Books “AKHIR SATU
CINTA”
Judul Asli : THE END OF THE AFFAIR
Copyright © 1951 by Graham Greene
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Mala Suhendra & Rosi L. Simamora
Desain & Ilustrasi cover : Dina Chandra
Cetakan II : September 2004 ; 376 hlm
[ Periode 1945-1946 | London, Inggris ]
[ source ] |
Kisah ini tentang seorang penulis bernama Maurice Bendrix, yang karirnya
sedang menanjak pada masa Perang Dunia II di London, Inggris. Yang menjadi
sorotan adalah ‘affair’ yang
dilakukan oleh Bendrix dan Sarah Miles – istri Henry Miles, seorang Pegawai Sipil
Pemerintahan Inggris. Henry Miles adalah sosok pria yang baik, karirnya di
dunia pemerintahan semakin menanjak berkat dedikasinya yang tinggi kepada
tugas. Henry sangat mencintai Sarah, dan senantiasa berusaha memenuhi kebutuhan
dan permintaan Sarah, namun tanpa ia ketahui, Sarah tidak memperoleh apa yang
diinginkan dari sang suami.
Sarah Miles adalah wanita yang lumayan menarik, menikah dengan pria
baik-baik, mapan, dan mandiri, mampu memberikan penghidupan yang layak baginya.
Semula ia mengira itu semua sudah cukup membahagiakan dirinya, namun seiring
dengan perjalanan waktu, Sarah senantiasa merasakan suatu ‘kehampaan’ dalam
jiwanya. Perkenalannya dengan Maurice Bendrix yang karakternya bertolak
belakang dengan Henry, membuat mereka terlibat hubungan asmara terlarang yang
terus berlangsung sekian lamanya tanpa adanya kecurigaan dari sang suami,
hingga terjadi sebuah peristiwa yang merubah segalanya.
[ source ] |
Maurice Bendrix adalah pria yang tak tenang, benaknya senantiasa bekerja
mencari sesuatu, hatinya selalu gelisah akan ketidak-pastian. Ketika ia bertemu
dengan Sarah dan terlibat selingkuh dengannya, pada mulanya ia merasakan suatu
dorongan positif dalam hidupnya. Tapi
lama-kelamaan, dirinya merasa tak puas karena Sarah tak mau meninggalkan Henry
untuk hidup bersamanya. Bendrix terobsesi untuk memiliki Sarah hanya untuk
dirinya, memikirkan Sarah bisa menjalani hidup berbagi dengan orang lain selain
dirinya, sering membangkitkan amarahnya.
Di sisi lain Sarah merasa cintanya untuk Bendrix sudah lebih dari cukup.
Namun dengan cara apapun, tampaknya hal itu tak mampu memuaskan Bendrix. Jika
Bendrix menuntut bukti kesetiaannya dengan meninggalkan Henry, hal itu tak
mampu Sarah lakukan, karena berarti ia harus menyakiti hati Henry. Sarah
seringkali merasa sangat terpojok, apalagi saat intensitas hubungan dirinya
dengan Bendrix semakin meningkat. Dan Maurice Bendrix adalah orang yang
senantiasa berusaha keras mencapai apa yang diinginkannya.
[ source ] |
Kemudian pada suatu saat, Sarah pergi meninggalkan Bendrix. Ia tak pernah
membalas panggilan surat maupun telepon, selalu tidak ada di tempat saat
dikunjungi, Sarah menghilang dari kehidupan Bendrix. Maurice Bendrix patah
hati, kemudian sedih, dan pada akhirnya kemarahannya akibat tindakan Sarah
membuatnya berusaha keras dengan segala cara melupakan wanita itu. Hingga suatu
hari di tengah hujan deras, ia bertemu dengan Henry Miles. Pertemuan keduanya
mengungkap sesuatu akan keberadaan Sarah. Dan Bendrix mencurigai adanya pihak
lain yang terlibat hubungan dengan Sarah, hingga ia meninggalkan dirinya.
Dengan memperalat dan memanfaatkan keprihatinan Henry akan istrinya (yang ia
curahkan kepada seseorang yang ia kira adalah sahabat keluarga), maka Bendrix
menyewa detektif swasta untuk menguntit dan mencari rahasia Sarah.
Maurice Bendrix dipenuhi dengan rasa penasaran, curiga serta kecemburuan.
Ia berupaya melihat kelemahan pada Sarah demi menguatkan dirinya. Namun rasa
cinta serta obsesi yang ada, muncul kembali menyeruak dari pikirannya yang
terdalam. Dan ketika pada akhirnya ia memperoleh jawaban, alasan mengapa Sarah
pergi meninggalkannya, kesadaran akan penderitaan yang dialami Sarah demi
menyelamatkan jiwanya, justru muncul di saat yang tidak tepat ... saat semuanya
sudah terlambat untuk meraih Sarah kembali ke dalam kehidupannya.
[ source ] |
Kesan :
Sungguh sebuah bacaan yang lumayan melelahkan (padahal hanya sekitar 300
halaman), karena gaya penulisan Graham Greene yang sedikit berbeda, meloncat
antara episode satu ke episode lain, penuturan akan pemikiran berupa narasi
dari sudut pandang pertama kemudian meloncat pada pihak ketiga ... butuh waktu
relatif lama, hampir sebulan penuh baru bisa ‘memaksakan diri’
menyelesaikannya.
Dan setelah berusaha mencari tahu tentang latar belakang sang penulis,
barulah diriku mampu merangkai suatu gambaran besar serta ‘meraba’ maksud serta tujuan penulis lewat kisah ini. Kisah
hubungan asmara terlarang antara karakter Maurice Bendrix dan Sarah Miles,
boleh dikatakan merupakan semi-otobiografi kehidupan sang penulis dengan wanita
bernama Catherine Walston. Dan sebagai penganut ‘agnostic’ sebelum beliau menikah dengan Vivien Dayrell-Browning
(yang kemudian menjadi Vivien Greene) yang merupakan pemeluk Katolik
Konservatif, maka banyak dijumpai dalam kisah ini berbagai argumen serta
pemahaman akan keberadaan Tuhan.
Yang cukup menarik saat karakter Sarah Miles yang berusaha mengisi
kekosongan jiwa dengan berbagai cara, mulai dengan berhubungan dengan berbagai
pria, menjalin affair serius, hingga nasib membawanya pada seorang pria
berwajah cacat yang memperkenalkan dirinya akan keberadaan Tuhan. Namun jangan
khawatir akan topik-topik religius, justru dialog-dialog yang terjadi
menunjukkan berbagai ungkapan akan pola pikir yang mendasarkan diri pada logika
semata, sedangkan masalah keyakinan, adalah sesuatu yang tidak mudah dipahami
secara nalar atau logika.
“Pada diri sebagian orang, cinta adalah keinginan untuk memiliki, seperti keserakahan. Bagi yang lain, cinta adalah keinginan untuk menyerah, untuk kehilangan perasaan bertanggung jawab, keinginan untuk dikagumi. Kadang-kadang cinta hanya berupa keinginan untuk dapat berbicara, untuk melepaskan bebanmu kepada orang lain yang takkan pernah merasa bosan.”“Dan kasih kepada Tuhan?” tanya Sarah. “Sama saja. Manusia menciptakan Tuhan menurut citranya sendiri, hingga sudah sepantasnya manusia mencintainya. Masih ingat akan cermin distorsi yang ada di rumah cermin di taman ria ? Manusia pun menciptakan cermin ajaib di mana dia akan melihat dirinya sendiri indah, berkuasa, adil dan bijaksana, sebagaimana pandangan mengenai dirinya sendiri. Lebih mudah mengenali dirinya dengan cara seperti ini dibandingkan melihat melalui cermin distorsi.”
[ from ‘The End of the Affair’ by Graham Greene | p. 203 ]
Maurice Bendrix merupakan karakter yang sedikit banyak mampu
menggambarkan pergulatan pemikiran yang dialami oleh sang penulis pribadi. Tema
ketidaksetiaan serta pengkhianatan merupakan akar dari masa lalu penulis yang
mengalami penyiksaan semasa kanak-kanak, hingga ia harus menjalani terapi
akibat berbagai percobaan bunuh diri. Dan melalui kisah ini pula, tersirat
bahwa meskipun Maurice Bendrix (notabene gambaran sang penulis) tidak
‘mencintai’ Tuhan sebagai umat-Nya yang setia...pada akhirnya melalui jalan
yang pahit, beliau mulai menerima keberadaan Sang Pencipta, yang mampu memberi
sekaligus meminta yang terbaik dari dalam diri manusia : Pengorbanan.
Tentang Penulis :
Henry Graham Greene ( 2 Oktober 1904 – 3 April 1991 ), adalah seorang
penulis asal Inggris yang banyak menghasilkan naskah drama serta ulasan tentang
literatur. Hasil karyanya banyak mengupas tentang moral dan pandangan politik
dunia modern, dan beliau terkenal akan kemampuannya menggabungkan topik serius
dalam literature dengan penyajian yang dipahami dan disukai masyarakat umum.
[ source ] |
Meskipun beliau menolak dengan keras penggambaran dirinya sebagai
‘novelis Roman Katolik’ dan lebih suka disebut sebagai novelis yang memeluk
agama Katolik, tema tentang ajaran Katolik banyak dijumpai sebagai topik dalam
novel-novelnya yang terkenal, seperti :
‘Brighton Rock’ ; ‘The Power and the Glory’ ; ‘The Heart of the Matter’ ; dan ‘The end of the Affair.’ Sedangkan
novel-novel lainnya seperti ‘The
Confidential Agent’ ; ‘The Third man’ ;’The Quit American’ ; ‘Our Man in
Havana’ ; dan ‘The Human Factor’ lebih condong pada topik politik
internasional dan kegiatan spionase.
[ source ] |
Beliau di-diagnosa menderita bipolar disorder, yang mempengaruhi
kehidupan pribadinya maupun karya-karyanya. Namun demikian beliau dikenal
sebagai salah satu penulis yang karya-karyanya banyak diadaptasi ke layar lebar
maupun serial TV. Intenet Movie Database (IMD) mencatat ada sekitar 66 judul
yang dibuat berdasarkan karya-karya beliau sepanjang tahun 1934 – 2010, bahkan
beberapa judul yang sama, diadaptasi lebih dari sekali selama periode tersebut.
'The End of The Affair' telah diadaptasi ke layar lebar pada tahun 1955, dibintangi oleh Deborah Kerr ( Sarah Miles), Van Johnson (Maurice Bendrix), dan Peter Cushing (Henry Miles). Kemudian pada tahun 1999 kembali dibuat dibintangi Julianne Moore (Sarah Miles), Ralph Fiennes (Maurice Bendrix) dan Stephen Rea (Henry Miles), dan aktris Julianne Moore memperoleh nominasi Aktris Terbaik Academy Award atas perannya.
"EVENT POSTING BERSAMA BBI AGUSTUS 2012 tema List 1001 Book to read Before Die"
Best Regards,
kyaaaa....The End of The Affair. Salah satu film favoritku. Jadi pengen nonton ulang. Mba Maria dah nonton kah?
ReplyDeleteCeritanya sama seperti yang dibuku?
Jaid pengen coba baca :D
Haha ... blm nonton :( agak ragu-ragu sama RP alias Lord Voldemort hehe 'man without expression'
Deleteapa karena topik religius-nya itu yg membuat ini masuk dalam list 1001?
ReplyDeletebukan religi sebenarnya, tapi lebih kepada perdebatan antara nalar dan keyakinan, sama seperti pergulatan yang dialami oleh sang penulis sendiri.
Deleteeh ini tentang perselingkuhan? emm.. udah nemu dua buku di list 1001 yang isinya ttg perselingkuhan. -___-
ReplyDelete