Judul Asli : THE COURT OF THE LION
( book 1 )
Penerbit Serambi
Alih Bahasa : Fahmy Yamani
Editor : Adi Toha
Cetakan I : Februari 2012 ; 588 hlm
Sinopsis :
Kehidupan dalam keluarga kerajaan Tang berjalan dengan
damai. Sang Kaisar Minghuang yang dicintai rakyat, menjalankan pemerintahan
dengan adil serta penuh kemurahan hati, dengan bantuan para pejabat dan para
ahli negara yang setia pada kerajaan. Didampingi oleh Permaisuri Wang yang
cantik, lemah-lembut dan sangat dicintainya, serta anak-anak dari selir yang
lain, terutama dari Putri Wu yang memiliki ‘tingkat kesuburan tinggi’ sehingga
mendapat gelar Istri yang Paling Disayangi.
Kesan keluarga damai, rukun dan bahagia hanya tampak di
permukaan. Sang Permaisuri yang tak kunjung hamil, senantiasa resah dengan
keinginan untuk memiliki keturunan sendiri. Ia merasa iri dengan kondisi Putri
Wu, sehingga akhirnya memutuskan meminta bantuan Ming Wu – wanita yang dikenal memiliki
kemampuan gaib, untuk membantunya hamil. Sebagaimana rahasia yang ditutupi,
akhirnya hal itu terbongkar, dan Putri Wu yang berperan dalam ‘membocorkan’
rahasia tersebut kepada kaisar, menyebabkan turunnya perintah untuk menurunkan
derajat sang permaisuri dan membuangnya ke tempat pengasingan.
Mantan permaisuri Wang, derajat keluarganya sebagai pengabdi
setia kerajaan diturunkan menjadi rakyat biasa, meski tetap diberi kelengkapan
dan kemewahan di tempat pembuangan, hatinya telah kosong karena suami terkasih
tak mau menerima dirinya. Saat ia tahu bahwa kehamilan telah terjadi,
kondisinya dalam pembuangan. Tak kuat menahan penderitaan batin, ia keguguran
tanpa ada yang mengetahui kondisinya yang hamil muda. Tak ada lagi yang menjadi
pegangan hidup, maka ia memutuskan mengakhiri hidupnya di depan altar kuil
keluarga.
Kematian istri dan kekasih tercinta, membuat Kaisar
Minghuang bersalah, ia tak tega membuang istrinya, namun desakan serta khawatir
atas pandangan negatif atas dirinya, membuatnya mengambil keputusan tersebut
alih-alih menghukum mati istrinya, meski pada akhirnya beliau juga memilih
kematian sebagai jalan berikutnya. Belum sempat ia menyelesaikan kedukaan,
kematian baru menimpa putra mahkota terkasih, Pangeran Ying, diduga bunuh diri,
padahal usianya belum genap 17 tahun.
Berbagai tragedi yang terjadi membuat kaisar terpuruk dalam
kesedihan, tak mau menjalankan rutinitas serta kewajibannya sebagai pemimpin
kerajaan, memilih menyerahkan segala keputusan kepada para pejabat berwenang,
terutama kepada perdana menteri Li Lin-Fu. Tiada satu pun kegiatan maupun
seseorang yang mampu menghibur beliau, yang memilih mengurung diri dalam kamar,
menegak ‘obat-tidur’ yang membuatnya melayang, lupa akan kenyataan dan
penderitaan yang dialaminya.
Sementara itu kondisi Putri Wu juga berubah drastis, ia yang
melaksanakan perintah pembunuhan putra mahkota, harus menelan kekecewaan karena
kaisar tidak beralih kepada dirinya sepeninggalan permaisuri Wang. Bahkan
putranya, Pangeran Li Mao sebagai penerus dan pengganti kedudukan putra
makhota, justru menolak dengan tegas kedudukan tersebut. Ditambah dengan
gangguan hati nurani karena sebenarnya Putri Wu bukanlah orang yang mampu
bersikap kejam, ia akhirnya menjadi gila karena terus-menerus memimpikan Pangeran
Ying yang tewas mengenaskan.
Dan akhirnya dalang di balik layar berbagai tragedi
tersebut, Perdana Menteri Li Lin-Fu yang telah mengatur agar Putri Wu seakan
mendapat ‘inspirasi’ dari kisah-kisah yang secara rahasia ditulis di dalam
sutra berbentuk hiasan bunga yang dikirim ke kediaman Putri Wu, membuatnya
merencanakan pembunuhan putra mahkota, agar dirinya dapat bersekutu dengan
Putri Wu sebagai keluarga keturunan Ratu Wu yang berkuasa (satu-satunya Ratu
Wanita yang terkenal memegang kekuasaan terlama sepanjang dinasti Cina dengan
tangan besi) dan membuat tatanan pemerintahan yang baru dan kuat. Meski tidak
semua rencananya berjalan mulus, namun pada akhirnya Li Lin-Fu mampu merebut
secara halus kendali pemerintahan di saat kaisar tidak mau menjalankan roda
pemerintahan.
Di luar kerajaan, bangsa Han keluarga Yang sebagai keturunan
terhormat, mengalami perpecahan karena salah satu kerabat justru memilih
mengejar ketenaran dan kedudukan, dan diantara keturunannya, empat wanita
bersaudara yang justru berambisi menempati status sosial tertinggi, nantinya
akan menjadi suatu kenyataan, mereka berempat akan mendapat gelar Putri Chin,
Putri Han, Putri Kuo dan Istri Tersayang Sang Kaisar.
Di luar wilayah kekuasaan kerajaan, terlahir sebagai suku
Sogdia, peranakan yang tidak terlalu diterima di lingkungannya, memilih
berkelana dan mengembara dari satu suku ke suku lain, sebagai pencuri dan
mempelajari berbagai pengetahuan dan keahlian, sosok An Lu-Shan yang besar,
kasar, tidak bisa membaca maupun menulis dengan baik, hanya memiliki satu
ambisi dan Impian besar : bahwa ia akan menikmati kehidupan mewah, status serta
posisi tinggi …dan jalan hidupnya berbenturan dengan berbagai kendala, namun ia
dengan kuat dan penuh tekad bangkit mencoba segala cara guna lebih maju
daripada kondisi sebelumnya. Dan perjalanan panjang yang ditempuhnya mulai
membuahkan hasil, ia dipanggil ke ibukota, mengabdi di dalam kerajaan …
Ketiga unsur yang
berbeda latar belakang serta asal-usul kemudian menyatu dalam lingkungan
kerajaan Tang, masing-masing berusaha mewujudkan Impiannya, saling
menarik-mendorong demi kepuasan pribadi dan harga diri, tanpa memperdulikan
berapa banyak korban yang terjadi sepanjang perjalanan mereka …
Best Regards,
* HobbyBuku *
Judul Asli : THE COURT OF THE LION
( book 2 )
Penerbit Serambi
Alih Bahasa : Fahmy Yamani
Editor : Adi Toha
Cetakan I : Februari 2012 ; 504 hlm
Sinopsis :
Kao Li-Shih berhasil membangkitkan kaisar Minghuang dari
keterpurukkan dengan mendatangkan Yang Kuei-Fei, yang segera mendapat gelar
Istri Tersayang. Tapi minat akan menjalankan kembali pemerintahan Kerajaan Tang
masih terhambat, karena sang kaisar masih menolak untuk turun tangan langsung
seperti dahulu kala. Beliau sudah cukup nyaman dengan adanya Perdana Menteri Li
Lin-Fu yang mengambil alih ‘beban dan keruwetan’ kerajaan dari tangannya. Maka
beliau memuaskan diri dengan keberadaan Istri Tersayang serta hiburan berbagai
permainan yang senantiasa diadakan oleh kakak-beradik Yang.
Kakak-beradik Yang sudah terkenal sebagai wanita-wanita
cantik yang suka berdandan dengan selera dan gaya aneh namun menarik, dengan
berbagai hiasan dan permata mahal. Tapi yang paling mereka sukai adalah
kebebasan dalam istana, bermain musik, mengadakan drama, atau permainan dengan
sang kaisar. Dan kehadiran sosok asing An Lu-Shan, segera menarik perhatian
ketiga wanita itu. Tidak lama bagi mereka utuk terlibat dalam proyek merubah An
Lu-Shan dari sosok kikuk dan berkesan ‘barbar’ menjadi sosok yang bisa diterima
oleh kalangan atas, terutama diterima oleh sang kaisar.
An Lu-Shan yang mengalami perubahan drastis dalam hidupnya,
mulai dari kepala perompak, naik menjadi pimpinan pasukan perbatasan, hingga
mendadak menjadi sebagai Gubernur Wilayah, dan dipanggil menghadap ke Istana.
Sungguh sebuah Impian yang menjadi kenyataan, meski demikian ia tetap waspada dalam menjaga
rahasia-rahasia yang dalam sekejap dapat merubah posisinya ke dalam bahaya. Dan
sungguh di luar dugaan, ia mampu menarik perhatian ketiga putri tercantik di
kerajaan dan menjalin persahabatan dengan mereka. Dengan sikap masa bodoh, rasa
humor yang mampu menertawakan diri sendiri, ia bisa mendekati wanita-wanita
cantik yang juga sangat cerdas, terutama Putri Kuo yang menarik perhatian An
Lu-Shan secara pribadi.
Tentu saja tidak semua pihak menyambutnya dengan tangan
terbuka. Kepala Kasim Kao Li-Shi yang tak pernah menaruh kepercayaan pada suku
asing, mampu menyembunyikan kecurigaannya, meski ia tetap mengumpulkan berbagai
informasi lewat jaringan mata-mata para kasim yang disebut Sensorat. Alasan
utama Kao Li-Shi mengawasi An Lu-Shan bukan hanya karena ia berasal dari suku
Asing yang mendadak menempati posisi dan status strategis, tapi terutama karena
di balik setiap tindakan An Lu-Shan, membayang sosok Li Lin-Fu. Kecurigaan Kao
Li-Shi semakin kuat semenjak ‘menghilangnya’ menteri penyair Chang Chiu-Ling justru di saat ia
hendak menyerahkan bukti bahwa putra mahkota tewas terbunuh bukan bunuh diri
sebagaimana disimpulkan oleh semua orang. Dan yang berperan dalam memindahkan
posisi Chang Chiu-Ling di tempat terasing adalah sang perdana menteri.
Selain Kao Li-Shi, sepupu tersayang kakak-beradik Yang, Yang
Kuo-Chung yang dipanggil menghadap Putri Kuo (segera setelah ia menerima gelar
kebangsawanan tersebut) dan menempati posisi bagus di kerajaan – sangat
terganggu melihat kehadiran An Lu-Shan yang hampir setiap hari berada bersama
para wanita Yang serta sang kaisar. Dan yang membuatnya semakin tidak suka,
ternyata Putri Kuo justru menyukai gaya rayuan gegabah yang diberikan An
Lu-Shan kepadanya. Maka tidak diherankan jika kedua pihak yang sama-sama tidak
menyukai kondisi tersebut, Kao Li-Shi dan Yang Kuo-Chung akhirnya bekerja sama
untuk menjaga keselamatan kerajaan dan Putra Langit dari ancaman konspirasi
yang akan atau sedang berlangsung antara Li Li-Fu dan An Lu-Shan.
Kao Li-Shi yang berhasil ‘unjuk-gigi’ pada sidang pagi
dimana utusan Li Lin-Shu berusaha secara halus mengisyaratkan perintah militer
serta kendali kekuasaan, mendapat perlawanan dari Li Lin-Shu yang memanfaatkan
kotak-kotak saran peninggalan mendiang Ratu Wu, kotak-kotak rahasia yang berisi
keluhan-keluhan anonymous (tanpa nama) yang digunakan untuk menyerang Sensorat
– jaringan mata-mata para kasim yang selama ini mendapat dukungan Kaisar.
Bahkan pengangkatan Yang Kuo-Chung sebagai asisten Perdana Menteri menggantikan
Jenderal Niu Hsien-Ko yang tewas akibat jatuh dari kuda saat mabuk berat –
justru semakin memicu tekad Li Lin-Shu untuk bergegas menyingkirkan semua yang
menghalangi rencananya.
Sementara para suku-suku Asing sedang bersiap-siap
memperkuat pasukan mereka, bukan hanya untuk mempertahankan diri dari serangan
bangsa Han, tapi juga memeperluas kekuasaan mereka. Maka di dalam bangsa Han
sendiri perpecahan tak bisa dielakan. Situasi dalam lingkungan Kerajaan bagi
mereka yang jeli mengamati, akan melihat di balik segala kata-kata yang sopan,
diantara perintah-perintah rutin yang diberikan, terungkap kebencian,
kemarahan, kecemburuan, keserakahan, ketakutan antara pribadi-pribadi yang
tampak berkuasa.
Li Lin-Fu senantiasa dipenuhi ketakutan akan musuh-musuh
yang akan membalas dendam sehingga setiap malam ia akan tidur di tempat yang
tidak pernah diketahui siapa pun, melalui jalan-jalan rahasia yang dibangun di
istananya yang luas, namun penuh dengan jebakan serta ruangan yang mampu
berganti tempat setiap saat. Selain itu kondisi kesehatannya semakin menurun,
tidak sesuai dengan rencananya yang hendak hidup abadi demi kelangsungan
cita-cita mewujudkan suatu bangsa yang lebih besar dan berkuasa.
Kao Li-Shi memastikan diri serta jiwanya untuk mengabdi pada
sang Putra Langit, namun akhir-akhir ini ia sangat cemas karena beliau tak mau
mendengarkan berbagai saran dan nasehat yang diberikan, hanya mengejar
kenikmatan dan kenyamanan, sedangkan marabahaya yang mengancam kelangsungan
kerajaan semakin mendekat.
Kaisar Minghuang mendapati dirinya memperoleh kembali
kebahagiaan serta keceriaan dengan masuknya Istri Tersayang bersama
saudari-saudarinya. Akan tetapi ada saat-saat dimana ia merasakan suatu
kehampaan, bahwa orang-orang di sekelilingnya mulai bertindak tanpa memandang
dirinya : Sang Putra Langit, Kaisar Yang Dicintai…bahkan Istri Tersayang mulai
berani mempertanyakan dirinya.
Yang Kuei-Fei sang Istri Tersayang, satu-satunya wanita yang
diakui dan dicintai kaisar, berhak menempati posisi terhormat setelah mendiang
Permaisuri Wang. Ia adalah wanita yang bukan saja cantik, menarik, juga pandai
terutama dalam bidang seni yang sangat disukai oleh kaisar. Namun ketika kaisar
mulai menaruh perhatian kepada selir yang bukan saja perawakannya tidak sebagus
dirinya, namun juga cukup bodoh dan lamban, maka ia harus meluruskan
kedudukannya pada sang kaisar. Pilih dirinya sang Istri Tersayang atau selir
bodoh yang tidak sebanding dengan dirinya. Sang kaisar tentu saja memilih
dirinya … setidaknya begitu janji yang diucapkan, tapi mengapa ia justru
mendapati kaisar berbohong dan marah kepada dirinya ? Tak ada jalan lain bagi
Istri Tersayang, ia harus keluar dari Istana, kembali ke keluarganya, karena ia
tak mau harga dirinya diinjak-injak. Dan kehebohan segera terjadi saat
pertengkaran kedua pasang pria dan wanita yang masing-masing merasa dirinya
pada pihak yang benar ….
Best Regards,
* HobbyBuku *
* HobbyBuku *
wowww repiunya panjang tp ada spoilernya huahiks
ReplyDeletehaha ... tapi masih lebih asyik baca langsung lho, banyak "detil dan rahasia" yang belum terungkap dalam resensi-ku
ReplyDeleteNgomong-ngomong sudah sampai halaman berapa mas Dion ?