I : Oktober 2010 , 612 hlm
[ Review in Indonesia & English ]

Masih ingat dengan kisah Cinderella – tentang putri cantik yang miskin dan tersia-sia, kemudian melalui tangan Ibu Peri kehidupannya dirubah selama semalam dalam sekejab mata ? Nah kisah ini sedikit banyak mengingatkan diriku akan dongeng tersebut. Namun tokoh utamanya seorang pemuda dengan latar belakang sangat miskin, memiliki cita-cita serta Impian tinggi, dan suatu ketika sebuah kesempatan ditawarkan kepada dirinya, untuk merubah hidupnya, jati dirinya, menjadi sosok yang luar biasa. Demi sebuah tekad yang diwarnai oleh rasa Cinta, sang pemuda berani menempuh jalur khusus, dan akhirnya ia tampil sebagai sosok misterius, menarik, terkenal dan sangat kaya. Tapi mampukah ia mewujudkan Impian Utama dalam hidupnya ?

Kisah ini dibawakan dengan gaya narasi melalui tokoh bernama Nick Carraway – pemuda dari keluarga menengah ke atas yang sedang mencari jati diri selepas lulus dari Yale. Perjalanan karir serta penyesuaian kehidupan sehari-hari sebagai lajang yang hidup di sebuah rumah kontrakan, membawa dirinya pada perkenalan sosok bernama Jay Gatsby – pria misterius, tinggal di sebelah rumah kontrakan Nick, di sebuah kediaman bak istana yang sangat mewah dengan pesta pora setiap malamnnya, pesta yang dihadiri berbagai kalangan atas dan selebriti. Anehnya sosok Jay Gatsby justru tetap misterius dan tidak dikenal oleh banyak orang, termasuk para tamu pesta tersebut. Pertemuan Nick dengan Jay – pemuda tampan dan menarik yang ternyata kurang lebih seusia dirinya, membawa Nick pada hubungan rumit antara manusia, penuh dengan kepalsuan dan kemunafikan.

Saturday, November 24, 2012

Books "EAST WIND WEST WIND"



Books “ANGIN TIMUR ANGIN BARAT”
Judul Asli : EAST WIND WEST WIND
Copyright © 1930 by Pearl S. Buck
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Lanny Murtihardjana
Cover by Satya Utama Jadi
Cetakan I : Februari 2009 ; 240 hlm 
[ Review in Indonesia ]

Sebagai penggemar karya Pearl S. Buck – penulis asal Amerika yang memiliki ketertarikan kuat akan akar budaya Asia, buku ini menjadi salah satu target bacaanku, terutama dalam program Reading Challenge Historical Fiction. Namun setelah membaca kisahnya, kali ini penulis lebih berpegang pada adat-istiadat serta budaya kuno bangsa Cina yang bertemu dengan budaya Barat, sedikit mirip kisah kehidupan keluarga Wang (The Good Earth ; Sons ; A House Divided), namun lebih diutamakan kepada lingkup yang lebih kecil tanpa menyinggung soal sejarah serta perubahan politik. Meski demikian, buku yang tidak terlalu tebal ini, mampu memberikan gambaran serta sorotan tajam penulis akan kekangan adat budaya lama Cina di era yang mendekati dunia modern Barat.

[ source ]
Dengan menggunakan gaya penuturan ala buku harian, kisah ini merupakan curahan hati serta pikiran gadis bernama Kwei Lan. Sebagaimana adat Cina, meski ia terlahir dari Istri Pertama sebuah keluarga terpandang, kehidupannya berjalan nyaris tanpa perhatian atau kasih sayang kedua orang tuanya. Sang ibu mencurahkan seluruh perhatiannya kepada putranya – kakak Kwei Lan sekaligus penerus nama keluarga mereka. Sedangkan sang ayah, lebih memilih bersenang-senang dengan berbagai wanita yang dijadikan Selir-Selirnya. Kwei Lan gadis yang anggun, cantik, menarik serta telah mempelajari berbagai pengetahuan serta ketrampilan layaknya wanita terhormat. Maka ketika tiba waktunya, ia dipanggil untuk menikah dengan jodoh pilihan kedua orang tua masing-masing pihak, yang telah ditentukan semenjak ia lahir. 


Wednesday, October 31, 2012

Books "KIM"



Judul Asli : KIM
Copyright © Rudyard Kipling
Penerbit Bentang
Alih Bahasa : Rini Nurul Badariah
Editor : Dhewiberta
Pewajah Sampul : Tyo
Cetakan I : Juni 2011 ; 454 hlm 

[ source ]
Saat melihat daftar nama para pemenang Nobel Prize untuk menjadi proyek ‘Baca dan Posting Bersama BBI Bulan Oktober’ nama Rudyard Kipling menjadi salah satu pilihan selain Pearl S. Buck dan Henryk Sienkiewicz. Berdasarkan asas praduga bahwa tulisan Kipling yang identik dengan ‘Jungle Book’ maka diriku berasumsi novel ini pun juga tentang petualangan bocah laki-laki layaknya Mogli. Ternyata dugaan ternyata benar-benar ..... Salah Besar !! Kim memang tokoh utama yang berwujud anak remaja, namun ini bukanlah bacaan anak --- demikian kata pengantar yang diberikan oleh sang penerjemah di halaman depan. 

Dengan Peringatan Keras (tapi melalui bahasa halus dari mbak Rini) pembaca hendaknya mempersiapkan diri untuk bukan sekedar membaca, karena kisah ini membutuhkan pemahaman dan kesabaran dalam menuntaskan sebuah paragraf ataupun satu halaman. Bukan saja ditulis dengan gaya bahasa serta kalimat yang ‘beranak-pinak’ (sekali lagi meminjam istilah yang digunakan mbak Rini), ciri khas penulisan klasik yang panjang. Selain itu dilengkapi dengan tulisan bergaya prosa liris (mungkin jika dijadikan sebuah sajak, pantun atau puisi akan lebih tepat), benar-benar membuat diriku harus membaca ulang beberapa kalimat, sekedar memahami apa arti sebenarnya (dan masih banyak yang tidak kumengerti hingga akhir kisahnya).

[ source ]
Kim adalah seorang bocah laki-laki yang sering terlihat di antara gerombolan anak-anak gelandangan di kawasan India. Sekilas ia tampak tak berbeda dengan bocah-bocah jalanan lainnya, berkulit gelap, berpakaian lusuh, berbicara dengan bahasa serta dialek setempat. Namun ia sesungguhnya keturunan kulit putih, yang miskin dari yang termiskin. Ayahnya Kimball O’Hara adalah mantan serdadu dari resimen Irlandia, sedangkan ibunya wanita setempat yang meninggal akibat kolera saat Kim baru berusia 3 tahun. Setelah menghabiskan waktunya dengan mabuk dan menghisap candu, Kimball O’Hara akhirnya meninggal sebagai pria miskin di negeri asing, meninggalkan Kim dalam pengurusan orang-orang jalanan. 

Kim adalah bocah yang tangguh dan cerdas. Ia mampu menyesuaikan diri serta berhasil bertahan hidup dalam kemiskinan, menjalaninya dengan riang dan memanfaatkan akal-muslihatnya, hingga memperoleh julukan ‘Sobat Cilik dari Pelosok Dunia’. Hingga suatu hari, didepan Kuil tempat Kim berkumpul dengan teman-temannya, muncul seorang pria aneh yang ingin memasuki Kuil Suci. Pria itu adalah seorang Lama – pendeta dari Tibet yang sedang berziarah. Melalui petunjuk sang penjaga sekaligus Kurator yang merawat benda-benda keramat di dalam kuil. Lama yang bertujuan meninggalkan Roda Kebendaan dan berusaha melengkapi Roda Kehidupan, memperoleh petunjuk bahwa cara terbaik untuk melaksanakan tujuannya adalah menemukan Sungai Anak Panah – tempat dimana Air Terjun Kebijakan mengalir, dan Kebebasan akan diterima saat ia berada di tempat itu.

[ source ]
Kim yang penuh rasa ingin tahu, berhasil mendengarkan percakapan sang Lama dengan Kurator. Ia tahu bahwa pendeta itu akan menelusuri India guna menemukan tempat legenda Sungai Anak Panah. Keyakinan dan keteguhan beliau serta kepolosan dan kejujuran sosok asing ini menggugah semangat Kim untuk mendampingi beliau dalam perjalanan pencarian ‘harta kehidupan’. Kim berhasil meyakinkan sang pendeta untuk mengangkat dirinya sebagai chela – murid beliau, apalagi dirinya sangat mengenal budaya serta kebiasaan masyarakat India, tentunya akan memudahkan perjalanan yang jauh dan tidak diketahui secara pasti keberadaannya. 

Maka berangkatlah sang Lama dengan chela barunya, Kim, menempuh perjalanan darat dengan kendaraan, hewan maupun berjalan kaki. Tanpa bekal khusus, segala kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan minuman mereka dapatkan dari derma orang-orang sekeliling, dengan imbalan doa atau pembuatan jimat yang dipercaya sangat ampuh karena datangnya dari sang Lama yang dianggap sebagai orang-suci. Kim terbukti sangat bermanfaat karena ia memiliki kecerdikan serta keberanian dalam menghadapi berbagai situasi yang tidak menyenangkan, hingga berbahaya. Pertemuan mereka dengan Mahbub Ali – seorang pedagang kuda yang cukup berhasil, membawa mereka semua ke dalam kancah petualangan yang melibatkan mata-mata, penyelundupan, konspirasi dan rahasia negara yang akan memicu peperangan di India. 

Conclusion :
[ source ]
Rudyard Kipling is a classic author, notable by his works of short-stories that shown "a versatile and luminous narrative gift" specially on children literature. So I didn’t expect that his novel also written with the same ‘language of prose and verse’ – it’s beautiful but pretty difficult to digest or understandable as a complete story. Many paragraphs was built based on lyrical prose, so it’s may not to be translate literally as full content. But sometimes, in full page, the dialoque between more than three or four person, becoming one-full-phrase. It’s up to readers to catch the moment or the feeling between character, to understand it’s already change to another person. 

It’s really exhausting to read, so don’t try understanding each phrase. Just go with the flow, enjoy the whole story, especially this is a stories about two people, a very young boy who later become a man, and a very old Buddhiest Priest, who seek the meaning of life. The author also give us a glimpse of what happening inside people’s mind. The setting is in India, country with so many religion, social culture so rich with ancient believe of gods and demonds, the gap so far between the rich and the poor (even there’s level of the poor too), but yet they still life so happily, rejoice and embrace the blessing. People of India so colourful compare with European people (in this stories it’s between British and Russian), but what if this main character was a young British boy that had been raise, feed and living the way peoples of India’s culture ?? If you like novels with deep-thinking like Paulo Coelho, you may even like Kipling much more, because he puts humors and beauty in each phrase, each paragraphs. Every chapter even start with some epigraph, some of them gonna makes beautiful and meaningful quotes.

[ source ]
[ more about this books and all adaptation, just check on here : wikipedia/Kim or Project Gutenberg/Kim  ]   

Tentang Penulis :
[ source ]
Joseph Rudyard Kipling ( 30 Desember 1865 -  18 Januari 1936 ), adalah seorang penulis cerita pendek, puisi dan novelis yang terkenal lewat kumpulan kisah dan puisi tentang serdadu Inggris di India, serta kisah-kisah untuk anak-anak. Dilahirkan di Bombay, India, tepatnya di ruangan Bombay Presidency di Kedutaan Inggris di India, kemudian dibawa kembali oleh keluarga ke Inggris pada usia 5 tahun. 

[ source ]
Kipling lebih dikenal oleh khalayak umum lewat penulisan fiksi, diantaranya : The Jungle Book ( short stories ; 1894 ), The Second Jungle Book ( short stories ; 1895 ), Kim ( novel ; 1901 ), Just So Stories ( short stories ;  1902 ). 

Hampir sebagian besar karyanya berupa kumpulan cerita pendek atau puisi, seperti  The Man Who Would Be King (1888), Mandalay (1890), Gunga Din (1890), The White Man’s Burden (1899) dan If__ (1910), memiliki ciri khas tertentu, indah dan menarik para pembacanya. 

Karena itu beliau disebut sebagai seorang ‘inovator dalam seni cerita pendek’, kisah untuk anak-anak mengangkat segi klasik pada genre literatur ini, terlihat pada karya-karya terbaiknya yang menonjolkan seni narasi yang tidak biasa namun mampu membangkitkan rasa tertarik dan kekaguman pada para pembacanya.  

[ source ]
Kipling merupakan salah satu penulis populer di Inggris dalam bidang prosa maupun kutipan ayat-ayat pada akhir abad 19 hingga awal abad 20. Penulis ternama Henry James bahkan menyatakan : “Kipling adalah seseorang yang kukenal secara pribadi sebagai manusia genius yang sempurna.” Hal ini bisa dibuktikan ketika beliau menerima penghargaan Nobel Prize in Literature pada tahun 1907, sebagai penulis berbahasa Inggris pertama dan peserta termuda yang pernah menerima penghargaan ini. Berbagai penghargaan lain diberikan kepada beliau, termasuk pemanggilan khusus oleh British Poet Laureateship untuk gelar ksatria, yang beliau tolak dengan kerendahan hati.

Perjalanan hidupnya yang sebagian besar digunakan untuk mengunjungi dan bermukim di Afrika Selatan , India, Amerika dan Inggris, membawa keluarganya berpindah-pindah mengikuti pekerjaannya. Karena pergaulannya yang luas di kalangan penulis, bahkan Sir Arthur Conan Doyle merupakan mentor-nya dalam permainan golf --- juga membuat pandangan politiknya berubah seiring dengan perkembangan dunia. Meski banyak mengenyam dunia yang bebas, namun beliau sangat awas dan kritis jika menyangkut kebijakan pemerintahan Kerajaan Inggris serta pengaruh Kerajaan Eropa Lama. Penulis George Orwell bahkan menyebutnya sebagai ‘Nabi Pemerintahan Inggris’.  

[ source ]
Kegigihan beliau dalam dunia politik mengalami perubahan ketika tragedi menimpa keluarganya. Putra sulungnya  John 'Jack' Kipling, meninggal pada usia 18 tahun dalam Perang Dunia I pada bulan September 1915. Rasa duka dan bersalah menghantui Kipling karena ia yang mendorong serta mencarikan jalan untuk memudahkan anaknya turut serta dalam peperangan. John telah berkali-kali ditolak oleh pihak militer karena memiliki ‘cacat’ pada penglihatan (ia harus menggunakan kacamata jika tidak maka tak mampu melihat dengan jelas), namun berkat koneksi Kipling dengan Lord Roberts – komandan British Army dan Irish Guards. John berangkat perang dengan semangat serta idealisme sebagai seorang patriot, dan dalam kurun waktu 2 hari, ia tewas, mayatnya tak dapat ditemukan hingga pada tahun 1992 baru dikeluarkan hasil identifikasi oleh pihak berwenang. Kepedihan Kipling dituangkan dalam puisi berjudul ‘My Boy Jack’ (1916) yang diadaptasi sebagai drama teater di tahun 2004, kemudian serial drama TV pada Agustus 2007 dibintangi oleh Daniel Radcliffe sebagai John ‘Jack’ Kipling. 

~ Poems by Kipling ~
Take up the White Man's burden—
Send forth the best ye breed—
Go, bind your sons to exile
To serve your captives' need;
To wait, in heavy harness,
On fluttered folk and wild—
Your new-caught sullen peoples,
Half devil and half child.
The White Man's Burden
[ source ]
Info selengkapnya tentang beliau beserta karya-karyanya, silahkan kunjungi situs-situs berikut :

Best Regards, 

Friday, September 28, 2012

Books "WHERE WE WERE ORPHANS"



Books “Masa-Masa Kita Yatim Piatu”
Judul Asli : WHEN WE WERE ORPHANS
Copyright © Kazuo Ishiguro 2000
Penerbit : Elex Media Komputindo
Alih Bahasa : Linda Boentaram
Cetakan I : September 2012 ; 416 hlm
Period : 1920 – 1958 | London, Inggris – Shanghai, Cina 

[ source ]
Christopher Banks lahir dan besar di Shanghai, Cina pada awal abad 20. Namun ia menjadi anak yatim piatu pada usia 9 tahun, setelah kedua orang tuanya ‘menghilang’ tanpa jejak. Pihak berwenang mengirim dirinya menyeberangi lautan untuk tinggal dan menetap bersama bibinya di Inggris. Christopher menjalani kehidupan barunya, peradaban serta budaya yang berbeda, dan ia berhasil beradaptasi meskipun tidak masuk dalam kelompok populer. 

Setelah lulus dari Cambridge University, ia menjalani kehidupan baru yang tenang dan santai di kediaman pribadinya, sebuah flat mungil di wilayah Kensington. Pertemuan tak disengaja dengan  James Osbourne – teman lama dari sekolah pada musim panas 1923, memicu serangkaian kejadian yang membawa dirinya berjumpa dengan wanita unik bernama Sarah Hemmings – gadis menarik yang menjadi bahan gunjingan karena perilakunya yang tidak sesuai dengan tradisi kalangan terhormat. 

[ source ]
Pertemuan kedua kalinya dengan gadis ini menimbulkan rasa malu dan amarah pada diri Christopher. Dan ketika tahun berlalu, saat ia berada di puncak karirnya sebagai detektif swasta yang kampiun, Sarah Hemmings justru muncul dan ‘memaksa’ agar ia mau memberikan bantuan untuk memasuki pesta gala kalangan atas, dimana Christopher sudah pasti diundang karena kesuksesannya memecahkan berbagai kasus di Inggris. Christopher tak terlalu memperhatikan perjumpaan tersebut, hingga tiba saat pesta gala diadakan, dan disanalah, di lobby gedung, Sarah menanti dirinya – kunci masuk ke dalam acara eksklusif. Dan Christopher berhasil membalas perlakuaan Sarah dahulu terhadap dirinya, dengan menolak gadis itu di depan umum. 

Insiden memalukan dan tak terlupakan itu semakin terngiang dan merubah hubungan di antara keduanya. Sarah yang penuh dengan tekad, tak pernah mau memperdulikan aturan serta tatanan pergaulan, mampu membawa dirinya memasuki dunia yang diinginkan. Dan Christopher yang tampak telah menjalani kehidupan kalangan atas yang diminati banyak orang, justru mendapati bahwa semua itu semu dan ia tak berminat lebih jauh untuk mengikuti arus pergaulan yang menjemukan. Apalagi diam-diam ia memiliki impian tersendiri, sesuatu yang memicu dirinya hingga memilih profesi sebagai seorang detektif. Christopher berniat mencari tahu keberadaan kedua orang tuanya yang lenyap di Shanghai berpuluh-puluh tahun silam. 

[ source ]
Christopher yang menutup rapat-rapat tentang masa lalunya di Shanghai, mendapati ia mampu bercerita kepada Sarah, yang tertarik dan menaruh minat pada cita-cita Christopher. Dan ketika keduanya terpisah karena alasan yang aneh, keduanya bertemu kembali di Shanghai, saat Christopher akhirnya beranjak mencari tahu sesuatu yang telah ‘mengendap’ di benak. Ia bahkan meninggalkan anak asuhnya Jennnifer ke dalam asrama sekolah, karena ia tak tahu akan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menemukan jejak kedua orang tuanya. Apalagi saat itu Shanghai bagian dari Cina, tengah dalam kondisi perang dengan pihak Jepang. 

Sementara itu Sarah Hemmings telah menikah dengan tokoh kelas atas Sir Cecil Medhusrt – sosok pencetus perdamaian, dan beliau datang langsung ke Shanghai dengan harapan mampu menyelesaikan pertikaian, namun ketrampilan di dunia politik Inggris ternyata tak mampu diterapkan di belahan dunia yang sibuk berperang. Alih-alih Sir Cecil terpuruk dalam perjudian dengan hutang yang semakin menumpuk. Sang istri yang jauh lebih muda dan menarik, yang dulu selalu menjadi kebanggannya, kini hanya sebagai pelampias kemarahan serta frustasi dirinya. 

[ source ]
Christopher yang melihat kondisi kedua pasangan ini, mau tak mau teringat akan situasi yang dialami kedua orang tuanya dulu. Kehidupan rumah tangga yang hangat, berubah karena sang ayah terikat pada perusahaan yang bekerja sama dengan para pedagang opium, sesuatu yang ditentang keras oleh istrinya dalam kampanye anti-opium. Mampukah Christopher memecahkan misteri yang telah terjadi bertahun-tahun silam ? Dan bagaimana ia meyikapi kehidupan pribadinya, terutama menyangkut seseorang yang menarik hatinya sekian lama ?


“...memang benar kau dibesarkan dengan bermacam-macam orang di sekelilingmu. Orang China, Prancis, Jerman, Amerika. Tidak heran kalau menjadi sedikit berdarah campuran. Tetapi itu bukan hal buruk. Kurasa tidak buruk jika anak-anak lelaki sepertimu tumbuh dengan sedikit pengarh di sana-sini. Kita semua mungkin bisa memperlakukan sesama jauh lebih baik. Mengurangi perang, misalnya. Mungkin suatu hari nanti, semua konflik ini akan berakhir, dan bukan karena para politisi hebat atau gereja atau organisasi seperti ini. Tetapi karena orang sudah berubah. Mereka akan menjadi seperti dirimu, Puffin. Lebih seperti campura. Tetapi kenapa tidak? Itu hal yang sehat.”
[ from ‘Where We Were Orphans’ by Kazuo Ishiguro | p. 102 -103 ]


[ source ]
Ini adalah buku pertama Kazuo Ishiguro yang kubaca, meskipun ‘The Remains of the Day’ dan ‘Never Let Me Go’ sudah cukup lama berada di tumpukan buku-buku. Rasa penasaran karena karakter yang berprofesi sebagai deteltif inilah yang membuatku memilih sebagai bacaan pertama karya penulis yang hampir seluruh novelnya masuk dalam daftar “100 Books To Read Before You Die” --- sungguh menggugah rasa penasaran, apa keistimewaan karya-karya beliau.

Alih-alih cerita detektif, kisah ini tentang perjalanan hidup Christopher Banks semenjak kanak-kanak hingga dewasa. Dengan menggunakan sudut pandang pertama, karakter ini mampu menyajikan gambaran situasi yang sedang terjadi. Namun dibutuhkan kesabaran untuk memperoleh gambaran besar karena penulis memilih cara ‘back-in-forward’ melalui berkas-berkas ingatan serta kenangan tokoh utama, sembari ia menjalani kehidupannya. Dengan mengandalkan ingatan masa kecil yang kabur, dan mengambil kesimpulan sesuai nalarnya sebagai orang dewasa, sedikit demi sedikit, mulai terpecahkan berbagai pertanyaan yang mengiringi diriku semenjak halaman-halaman depan. 

[ source ]
Mengambil tema sosial budaya yang berbeda, pertemuan antara Barat dan Timur, tercermin dalam kehidupan Christopher di Shanghai, terutama persahabatannya dengan Akira – anak keluarga Jepang yang juga harus beradaptasi di budaya multi-kultural ini. Penulis mampu menyelipkan konflik-konflik budaya serta tradisi lama, melawan pengaruh modern yang masuk. Bahkan memberikan ketegangan lewat topik perdagangan opium yang mana dibawa oleh bangsa Barat untuk menguasai dan menaklukan bangsa Timur, namun akhirnya kendali tersebut jatuh di tangan bangsa Timur yang mampu mendirikan kerajaan bisnis dunia. 

Cukup menarik kisah dengan ide serta materi yang kompleks, termasuk pandangan politik yang jelas-jelas mencemooh kaum birokrat Barat. Namun ada beberapa hal yang sedikit mengganjal. Jika memang sosok Christopher Banks adalah penyelidik yang brilian, mengapa ia tak mampu menepiskan anjuran sesamanya bahwa misi penyelamatan setelah berpuluh-puluh tahun di tempat kejadian yang menjadi medan perang adalah sesuatu yang absurb bahkan tidak sesuai dengan logika. Perlakuannya setelah berjumpa kembali dengan Akira sebagai musuh, juga menunjukkan seperti orang yang terobsesi dengan Impian yang dibangunnya bertahun-tahun.

[ source ]
I don’t know whether this character means to be ‘naive’ or ‘crazy’ --- well, maybe its up to the reader to decide. But when the final of the searching meets the answers, only silent and peace – something that maybe the answers to many people for their entire life. I close this book with the sweet and calm reaction. So many thing happen on life, sometimes the answers is not what you need to know, sometimes you just enjoy it every moment.  

Tentang Penulis :
[ source ]
Kazuo Ishiguro, lahir di Nagasaki, Jepang pada tanggal 8 November 1954, namun keluarga bermigrasi ke Inggris di tahun 1960. Ia memperoleh gelar BA dari University of Kent di tahun 1978 dan gelar Master dari University of East Anglia untuk creative writing course di tahun 1980. Ia secara resmi menjadi warga negara Inggris pada tahun 1982. 

[ source ]
Beliau merupakan salah satu penulis fiksi kontemporer yang banyak dibicarakan dan diakui dalam dunia penulisan di Inggris, dan karya-karyanya memperoleh banyak sorotan serta penghargaan International. Mulai dari 4 nominasi untuk Man Booker Prize, dan memenangkan salah satunya lewat “The Remains of the Day” pada tahun 1989, hingga kisah ini diangkat ke layar lebar dengan judul sama (1993), dibintangi oleh Sir Anthony Hopkins dan Emma Thompson.  Kemudian anugerah OBE pada tahun 1995, hingga Chevalier de l’Ordre des Arts et des Lettres pada tahun 1998. Pada tahun 2008, The Times menempatkan beliau pada posisi ke-32 dari daftar  50 penulis Inggris ternama semenjak 1945.  

Novel pertamanya ‘A Pale View of Hills’ memperoleh penghargaan Winifred Hotlby Memorial Prize di tahun 1982. Menyusul novel keduanya ‘ An Artist of the Floating World’ yang memperoleh Whitbread Prize di tahun 1986. Kesuksesan novel ke-3 ‘The Remains of the Day’ (1989) disusul dengan rilisnya ‘The Unconsoled’ (1995) dan ‘When We Were Orphans’ (2000). Novel terbarunya ‘Never Let Me Go’ (2005) masuk dalam daftar 100 Novels Inggris terbaik versi Times Magazine, dan diangkat pula ke layar lebar dan rilis September 2010, dibintangi oleh Keira Knightley, Andrew Garfield dan Carey Mulligan. 

Best Regards,