WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Showing posts with label Daniel Altieri. Show all posts
Showing posts with label Daniel Altieri. Show all posts

Monday, April 2, 2012

Books "THE COURT OF THE LION" ( part II )


Judul Asli  : THE COURT OF THE LION ( book 1 )
Penerbit Serambi
Alih Bahasa : Fahmy Yamani
Editor : Adi Toha
Cetakan I : Februari 2012 ; 588 hlm

Sinopsis :
Kehidupan dalam keluarga kerajaan Tang berjalan dengan damai. Sang Kaisar Minghuang yang dicintai rakyat, menjalankan pemerintahan dengan adil serta penuh kemurahan hati, dengan bantuan para pejabat dan para ahli negara yang setia pada kerajaan. Didampingi oleh Permaisuri Wang yang cantik, lemah-lembut dan sangat dicintainya, serta anak-anak dari selir yang lain, terutama dari Putri Wu yang memiliki ‘tingkat kesuburan tinggi’ sehingga mendapat gelar Istri yang Paling Disayangi.

Kesan keluarga damai, rukun dan bahagia hanya tampak di permukaan. Sang Permaisuri yang tak kunjung hamil, senantiasa resah dengan keinginan untuk memiliki keturunan sendiri. Ia merasa iri dengan kondisi Putri Wu, sehingga akhirnya memutuskan meminta bantuan Ming Wu – wanita yang dikenal memiliki kemampuan gaib, untuk membantunya hamil. Sebagaimana rahasia yang ditutupi, akhirnya hal itu terbongkar, dan Putri Wu yang berperan dalam ‘membocorkan’ rahasia tersebut kepada kaisar, menyebabkan turunnya perintah untuk menurunkan derajat sang permaisuri dan membuangnya ke tempat pengasingan.

Mantan permaisuri Wang, derajat keluarganya sebagai pengabdi setia kerajaan diturunkan menjadi rakyat biasa, meski tetap diberi kelengkapan dan kemewahan di tempat pembuangan, hatinya telah kosong karena suami terkasih tak mau menerima dirinya. Saat ia tahu bahwa kehamilan telah terjadi, kondisinya dalam pembuangan. Tak kuat menahan penderitaan batin, ia keguguran tanpa ada yang mengetahui kondisinya yang hamil muda. Tak ada lagi yang menjadi pegangan hidup, maka ia memutuskan mengakhiri hidupnya di depan altar kuil keluarga.

Kematian istri dan kekasih tercinta, membuat Kaisar Minghuang bersalah, ia tak tega membuang istrinya, namun desakan serta khawatir atas pandangan negatif atas dirinya, membuatnya mengambil keputusan tersebut alih-alih menghukum mati istrinya, meski pada akhirnya beliau juga memilih kematian sebagai jalan berikutnya. Belum sempat ia menyelesaikan kedukaan, kematian baru menimpa putra mahkota terkasih, Pangeran Ying, diduga bunuh diri, padahal usianya belum genap 17 tahun.

Berbagai tragedi yang terjadi membuat kaisar terpuruk dalam kesedihan, tak mau menjalankan rutinitas serta kewajibannya sebagai pemimpin kerajaan, memilih menyerahkan segala keputusan kepada para pejabat berwenang, terutama kepada perdana menteri Li Lin-Fu. Tiada satu pun kegiatan maupun seseorang yang mampu menghibur beliau, yang memilih mengurung diri dalam kamar, menegak ‘obat-tidur’ yang membuatnya melayang, lupa akan kenyataan dan penderitaan yang dialaminya.

Sementara itu kondisi Putri Wu juga berubah drastis, ia yang melaksanakan perintah pembunuhan putra mahkota, harus menelan kekecewaan karena kaisar tidak beralih kepada dirinya sepeninggalan permaisuri Wang. Bahkan putranya, Pangeran Li Mao sebagai penerus dan pengganti kedudukan putra makhota, justru menolak dengan tegas kedudukan tersebut. Ditambah dengan gangguan hati nurani karena sebenarnya Putri Wu bukanlah orang yang mampu bersikap kejam, ia akhirnya menjadi gila karena terus-menerus memimpikan Pangeran Ying yang tewas mengenaskan.

Dan akhirnya dalang di balik layar berbagai tragedi tersebut, Perdana Menteri Li Lin-Fu yang telah mengatur agar Putri Wu seakan mendapat ‘inspirasi’ dari kisah-kisah yang secara rahasia ditulis di dalam sutra berbentuk hiasan bunga yang dikirim ke kediaman Putri Wu, membuatnya merencanakan pembunuhan putra mahkota, agar dirinya dapat bersekutu dengan Putri Wu sebagai keluarga keturunan Ratu Wu yang berkuasa (satu-satunya Ratu Wanita yang terkenal memegang kekuasaan terlama sepanjang dinasti Cina dengan tangan besi) dan membuat tatanan pemerintahan yang baru dan kuat. Meski tidak semua rencananya berjalan mulus, namun pada akhirnya Li Lin-Fu mampu merebut secara halus kendali pemerintahan di saat kaisar tidak mau menjalankan roda pemerintahan.

Di luar kerajaan, bangsa Han keluarga Yang sebagai keturunan terhormat, mengalami perpecahan karena salah satu kerabat justru memilih mengejar ketenaran dan kedudukan, dan diantara keturunannya, empat wanita bersaudara yang justru berambisi menempati status sosial tertinggi, nantinya akan menjadi suatu kenyataan, mereka berempat akan mendapat gelar Putri Chin, Putri Han, Putri Kuo dan Istri Tersayang Sang Kaisar. 

Di luar wilayah kekuasaan kerajaan, terlahir sebagai suku Sogdia, peranakan yang tidak terlalu diterima di lingkungannya, memilih berkelana dan mengembara dari satu suku ke suku lain, sebagai pencuri dan mempelajari berbagai pengetahuan dan keahlian, sosok An Lu-Shan yang besar, kasar, tidak bisa membaca maupun menulis dengan baik, hanya memiliki satu ambisi dan Impian besar : bahwa ia akan menikmati kehidupan mewah, status serta posisi tinggi …dan jalan hidupnya berbenturan dengan berbagai kendala, namun ia dengan kuat dan penuh tekad bangkit mencoba segala cara guna lebih maju daripada kondisi sebelumnya. Dan perjalanan panjang yang ditempuhnya mulai membuahkan hasil, ia dipanggil ke ibukota, mengabdi di dalam kerajaan …

Ketiga unsur yang berbeda latar belakang serta asal-usul kemudian menyatu dalam lingkungan kerajaan Tang, masing-masing berusaha mewujudkan Impiannya, saling menarik-mendorong demi kepuasan pribadi dan harga diri, tanpa memperdulikan berapa banyak korban yang terjadi sepanjang perjalanan mereka …

Best Regards, 
* HobbyBuku * 

Judul Asli : THE COURT OF THE LION ( book 2 )
Penerbit Serambi
Alih Bahasa : Fahmy Yamani
Editor : Adi Toha
Cetakan I : Februari 2012 ; 504 hlm

Sinopsis :
Kao Li-Shih berhasil membangkitkan kaisar Minghuang dari keterpurukkan dengan mendatangkan Yang Kuei-Fei, yang segera mendapat gelar Istri Tersayang. Tapi minat akan menjalankan kembali pemerintahan Kerajaan Tang masih terhambat, karena sang kaisar masih menolak untuk turun tangan langsung seperti dahulu kala. Beliau sudah cukup nyaman dengan adanya Perdana Menteri Li Lin-Fu yang mengambil alih ‘beban dan keruwetan’ kerajaan dari tangannya. Maka beliau memuaskan diri dengan keberadaan Istri Tersayang serta hiburan berbagai permainan yang senantiasa diadakan oleh kakak-beradik Yang.

Kakak-beradik Yang sudah terkenal sebagai wanita-wanita cantik yang suka berdandan dengan selera dan gaya aneh namun menarik, dengan berbagai hiasan dan permata mahal. Tapi yang paling mereka sukai adalah kebebasan dalam istana, bermain musik, mengadakan drama, atau permainan dengan sang kaisar. Dan kehadiran sosok asing An Lu-Shan, segera menarik perhatian ketiga wanita itu. Tidak lama bagi mereka utuk terlibat dalam proyek merubah An Lu-Shan dari sosok kikuk dan berkesan ‘barbar’ menjadi sosok yang bisa diterima oleh kalangan atas, terutama diterima oleh sang kaisar.

An Lu-Shan yang mengalami perubahan drastis dalam hidupnya, mulai dari kepala perompak, naik menjadi pimpinan pasukan perbatasan, hingga mendadak menjadi sebagai Gubernur Wilayah, dan dipanggil menghadap ke Istana. Sungguh sebuah Impian yang menjadi kenyataan, meski demikian  ia tetap waspada dalam menjaga rahasia-rahasia yang dalam sekejap dapat merubah posisinya ke dalam bahaya. Dan sungguh di luar dugaan, ia mampu menarik perhatian ketiga putri tercantik di kerajaan dan menjalin persahabatan dengan mereka. Dengan sikap masa bodoh, rasa humor yang mampu menertawakan diri sendiri, ia bisa mendekati wanita-wanita cantik yang juga sangat cerdas, terutama Putri Kuo yang menarik perhatian An Lu-Shan secara pribadi. 

Tentu saja tidak semua pihak menyambutnya dengan tangan terbuka. Kepala Kasim Kao Li-Shi yang tak pernah menaruh kepercayaan pada suku asing, mampu menyembunyikan kecurigaannya, meski ia tetap mengumpulkan berbagai informasi lewat jaringan mata-mata para kasim yang disebut Sensorat. Alasan utama Kao Li-Shi mengawasi An Lu-Shan bukan hanya karena ia berasal dari suku Asing yang mendadak menempati posisi dan status strategis, tapi terutama karena di balik setiap tindakan An Lu-Shan, membayang sosok Li Lin-Fu. Kecurigaan Kao Li-Shi semakin kuat semenjak ‘menghilangnya’ menteri  penyair Chang Chiu-Ling justru di saat ia hendak menyerahkan bukti bahwa putra mahkota tewas terbunuh bukan bunuh diri sebagaimana disimpulkan oleh semua orang. Dan yang berperan dalam memindahkan posisi Chang Chiu-Ling di tempat terasing adalah sang perdana menteri.  

Selain Kao Li-Shi, sepupu tersayang kakak-beradik Yang, Yang Kuo-Chung yang dipanggil menghadap Putri Kuo (segera setelah ia menerima gelar kebangsawanan tersebut) dan menempati posisi bagus di kerajaan – sangat terganggu melihat kehadiran An Lu-Shan yang hampir setiap hari berada bersama para wanita Yang serta sang kaisar. Dan yang membuatnya semakin tidak suka, ternyata Putri Kuo justru menyukai gaya rayuan gegabah yang diberikan An Lu-Shan kepadanya. Maka tidak diherankan jika kedua pihak yang sama-sama tidak menyukai kondisi tersebut, Kao Li-Shi dan Yang Kuo-Chung akhirnya bekerja sama untuk menjaga keselamatan kerajaan dan Putra Langit dari ancaman konspirasi yang akan atau sedang berlangsung antara Li Li-Fu dan An Lu-Shan.

Kao Li-Shi yang berhasil ‘unjuk-gigi’ pada sidang pagi dimana utusan Li Lin-Shu berusaha secara halus mengisyaratkan perintah militer serta kendali kekuasaan, mendapat perlawanan dari Li Lin-Shu yang memanfaatkan kotak-kotak saran peninggalan mendiang Ratu Wu, kotak-kotak rahasia yang berisi keluhan-keluhan anonymous (tanpa nama) yang digunakan untuk menyerang Sensorat – jaringan mata-mata para kasim yang selama ini mendapat dukungan Kaisar. Bahkan pengangkatan Yang Kuo-Chung sebagai asisten Perdana Menteri menggantikan Jenderal Niu Hsien-Ko yang tewas akibat jatuh dari kuda saat mabuk berat – justru semakin memicu tekad Li Lin-Shu untuk bergegas menyingkirkan semua yang menghalangi rencananya. 

Sementara para suku-suku Asing sedang bersiap-siap memperkuat pasukan mereka, bukan hanya untuk mempertahankan diri dari serangan bangsa Han, tapi juga memeperluas kekuasaan mereka. Maka di dalam bangsa Han sendiri perpecahan tak bisa dielakan. Situasi dalam lingkungan Kerajaan bagi mereka yang jeli mengamati, akan melihat di balik segala kata-kata yang sopan, diantara perintah-perintah rutin yang diberikan, terungkap kebencian, kemarahan, kecemburuan, keserakahan, ketakutan antara pribadi-pribadi yang tampak berkuasa.

Li Lin-Fu senantiasa dipenuhi ketakutan akan musuh-musuh yang akan membalas dendam sehingga setiap malam ia akan tidur di tempat yang tidak pernah diketahui siapa pun, melalui jalan-jalan rahasia yang dibangun di istananya yang luas, namun penuh dengan jebakan serta ruangan yang mampu berganti tempat setiap saat. Selain itu kondisi kesehatannya semakin menurun, tidak sesuai dengan rencananya yang hendak hidup abadi demi kelangsungan cita-cita mewujudkan suatu bangsa yang lebih besar dan berkuasa.

Kao Li-Shi memastikan diri serta jiwanya untuk mengabdi pada sang Putra Langit, namun akhir-akhir ini ia sangat cemas karena beliau tak mau mendengarkan berbagai saran dan nasehat yang diberikan, hanya mengejar kenikmatan dan kenyamanan, sedangkan marabahaya yang mengancam kelangsungan kerajaan semakin mendekat.

Kaisar Minghuang mendapati dirinya memperoleh kembali kebahagiaan serta keceriaan dengan masuknya Istri Tersayang bersama saudari-saudarinya. Akan tetapi ada saat-saat dimana ia merasakan suatu kehampaan, bahwa orang-orang di sekelilingnya mulai bertindak tanpa memandang dirinya : Sang Putra Langit, Kaisar Yang Dicintai…bahkan Istri Tersayang mulai berani mempertanyakan dirinya.

Yang Kuei-Fei sang Istri Tersayang, satu-satunya wanita yang diakui dan dicintai kaisar, berhak menempati posisi terhormat setelah mendiang Permaisuri Wang. Ia adalah wanita yang bukan saja cantik, menarik, juga pandai terutama dalam bidang seni yang sangat disukai oleh kaisar. Namun ketika kaisar mulai menaruh perhatian kepada selir yang bukan saja perawakannya tidak sebagus dirinya, namun juga cukup bodoh dan lamban, maka ia harus meluruskan kedudukannya pada sang kaisar. Pilih dirinya sang Istri Tersayang atau selir bodoh yang tidak sebanding dengan dirinya. Sang kaisar tentu saja memilih dirinya … setidaknya begitu janji yang diucapkan, tapi mengapa ia justru mendapati kaisar berbohong dan marah kepada dirinya ? Tak ada jalan lain bagi Istri Tersayang, ia harus keluar dari Istana, kembali ke keluarganya, karena ia tak mau harga dirinya diinjak-injak. Dan kehebohan segera terjadi saat pertengkaran kedua pasang pria dan wanita yang masing-masing merasa dirinya pada pihak yang benar ….   

Best Regards,
* HobbyBuku * 

Books "THE COURT OF THE LION" ( part I )


Judul Asli : THE COURT OF THE LION
Copyright © 1989 by Eleanor Cooney & Daniel Altieri
Penerbit Serambi

Kesan :
Kisah sejarah tentang kerajaan Cina selalu membuat diriku terpesona, terutama penggambaran tentang kehidupan dibalik gemerlap dan pameran kekayaan berbagai pihak, muncul berbagai intrik dan konflik yang timbul dari akibat keserakahan, keegoisan, ketamakan, serta rasa takut yang senantiasa membayangi kehidupan orang-orang di dalamnya. Peperangan antara ‘orang-orang baik’ dan ‘orang-orang jahat’ selalu ada, memenuhi berbagai kalangan, pergantian generasi serta peralihan dinasti satu ke dinasti berikutnya. Jika ditanya dimanakah kebenaran akan problema yang menjadi pokok permasalahan sehingga menimbulkan peperangan dan perebutan kekuasaan silih berganti, maka bukan hanya satu jawaban yang akan muncul, tapi berbagai versi akan ‘kebenaran’ yang timbul ke permukaan, menjadi tonggak penulisan sebuah sejarah akan era baru kebangkitan suatu bangsa. Sebagaimana sejarah-sejarah lain juga ditulis dan diceritakan, mengalami berbagai perubahan serta perombakan sesuai dengan kepentingan pribadi sang penulis.

Untuk kisah berikut yang akan kubagikan, penulis berusaha menampilkan beberapa fakta yang tercatat dalam era pemerintahan dinasti Tang pada abad ke delapan (sekitar 738 M menurut penanggalan Barat) tepatnya pada masa pemerintahan Tang Minghuang yang juga dijuluki Kaisar Cemerlang dari Dinasti Tang. Pada masa tersebut perekonomian  stabil dan hasil pertanian mampu mencukupi kehidupan masyarakat, dunia pengetahuan teknik serta seni budaya dan artistik mengalami perkembangan yang menarik akibat pengaruh-pengaruh luar. Perluasan wilayah kekuasaan hingga mencakup di Asia Tengah sampai Vietnam, membawa kemakmuran tersendiri bagi beberapa pihak. Sementara rakyat menikmati juga menikmati kemurahan hati Kaisar lewat keringanan beban pajak, pihak-pihak yang makmur juga semakin menimbun kekayaan, kedamaian dan kemakmuran yang tampak di permukaan menyembunyikan gejolak serta riak-riak pemberontakan dari suku-suku di luar wilayah kekuasaan bangsa Han dan tentunya pertentangan serta perebutan kekuasaan di dalam pemerintahan Dinasti Tang yang termahsyur. 

Ini bukanlah sekedar pelajaran sejarah belaka, namun sebuah kisah tentang manusia dalam pencarian jati diri serta menghadapi berbagai pergolakan batin untuk mencapai Impian masing-masing. Dengan latar belakang sejarah yang menarik,  penggambaran karakter-karakter yang bervariasi dengan berbagai keganjilan dan keanehan yang ada, percampuran antara pemikiran logika dan pengetahuan modern dengan kepercayaan akan hal-hal yang berbau mistis-gaib, membuat novel yang dibagi dalam trilogi menjadi bacaan yang sangat menarik sekaligus membuat penasaran. Karena penulis membuat dalam format pendek-pendek, ibarat puisi sastra Cina Kuno yang terbagi dalam beberapa bagian, maka untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dari kisah ini, sebagai pembaca kita harus sabar menelusuri halaman demi halaman, bab demi bab. Ditambah dengan penggunaan seting waktu yang terkadang ‘flash-back’ mundur pada waktu lampau, bahkan terkadang justru ‘flash-forward’ maju beberapa waktu ke masa depan, ibarat melihat potongan-potongan puzzle, maka kumpulkan semua potongan, susun satu demi satu, maka terbentuklah gambaran nyata serta jawaban dari berbagai misteri serta teka-teki yang terbentuk dalam benak saat membaca kisah ini. Enjoy It and Have Fun!

Guna membantu memahami kisah ini, kuberikan beberapa gambaran tentang Karakter-Karakter yang berperan penting di dalamnya : 

An Ching-Hsu : putra sulung An Lu Shan, cerdas dan pemberani, memiliki watak dan kejujuran yang lebih baik daripada ayahnya, tapi tidak mampu melawan tindakan ayahnya yang cenderung temperamental. 
----------
An Lu-Shan : berasal dari suku Sogdia, karena merupakan peranakan (hasil pernikahan campuran) perawakannya menjadi tinggi besar dengan kecerdasan tersendiri. Memiliki ambisi tinggi dan bersedia menempuh segala cara guna mewujudkan keinginannya, meski tidak bisa membaca dan menulis dengan baik, ia mampu berbicara dalam berbagai bahasa suku yang berbeda, kecerdikan untuk mempelajari kemampuan dan kebiasaan berbagai suku, membuatnya bukan hanya mampu bertahan hidup, mulai dari pencuri kecil, perompak, hingga menjadi budak kepercayaan pejabat kerajaan Tang, dan akhirnya memasuki wilayah kekuasaan dalam kerajaan Tang, berkonspirasi dengan Perdana Menteri Li Lin-Fu, berteman dekat dengan ketiga saudari Istri Kesayangan Kaisar, dan menjadi ‘putra-angkat’ Kaisar Tang.
----------
A Pu-Ssu : perwira tangan kanan An Lu-Shan di bawah pimpinan Li Shih-Chi, sangat pemberani sehingga ia pun berani menentang perintah An Lu-Shan yang dianggap gila dan membahayakan nyawa pasukan.
----------
Chang Chiu-Ling : semula ia adalah menteri penyair dan negarawan kerajaan Tang, tapi ketika ia menemukan suatu rahasia yang menunjukkan bahwa kematian putra mahkota Ying merupakan pembunuhan, sebelum ia sempat membawa buktinya kepada Kao Li-Shih, ia ditangkap, dijebak, dan diasingkan ke Pulau Hainan atas perintah Li Lin-Fu : otak di belakang layar yang bertujuan mengambil alih kendali pemerintahan Kerajaan Tang.
----------
Jenderal Feng : jenderal paruh-baya yang memiliki ikatan dekat dengan keluarga kerajaan. Meski seorang kasim (sdh dikebiri) dan memiliki cacat kaki, namun ia sangat gagah dan tangkas dalam pertarungan bahkan menjadi orang kepercayaan serta guru pribadi Putra Mahkota Ying dan Pangeran Kedua Mao.
----------
Kao Li-Shih : kepala kasim istana, orang kepercayaan dan teman dekat kaisar yang selalu berusaha mencari jalan agar beliau bahagia serta kembali memegang kendali pemerintahan, yang diwaspadai olehnya secara perlahan diambil alih oleh Li Lin-Fu. Kao Li-Shih berpendapat bahwa status dan posisi harus sesuai dengan warisan yang dibawa secara turun-temurun dalam kerajaan, sedangkan Li Lin-Fu yang bertingkah-laku justru kebalikan dari kebiasaan para pejabat dan bangsawan terhormat, dengan memperkuat kekuatan militer dan bersekutu dengan suku Asing, dianggap oleh Kao Li-Shi sebagai musuh nomer satu yang akan merusak tatanan pemerintahan Kerajaan Tang.
----------
Li Chu-Erh : pelayan pribadi An Lu-Shan, yang dipaksa menjadi kasim oleh sewaktu kecil, sangat membenci An Lu-Shan dan menyimpan pengetahuan akan rahasia-rahasia majikannya sebagai senjata untuk membalas serta membebaskan diri dari kungkungannya.  
----------
Li Lin-Fu : perdana menteri kerajaan Tang, tidak bisa membaca dan menulis (kemungkinan semacam disleksia) tapi jenius soal angka-angka hingga mampu membuat suatu perhitungan (numerologi) sebagai panduan dalam pembelajaran maupun pekerjaannya. Sangat mementingkan detil dan percaya pada keberuntungan angka-angka serta pertimbangan berdasarkan logika. Menganggap rendah orang yang terlalu percaya pada dewa-setan-tahayul dan kelemahan fisik serta mental. Ia lebih menghargai orang-orang yang mampu bangkit dari kondisi buruk dan memperjuangkan Impiannya, terutama orang-orang yang cerdas dalam pemikiran maupun tindakan. Membenci kaum sastrawan yang dianggap melemahkan mental dengan tulisan serta propaganda tanpa ada tindakan nyata. Tidak menyukai kaum bangsawan yang hanya bisa menimbun harta tanpa tahu cara memanfaatkannya, selain untuk berpesta dan hura-hura. Beliau juga mendidik semua anaknya, termasuk para wanita untuk belajar, menempuh pendidikan, tidak pernah mau memaksakan adat pernikahan paksa bagi anak-anak gadisnya, kecuali mereka sendiri yang mau melakukannya. Ia memiliki visi bahwa kemajuan Kerajaan hanya bisa ditempuh dengan menaklukkan suku-suku Asing dengan segala cara (mengadu-domba, membinasakan, bahkan bekerjasama dan memperalat siapa saja), bukan dengan duduk diam menikmati posisi dan kekuasaan.   
----------
Li Shih-Chih : seorang Jenderal Cina dan sastrawan yang setia pada kerajaan. Menaruh belas kasihan pada An Lu-Shan saat ditangkap bersama gerombolan perompak, membebaskan dirinya, dijadikan budak kemudian diangkat sebagai orang kepercayaan yang memimpin pasukan melawan musuh di luar perbatasan. Tapi kebaikan hatinya justru menjerumuskan kehidupan keluarganya, saat ia digeser dari posisi sebagai Gubernur Wilayah Ping Lu oleh Li Lin-Fu, digantikan oleh mantan budaknya : An Lu-Shan.
----------
Lu Pei : kasim pemula yang belajar dalam bimbingan Kao Li-Shih, mampu beradaptasi dengan cepat dan cerdas dalam mengumpulkan berbagai informasi yang berguna bagi sang mentor.
----------
Minghuang ( juga dipanggil Hsuan-Tsung ) : kaisar Dinasti Tang, murah hati dan memiliki jiwa seni yang tinggi. Sangat mencintai sang Permaisuri Wang sehingga menjadi terpuruk saat tragedi pengusiran dan tewasnya sang permaisuri, ditambah dengan tewasnya sang putra mahkota, sehingga beliau mengurung diri, membiarkan kendali pemerintahan diambil alih oleh Li Lin-Fu, hingga Kao Li-Shih yang senantiasa menjaganya – membawa masuk kembali selir Yang Kuei-Fei, yang kemudian bergelar Istri Kesayangan. Sang Kaisar karena memiliki hati yang baik, tidak terlalu mudah curiga, bahkan ia bisa berteman baik dengan An Lu-Shan yang dianggap oleh kalangan bangsawan Han sebagai orang ‘udik dan kasar’.  Ia memiliki kemampuan untuk memimpin, tapi memiliki kelemahan dalam hal ambisi sehingga lebih suka menikmati kenyamanan serta kedamaian didalam istana, tidak mau mendengarkan nasehat, peringatan yang selalu berusaha disampaikan oleh Kao Li-Shih.
----------
Ming Wu : wanita tua penganut ajaran Taoisme Hitam sehingga banyak yang menganggapnya sebagai penyihir, dipercaya sebagai manusia yang hidup abadi selama ratusan tahun. Menurut kepercayaan masyarakat, ia hidup di bawah tanah dan menjalani lorong-lorong rahasia di bawah bangunan luas Istana Kerajaan. Ia mengetahui segala rahasia kotor yang tersembunyi dalam kerajaan, dan akan muncul secara tiba-tiba bagi siapa saja yang membutuhkan ‘bantuannya’.  
----------
Niu Hsien-Ko : menjabat sebagai asisten perdana menteri dan tangan kanan Li Lin-Fu. Orangnya tidak terlalu cerdas, terkadang membuat jengkel Li Lin-Fu dengan segala omong-kosong hal-hal yang berbau gaib, tapi disukai sang perdana menteri karena setia dan mudah diatur untuk selalu melaksanakan perintahnya. 
----------
Permaisuri Wang : permaisuri Pilihan yang sangat dicintai oleh kaisar, namun tak mampu menghasilkan keturunan satu pun. Meski sang kaisar tidak pernah mempersalahkan dirinya dan tetap mencintainya, namun sang permaisuri terganggu dengan kehamilan Putri Wu yang senantiasa hamil, apalagi Putri Wu bertingkah-laku seakan-akan dirinya yang layak menduduki posisi Permaisuri. Maka Permaisuri Wang mengambil tindakan drastis, mengundang Ming Wu ke dalam istana guna membantunya agar hamil.
----------
Putra Mahkota Ying : putra Pilihan Kerajaan, Sang Putra Mahkota, yang nasibnya pendek, meninggal karena dibunuh pada belasan tahun akibat keserakahan Putri Wu, namun kematiannya yang direkayasakan oleh pembunuh bayaran, hanya dikenal sebagai tindakan bunuh diri oleh khalayak umum. Hanya orang-orang tertentu yang menaruh curiga dan mengetahui rahasia kematiannya.
----------
Putri Chin dan Putri Han : dua bersaudara kakak Yang Kuei-Fei yang menjadi Istri Kesayangan.
----------
Putri Kuo : kakak tertua dari empat wanita bersaudara keluarga Yang, sangat cerdas dan memiliki keberanian serta ketangkasan yang tidak kalah oleh pria, sehingga dikagumi dan disayang pula oleh Kaisar. Menjalin persahabatan dengan An Lu-Shan yang kasar sehingga menimbulkan perselisihan dengan sepupu dan kekasih hatinya Yang Kuo-Chung, yang tidak menyukai dan mencurigai tindak-tanduk An Lu-Shan.
----------
Putri Wu : salah satu selir yang menjadi Istri Pilihan karena kesuburan kandungannya sehingga mampu melahirkan beberapa keturunan bagi Kaisar. Ia sebenarnya wanita biasa, tidak terlalu pandai atau memiliki kelebihan dan keterampilan khusus. Justru karena tidak terlalu cerdas, ia mudah ‘dipengaruhi’ sehingga mengambil tindakan nekad, termasuk memerintahkan pembunuhan terhadap sang Putra Mahkota Ying, agar putranya Pangeran Mao yang menempati kedudukan kedua setelah Pangeran Ying, naik posisi menjadi Putra Mahkota.
-----------
Yang Kuei-Fei : ia merupakan putri bungsu dari keluarga Yang, saat remaja dan bertemu dengan Putra Mahkota Ying, ia diminta untuk menjadi selir adiknya : Pangeran Mao, tapi ketika dibawa ke istana menghadap sang Kaisar, akibat ‘kelancangan’ yang dilakukannya, pernikahan itu dibatalkan dan ia dikirim ke biara untuk dididik sampai tiba waktunya. Gadis yang kemudian diberi gelar Kebenaran Agung, ditahan dan diberi pembelajaran yang tidak diketahuinya, bahwa ia terpilih menjadi selir sang Kaisar Minghuang (yang pada waktu itu tertarik pada calon istri putranya, namun demi menghindari keributan, maka gadis itu dikirim selama beberapa waktu ke biara). Dan ketika waktunya tiba, ia dijemput guna memulihkan kondisi kaisar yang terpuruk, dan keberhasilannya membuahkan gelar Istri Kesayangan (menggeser posisi almarhum Permaisuri Wang, dimana demi cintanya sang Kaisar pernah bersumpah tidak ada wanita lain yang akan menduduki status beliau) dan berhasil pula mengangkat derajat keluarganya, baik saudara-saudara dan sepupunya akan menempati posisi serta status terhormat, dekat dengan sang Kaisar.
----------
Yang Kuo-Chung : sepupu kakak beradik Yang, dibesarkan dengan penekanan pada pendidikan dan diharapkan sebagai sastrawan, namun memilih mengikuti jejak keluarga pamannya yang melibatkan diri pada kekuasaan dan kekayaan serta status sosial yang lebih tinggi. Terutama semenjak ia terlibat hubungan terlarang dengan sepupunya yang kelak menjadi keluarga dalam kerajaan dan mendapat gelar Putri Kuo. Berkat kenaikan status sosial tersebut, keluarga Yang berhasil menempati posisi terhormat di kalangan bangsawan kelas atas. Meski demikian, Yang Kuo-Chung memiliki keberanian serta kecerdasan yang membuatnya mampu melihat di balik tingkah-laku An Lu-Shan dan perdana menteri Li Lin-Fu. 

..... ( continued on next page ) ....

Best Regards, 
* HobbyBuku *