[ source ] |
Judul Asli : GIRL WITH A PEARL EARRING
Copyright © Tracy Chevalier 1999
Cover ‘View of Delft’ and ‘Girl
with a Pearl Earring’ by Johannes Vermeer (1632-1675) ; as permitted by
Mauritshuis, Den Haag.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Kathleen
SW
Cetakan I
: Agustus 2003 ; 352 hlm
[ source ] |
[ Period : 1664-1676, Delft, Holland ]
Griet – adalah seorang gadis berusia 16
tahun, yang harus menggantikan posisi keluarganya sebagai pemberi nafkah
semenjak kecelakaan merenggut penglihatan sang ayah sebagai seniman pembuat
keramik. Putra satu-satunya, Frans telah meninggalkan keluarga semenjak usia 13
tahun sebagai pekerja magang di perusahaan keramik sebagai penerus cita-cita
sang ayah. Hanya mengandalkan ‘dana-pensiun’
sang ayah yang kian lama semakin menipis, maka Griet harus menerima pekerjaan
sebagai pelayan di kediaman keluarga Vermeer – sang pelukis terkenal, yang juga
ketua LigaPekerja St. Luke, yayasan pendukung seniman pekerja. Meski dengan
berat hati, Griet sadar tiada jalan lain kecuali menerima pekerjaan yang tidak
diminatinya. Ia segera berkemas, meninggalkan ayah, ibu serta adiknya Agnes
yang baru berusia 10 tahun, untuk tinggal di kawasan pemukiman Katolik kediaman
keluarga Vermeer yang cukup jauh dari kediamannya.
Keluarga Vermeer tinggal di kawasan
Oude Langendijck, Papists’ Corner, yang khusus bagi Kaum Katolik. Chatarina
Vermeer, sang istri dan majikan baru Griet sedang hamil anak ke-6, sehingga ia
tak terlalu memperdulikan keberadaan ke-5 anaknya. Griet langsung menyadari
betapa berat tugas yang diembannya. Dengan 5 anak dan kediaman yang sangat
besar itu hanya ada seorang pembantu utama bernama Tanneke, melakukan semua
tugas dan pekerjaan rumah tangga atas perintah Chatarina atau Maria Thins – ibu
Chatarina. Griet harus segera menyesuaikan diri dengan berbagai pekerjaan berat
sepanjang hari.
[ source ] |
Meski terbiasa melakukan pekerjaan
berat, suasana dalam lingkup kediaman itu hampir tak tertahankan oleh Griet.
Tanneke, yang merasa jauh lebih senior karena ia adalah pelayan Maria Thins
sebelum menikah, memperlakukan Griet bagaikan pelayannya yang harus
menggantikan tugas-tugas berat. Kelima anak Vermeer tidak terlalu mengganggu
Griet, kecuali putri ketiga : Cornelia yang penuh akal licik, tampaknya sengaja
mencari gara-gara untuk mempersalahkan Griet. Cornelia memiliki karakter serta
sifat yang sama dengan Chatarina, dan anehnya keduanya tampak tak menyukai
kehadiran Griet di kediaman mereka, meski tugas yang harus dikerjakan Griet
sehari-hari banyak menolong dan memenuhi kebutuhan mereka.
Kemudian timbul berbagai masalah yang
memicu konflik serta merubah gambaran kehidupan masa depan Griet, dari seorang
gadis polos dengan kecerdasan serta ketajaman rasa seni, menjadi seorang wanita
muda yang terjebak dalam intrik permainan tidak sehat dalam keluarga Vermeer.
Dimulai dengan kesedihan Griet akibat meninggalnya Agnes akibat wabah
penyakit. Kemudian perhatian Johannes
Vermeer yang dirasakan ‘berbeda’ oleh
Griet ketika ia diminta secara khusus membantu proses pembuatan lukisan sang
master, namun secara diam-diam hingga menimbulkan kecemburuan buta dari
Chatarina Vermeer, kebencian Cornelia, serta kedengkian dari Tanneke.
[ source ] |
Ditambah dengan adanya bahaya gangguan
dari Van Ruijven – sponsor utama pembeli lukisan-lukisan Vermeer, yang sudah
terkenal suka ‘mengganggu’ para pelayan hingga hamil. Situasi semakin rumit
saat Pieter – putra pedagang daging langganan keluarga Vermeer menaruh
perhatian lebih terhadap dirinya, bahkan mendekati keluarga Griet, ayah dan
ibunya yang sebatang kara ditinggal oleh anak-anaknya, guna meminta Griet
sebagai istrinya ... sebuah solusi yang dianggap realistis bagi kebanyakan
orang, masalahnya Griet menaruh pengharapan serta ‘hatinya’ pada sosok lain. Sosok yang begitu dekat dengan dirinya
namun sekaligus jauh untuk diraih. Bagaimana akhirnya Griet mengambil keputusan
demi kehidupan masa depannya ?
Kesan :
Buku ini sudah sekian tahun lamanya
berada di dalam tumpukan koleksi yang tak pernah tersentuh apalagi terbuka
pembungkusnya. Namun dengan adanya ‘reading-challenge’
yang kubuat sendiri, bertujuan memulai langkah pengurangan tumpukan buku tak
terbaca, buku ini menjadi salah satu pilihan, dan hasilnya sungguh sangat
menyenangkan. Dan penyesalanku hanya satu, mengapa tidak sejak dahulu kubaca
kisah yang menyentuh ini. Walaupun secara pribadi diriku lebih menyukai ‘The Virgin Blue’ – novel pertama sang
penulis, namun novel kedua ini tak kalah bagusnya. Memanfaatkan sosok pelukis
terkenal Johannes Vermeer, menggunakan latar belakang yang serupa dengan
aslinya, kisah ini memberikan suatu interpretasi yang mengejutkan, ibarat
sebuah analisa serta eksperimen, maka hasilnya luar biasa.
~ Scarlett Johansson as Griet | 2003 ~ [ source ] |
~ Colin Firth as Johaness Vermeer | 2003 ~ [ source ] |
Selain bermain dengan perbedaan prinsip
keyakinan serta pola hidup masyarakat menengah ke bawah serta menengah keatas
(yang banyak terjadi pada era tersebut di kawasan Eropa), penggambaran setiap
karakter, protagonis maupun antagonis sedemikian kuatnya, namun anehnya justru
menghidupkan kisahnya ini. Penulis mampu memberikan kesan yang
bertolak-belakang pada masing-masing karakter, padahal tema ataupun tujuannya
sama. Sebagai contoh perilaku Griet saat harus berhadapan dengan Tanneke yang
keras kepala, Chatarina yang moody, Cornelia yang licik, bahkan dengan
Johanness Vermer yang selalu mengambil
langkah ‘tersembunyi’ atau Pieter yang blak-blakan, semuanya bersifat sama,
tidak pernah menyerah, namun terkesan berbeda. Penggunaan karakter Griet
sebagai narator sangat menunjang peran penulis sebagai ‘dalang’ di belakang
layar yang menggerakkan para pemain untuk menyajikan suatu tayangan yang mampu
memutar-balik perasaan para penonton (atau dalam hal ini para pembaca).
Conclusion :
~ Girl with a Pearl Earring by Johannes Vermeer | 1665 ~ [ source ] |
After reading ‘The Virgin Blue’ , I was expecting more on the stories which have
been gave so much attention since the first release at 1999, then become New
York Bestseller on January 2000, sold over two million copies in 36 languages.
And it was amazing !!! The idea was very simple, about strange relationships on
Vermeer Family, then came along a young girl as a servant, but then she gets
more attention than lady of the house, not a good one, makes the intensity of
human-relationship on the house rising, each one going to another direction,
nobody care about anybody else than their self-ignorance.
[ source ] |
[ source ] |
What I really admire, the author can
build this stories based on the painting with the same title by Johannes
Vermeer – famous Dutch painter who also take a part as the main character on
this stories. The main character Griet – was a very young girl, tried living
the life like ordinary people at her village, but she have big passion and
dreams deep inside her mind, being ‘dormant’ until she sees something ---
something that can unlease the free spirit inside her. Through his master, his
art work, between the process, this very young soul thinks she finally find her
soul-mate. But when she gave everything to him, her heart and soul, that wasn’t
enough for him, because that man was indeed a great artist who only had one
thing in his mind : his work, and nothing else matter.
[ source ] |
If you expect some scandalous stories,
well you may have it, but not like you ever imagine. The authors choose to
write an unique and very intense relationship between the painter and the model
through the process until the final art-work. Using Griet character as narrator,
you can imagine and feeling the happiness side by side with sadness, caring
against selfishness, also love and
hatred. From beginning until the end of the stories, the complexity and the
simpleness just like two-pairs of heart, cannot be separated from each others. It was Awesome (^_^)
[ source ] |
Tentang Penulis :
Tracy Chevalier, lahir
pada tanggal 19 Oktober 1962 di Washington, DC. Setelah memperoleh gelar B.A in
English dari Oberlin College, beliau
pindah ke Inggris pada tahun 1984, dimana selama beberapa tahun kemudian bekerja
sebagai editor buku referensi. Pada tahun 1993, beliau meninggalkan pekerjaan
tersebut dan meneruskan pendidikan untuk gelar M.A di bidang penulisan kreatif
selama setahun penuh di University of East Anglia, di bawah bimbingan novelis
Malcolm Bradbury dan Rose Tremain.
[ source ] |
Karirnya dimulai dengan novel pertama ‘The Virgin Blue’, namun ia lebih
dikenal lewat novel keduanya ‘Girl with a
Pear Earring’ – yang ditulis berdasarkan lukisan Johannes Vermeer. Kisah
ini telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama dan memperoleh 3
nominasi Academy Award di tahun 2004. Menyusul novel ketiga ‘Falling Angel’ dan keempat ‘The Lady and the Unicorn’ yang bertema
young adult. Dan novel kelima ‘Burning
Bright’ , yang dipublikasikan pada Maret 2007, kisah tentang 2 orang anak
yang menjadi tetangga William Blake di London 1792. Novelnya yang terbaru
berjudul ‘Remarkable Creatures’ –
dibuat berdasarkan kehidupan kolektor fosil asal Inggris pada abad 19 bernama
Mary Anning.
Saat ini beliau menetap di London,
Inggris bersama suami dan putranya. Untuk mengetahui tentang beliau silahkan
kunjungi situs resminya di : Tracy Chevalier atau kontak beliau di @TracyChevalier atau berkunjung ke situs Girl with a Pearl Earring atau situs GWPE Movies
Additional Facts :
~ The Geographer by Johannes Vermeer | 1668 ~ [ source ] |
Johannes Vermeer ( 31
Oktober 1632 – 15 Desember 1675 ), adalah pelukis terkenal asal Belanda, dengan
spesialisasi lukisan yang menggambarkan adegan kehidupan masyarakat kelas
menengah. Meski karya-karyanya mendapat respons bagus dari khalayak, namun
beliau tidak pernah digambarkan sukses dalam kehidupan pribadinya. Kebiasaannya
untuk menghasilkan sebuah lukisan dalam waktu yang sangat lama, dengan
menggunakan bahan-bahan khusus yang sangat mahal dan sulit ditemukan terutama
untuk warn-warna dalam lukisannya, membuat dirinya memperoleh label ‘pelukis
yang kurang produktif’ ---dan hal ini berpengaruh pada kondisi keuangannya,
sehingga saat beliau meninggal, meninggalkan sejumlah hutang dalam jumlah besar
kepada istri serta anak-anaknya.
~ The Milkmaid by Johannes Vermeer | 1658 ~ [ source ] |
Dibesarkan dan dibaptis sebagai pemeluk
Protestan Reformasi, namun berpindah menjadi pengikut Katolik saat menikah
dengan Catharina Bolones, terutama karena pengaruh ibu mertuanya : Maria Thins
– yang memiliki kekayaan lebih dari cukup pada masa itu. Meski demikian banyak
yang berspekulasi bahwa beliau tidak terlalu ketat dalam pemahaman sebagai
pemeluk Katolik tulen. Bahkan saat beliau meninggal, jenazahnya dimakamkan di
wilayah Gereja Protestan Kuno. Berbagai karyanya yang masih disimpan dan
dinikmati oleh khalayak pecinta seni, merupakan lukisan potret yang mampu
menangkap ‘nuasa hidup’ dari kehidupan era tersebut, lewat keindahan serta
permainan warna-warna yang berani.
Best Regards,
Aku sih tetap paling suka karya Chevalier yang Girl with Eearl Earring ini. Nomor dua Lady & the Unicorn, terakhir baru Virgin Blue (baru baca 3 bukunya).
ReplyDelete*skimming review*
ReplyDeletembak maria,
kalau suatu saat ketemu buku ini (lagi) mohon info ke saya yaah :D