WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Showing posts with label Eleanor H. Porter. Show all posts
Showing posts with label Eleanor H. Porter. Show all posts

Saturday, March 31, 2012

Books "MISS BILLY"


Judul Asli : MISS BILLY
Penulis : Eleanor H. Porter
Penerbit : Orange Books
Penerjemah : Nadiah Abidin
Editor : Richanadia 
Cetakan ke-01 : April 2011 ; 308 hlm

Review :
Jika Anda sudah mengenal Pollyanna, maka sebaiknya berkenalan dengan Miss Billy dari Hampden Falls, gadis remaja yatim-piatu yang diterima sebagai anggota keluarga Henshaw yang terkenal, dibesarkan oleh ‘paman-paman baru’ yang dikasihinya. Kisah ini membuatku teringat film Three Men & The Baby yang diperankan oleh Tom Selleck, Ted Tanson & Steve Gutenberg, tentang tiga pria lajang yang mendadak harus mengasuh bayi … tapi kisah ini bukan tentang bayi mungil, melainkan gadis remaja yang aktif dan lincah, dengan peliharaan kucing yang penuh martabat alias susah diatur, maka bukan hal yang mudah untuk segera beradaptasi bagi ketiga pria yang telah terbiasa dengan kehidupan lajang selama bertahun-tahun. 

Untunglah Billy bukan gadis cengeng yang penakut, dia periang dan penuh kasih, kemampuannya berkomunikasi yang agak blak-blakan bagi gadis muda pada jaman itu, justru mampu mendekatkan dirinya kepada setiap individu di kediaman Henshaw, termasuk Cyril yang kaku dan tertutup, apalagi saat ia menemukan bahwa Billy memiliki kepekaan dan kehalusan perasaan atas musik yang tinggi, sesuatu yang jarang ia temui pada orang lain, apalagi pada seorang gadis muda. Sedangkan Betram yang periang tentu saja lebih mudah berkomunikasi dengan Billy. Untuk William, meski umurnya yang setara dengan ayah Billy dan kegemarannya akan koleksi benda-benda sungguh tidak dimengerti oleh Billy (kecuali Spunk yang suka bermain diantara koleksi-koleksi yang menumpuk), tapi kebaikkan hatinya mampu menyentuh hati Billy yang paling dalam. 

Dan kisah ini semakin menarik karena juga menggambarkan kehidupan Billy remaja hingga ia menjadi gadis dewasa yang cantik dan menarik, bahkan menarik hati para pamannya, hingga mereka saling berusaha merebut hatinya. Tentunya Billy yang menyayangi mereka semua dengan caranya masing-masing, akhirnya mengalami dilema, keputusan apa yang harus diambilnya, karena ia tak ingin menyakiti hati orang-orang yang telah banyak membantunya dan sangat dikasihinya. Akan tetapi Billy juga belajar bahwa berusaha menyenangkan hati setiap orang ternyata tidak juga otomatis membuat dirinya bahagia.

Sinopisis :
Billy Henshaw Neilson dari Hampden Falls atau yang dikenal dengan Miss Billy, baru berusia delapan belas tahun ketika bibinya – Miss Henton meninggal dunia, membuat dirinya sebatang kara. Maka ketika Mr. James Harding, pengacara keluarga Billy berusaha membantunya mencari keluarga atau kerabat atau kenalan terdekat yang bersedia  menerima Billy, hanya satu nama yang mucul – Mr. William Henshaw, sahabat ayahnya dan nama Billy yang unik bagi seorang gadis itu pun berasal dari keinginan ayah Billy agar anaknya diberi nama sama dengan sahabat dekatnya.  Kebetulan sekali William Henshaw merupakan kenalan putra Mr. James Harding, sesuatu yang akan memudahkan dirinya untuk berkomunikasi masalah Billy.

Keluarga Henshaw yang tinggal di Beacon Street lumayan terkenal. Saat ini kediaman tersebut dihuni oleh tiga bersaudara. William Henshaw, 40 tahun, putra tertua, tinggal di lantai tiga, terkenal sebagai pialang State Street yang kaya-raya, seorang duda dengan postur tubuh tinggi kurus agak botak dan baik hati, namun yang dekat dengannya tahu bahwa ia adalah seorang kolektor sehingga ruangannya penuh dengan beraneka barang  koleksi. Cyril Henshaw, 30 tahun, putra kedua, tinggal di lantai teratas adalah seorang musisi yang brillian dan terpelajar, ruangannya nyaris kosong hanya beberapa alat-alat musik yang dibutuhkannya.  Kemudian putra bungsu Betram Henshaw, 24 tahun, menempati lantai dua adalah seorang seniman, ruangannya penuh dengan hasil karya lukisnya. Sedangkan putri satu-satunya keluarga Henshaw – Kate Hartwell telah menikah.

Rumah keluarga Henshaw yang dikenal dengan pembagian wilayah yang dijuluki sebagai “Strata” oleh keluarga maupun kenalan dekat, selama lebih dari dua puluh tahun telah menjalani rutinitas yang sama dan masing-masing menikmati kenyamanan serta kemapanan kehidupan yang mereka jalani. Selain ketiga bersaudara laki-laki yang memilih tidak berkeluarga (kecuali William yang telah menjadi duda setelah menjalani pernikahan selama lima tahun), ada juga Pete – kepala pelayan, pelayan utama, penjaga rumah, atau satu-satunya pelayan di kediaman Henshaw selama lima puluh tahun terakhir. Dan Don Li – koki keturunan Cina yang menguasai wilayah makan dan dapur di lantai dasar. Alhasil rumah kediaman Henshaw tersebut sama sekali tidak menampakkan hasil sentuhan kebersihan, kerapian, dan kelembutan seorang wanita, membuat Kate jengkel setiap kali ia berkunjung, namun omelannya tidak pernah membawa hasil.

Dan pagi itu William Henshaw mendapat surat dari Billy, yang memohon bantuannya agar ia bersedia menerima Billy di kediaman, karena ia sebatang kara. Tentu saja hal itu menimbulkan perdebatan keras antara ketiga bersaudara. Betram tidak keberatan menerima kehadiran Billy, namun Cyril menentang dengan keras, dan William terombang-ambing antara kewajiban dan rasa iba, dengan ketakutan atas kerepotan yang mungkin akan dihadapi. Tapi ketika surat dari Mr. James Harding tiba, menjelaskan kondisi yang dihadapi oleh Billy, hatinya tergerak untuk menolong anak malang itu. Maka dikirimlah telegram kepada Billy yang hanya bertuliskan “Datanglah” – dengan perkiraan bahwa membutuhkan beberapa hari untuk persiapan bagi masing-masing pihak. Siapa sangka dalam waktu kurang dari dua pulu empat jam, telegram balasan dari Billy datang, mengabarkan dirinya akan datang BESOK SORE !!!

Kediaman Henshaw benar-benar ribut, setiap orang dalam kondisi panik, mempersiapkan penyambutan bagi kedatangan  Billy. Bahkan Kate dipanggil khusus untuk membantu ( tentunya disertai berbagai omelan ). Dalam berbagai keributan itu, tanpa disadari, mereka mempersiapkan diri untuk menerima kedatangan seorang anak laki-laki berusia delapan belas tahun bernama Billy ( kesalahan persepsi yang semula dilakukan oleh William, dan informasi darinya tentu saja diterima bulat-bulat oleh keluarganya ). Maka kamar yang dipersiapkan untuk Billy penuh dengan hiasan khas anak laki-laki, seperti senapan, pisau, pedang bahkan kotak berisi serangga dan laba-laba ( koleksi kesayangan William ). Semuanya sibuk dengan penyambutan masing-masing, termasuk Cyril yang tegas-tegas menolak kehadiran orang asing di kediamannya, seharian memainkan musik muram yang menyayat di pianonya.

Tentu saja saat kedatangan Billy beserta Spunk ( kucing kesayangan Billy yang susah diatur ), akhirnya menimbulkan kehebohan kembali. Bagaimana Billy bisa tinggal di kediaman Henshaw yang semuanya pria ??? ( ingat pada masa ini masalah etika dan tata krama sangat dipegang, dan tidak patut bagi seorang gadis tinggal dengan pria-pria yang bukan keluarganya ). Maka sekali lagi Kate dipanggil untuk mendampingi Biiy di malam pertama  di kediaman Henshaw. Billy yang ceria, manis dan lincah, dengan mudah menarik hati William yang pada dasarnya seorang yang baik hati dan welas asih. Demikian pula dengan Bertram yang memang sejak awal tidak berkeberatan, meski akhirnya muncul kejutan bahwa Billy seorang gadis muda. Mudah diduga siapa yang tidak setuju, tentu saja Cyril dan Kate. Tapi William yang bisa bersikap keras pada saat-saat tertentu berketetapan menerima Billy. Maka satu-satunya cara harus segera dicari pengasuh wanita yang bisa mendampingi dan mengajari Billy, karena Kate tidak mungkin setiap hari berkunjung di kediaman Henshaw. Maka dipanggilah Hannah Stetson yang dipanggil sebagai Bibi Hannah – janda kerabat jauh William.  

Dan segera dimulailah kehidupan baru di kediaman Henshaw. Billy yang tak pernah mampu menahan rasa ingin tahunya, segera saja melakukan berbagai penjelajahan di berbagai ruangan yang ada di kediaman itu, dan tanpa diduga, penjelajahannya juga memasuki setiap hati para penghuni lama, penjelajahan yang lama kelamaan menjalin suatu hubungan khusus yang semakin kuat, membuat perasaan kasih sayang tak terduga di antara mereka.  Masing-masing individu saling menguatkan dan saling mengisi kekosongan di hati masing-masing.  Walau Billy bukan contoh gadis yang santun dan selalu mau menurut tata aturan yang berlaku, tapi ia berpendapat bahwa lebih baih berbuat sesuatu demi kebaikkan daripada berdiam diri hanya karena norma aturan tidak memperbolehkannya. Tentu  saja tindakan-tindakan Billy seperti ini membawa berbagai konsekuensi dan menjadi hal yang memprihatinkan bagi beberapa orang. Hingga suatu saat, salah satu dari anggota keluarga Henshaw akhirnya melakukan tindakan yang dirasanya dianggap perlu guna “meluruskan” Billy demi kebaikkannya. Dan sejak saat itu Billy berubah. Dan kehidupan  ceria dan bahagia di kediaman Henshaw pun perlahan mengalami perubahan. 

Kesan :
Sebetulnya alasan membeli buku ini karena suka covernya hehe … tapi setelah membaca review singkat di back-cover ternyata menarik juga, apalagi penulisnya sudah dikenal lewat karyanya Pollyanna ( yang sangat ku-sukai ). Dan ternyata memang cukup menarik, sedikit mengingatkan akan Anne of Green Gables yang juga kedatangannya keliru disangka sebagai bocah pria. Namun berbeda dengan Pollyanna yang menunjukkan karakter seorang gadis cilik yang polos dan lugas, dengan kata-kata yang bisa langsung ‘menyerap’ di dalam hati, maka kisah Miss Billy ini sedikit ‘berbunga-bunga’ dalam artian bahasa dan tutur-katanya. Pada dasarnya aku bukan penggemar ‘kalimat panjang’ apalagi puisi, tapi jangan terlalu khawatir karena kisah ini cukup menghibur, meski di sana sini terkadang berkesan ada adegan yang melompat-lompat ( memang ciri khas penulisan pada era tersebut ). But my favorite stories still about Pollyanna (^_^) karena banyak sekali pesan moral yang membuat kita bukan sekedar tersentuh tapi juga sebagai pengingat bahwa Hidup itu sungguh Indah !!!

Best Regards,
* HobbyBuku *

Thursday, March 15, 2012

Books "POLLYANNA GROWS UP"


Judul Asli : POLLYANNA GROWS UP
Penulis : Eleanor H. Porter
Penerbit : Orange Books
Penerjemah : Rini Nurul Badariah
Editor : Azzura Dayana & Dee
Cetakan ke-01 : September 2010 ; 374 hlm

Review :
Pollyanna kembali … gadis cilik yang mulai beranjak remaja, dengan ‘permainan Sukacita’ yang mampu mempengaruhi para pembaca dengan antusias serta pikiran positif yang senantiasa melingkupi perjalanan hidupnya serta orang-orang di sekelilingnya.

Kali ini kisah berlanjut setelah pemulihan kondisi Pollyanna, kehidupan pernikahan Bibi Polly dan Dr. Chilton, serta kenalan-kenalan lama Pollyanna, bahkan ia mendapat banyak kenalan baru ketika menjalani kehidupan di kota lain, di Boston saat ia memiliki tugas yang tanpa disadarinya sekali lagi merubah hidup orang-orang yang ditemui, disapa, ditemani, serta diajak bercakap-cakap. Petualangan Pollyanna berlanjut dengan seru dan berbagai musibah baru justru menempa sosok Pollyanna menjadi lebih dewasa, hingga ia harus memilih jalan mana yang akan ditempuhnya demi masa depan dirinya sendiri, terutama jika hal tersebut berhubungan dengan siapa yang akan menjadi pasangan hidupnya (^_^) … ya, si kecil Pollyanna akan menjadi gadis dewasa yang menarik semua pihak, termasuk para pembaca setianya.  

Sinopsis :
Pollyana sudah pulih dari kecelakaan fatal yang menyebabkan dirinya harus menjalani terapi yang cukup lama untuk dapat membuatnya berjalan kembali. Dan Pollyanna mampu mengembangkan kemampuan dirinya dalam mengolah ‘permainan Sukacita’ semasa dirinya menjalani terapi di Sanatorium. Ia mendapat banyak teman-teman baru dan membantu sekian banyak orang, sesama pasien, para perawat bahkan dokter-dokter yang mengawasi Sanatorium tersebut.

Namun tetap Pollyanna merasa sangat gembira ketika akhirnya ia pulang kembali ke Beldingsville, apalagi sekarang bukan hanya dirinya dan Bibi Polly saja, namun Dr. Chilton yang telah menjadi Paman Chilton yang sangat dikasihinya, senantiasa menemani mereka, membuat kehidupan di Beldingsville semakin semarak dan gembira, penuh kasih sayang, 
sangat berbeda dengan ketika pertama kali Pollyanna tiba di sana.

Dan dalam waktu singkat, Pollyanna kembali terlibat dalam rutinitas kehidupan yang menyenangkan, bertemu dan bercakap-cakap dengan kawan-kawan lama, seperti John Pendleton serta anak angkatnya – Jimmy Bean yang segera berganti menjadi Jimmy Pendleton, anak yatim-piatu yang ditemukan Pollyanna. Hampir semua penduduk Vermont menyambut gembira kehadiran gadis yang merubah suasana di lingkungan desa tersebut. Namun tak berapa lama, terdengar kabar yang membuat mereka sedikit khawatir, karena Pollyanna kemungkinan akan pergi ke kota lain.

Berita itu ternyata benar. Salah seorang perawat di sanatorium dan kenalan baik Dr. Ames yang telah merawat Pollyanna hingga pulih kembali, bernama Della Wetherby, meminta bantuan agar Pollyanna bersedia tinggal menemani kakaknya Ruth Carew di Boston, karena beliau percaya pengaruh Pollyanna mampu membuat kakaknya keluar dari keterpurukan emosi dan jiwa akibat musibah bertubi-tubi yang menimpa dirinya. Bibi Polly – sekarang menjadi Mrs. Chilton merundingkan hal tersebut dengan suaminya, dan kebetulan selama musim dingin mendatang mereka hendak bepergian ke Jerman berdua, maka kabar ini serta permintaan khusus dari Dr. Ames membuat mereka mempertimbangkan Pollyanna untuk tinggal di Boston. Singkat cerita persetujuan dicapai dan dalam waktu dekat Pollyanna akan berangkat. Namun tidak semua menyambut gembira hal tersebut. Termasuk sahabat karib Pollyanna, Jimmy Pendleton, yang jadi ‘uring-uringan’ karena belum lama Pollyanna kembali ke kediamannya, sekarang sudah mau pergi lagi, cukup lama pula …

Sementara itu Mrs.Ruth Carew sedang menjalani kehidupannya yang sepi dan muram, tanpa seorang pun berani mengganggunya ( kecuali adiknya Della ), sudah mulai menyesali keputusan yang diambilnya setelah desakan Della, untuk menerima Pollyanna di kediamannya selama musim dingin. Ia tak mampu membayangkan gangguan yang akan dialaminya, mengusik rutinitas yang sudah dijalaninya sekian lama. Ruth Carew, salah satu dari tiga bersaudara Wetherby, dengan Della dan Doris, merupakan gadis yang bahagia. Kehidupan keluarga tersebut berubah ketika Doris menikah dengan John Kent – pria yang tidak disetujui keluarga Wetherby, namun ketika Jamie – putra mereka lahir, ia menjadi kesayangan semua pihak. Hingga Doris meninggal ketika Jamie berusia empat tahun, disusul menghilangnya John Kent dengan membawa serta putra satu-satunya. Ruth kemudian menikah, namun pernikahan tersebut hanya setahun, suaminya meninggal disusul dengan kematian putranya dalam usia sangat belia. Ruth patah hati dan yang menjadi sasaran penyesalan adalah kehilangan jejak Jamie – kemenakannya, mesti berdua dengan Della sudah berusaha mencari, namun baik John Kent dan putranya, bak lenyap di telan bumi. Maka Ruth Carew menjadi sosok yang getir dan muram, mengurung diri dan bersikap ketus dan dingin terhadap siapa pun. Dan saat keduanya bertemu, sosok Ruth Carew dan Pollyanna, terjadi sesuatu yang mengejutkan bagi keduanya.

Dan keajaiban kembali terjadi, Pollyanna dengan ‘permainan Sukacita’ yang memenuhi hatinya, mulai menunjukkan berbagai reaksi pada berbagai orang. Walaupun tidak semua orang menerimanya, Pollyanna berusaha tidak berkecil hati, kehidupan di desa kecil dimana sebagian besar masyarakatnya ramah dan mengenal satu sama lain, sungguh sangat berbeda dengan kota besar Boston, satu sama lain saling asing dan tak mau berusaha mengenal ataupun bersikap ramah pada sesama. Di sini pula Pollyanna melihat kehidupan yang tak pernah ia temui, adanya perbedaan besar antara kaum berada dengan masyarakat miskin dengan kediaman kumuh.

Hati Pollyanna yang tersentuh atas ketidak-adilan tersebut, berusaha semampunya membantu kaum yang tak punya, apalagi ia kemudian berkenalan dengan pemuda menarik bernama James yang senantiasa duduk di kursi roda, dengan kakak angkatnya Jerry Murphy sang penjual surat kabar yang menemani Pollyanna saat ia tersesat pertama kali di Boston ( seperti biasa Pollyanna bersikap seperti di kediamannya, berjalan-jalan sendiri di kota besar tanpa pendamping dan tanpa berpamitan dengan penghuni di Commonwealth Avenue, wilayah kediaman elite kediaman Mrs. Ruth Carew ), serta gadis penjaga toko bernama Sadie Dean.

Namun yang menjadi perhatian utama Pollyanna adalah bagaimana ia dapat membantu Mrs. Ruth Carew menemukan Jamie-nya terkasih, dan saat ia bertemu dengan  James sekeluarga, sebuah rencana segera terbentuk dalam benaknya, guna membantu dan membahagiakan semua pihak. Akan tetapi ternyata pelaksanannya tidak semudah yang dibayangkan, berkali-kali kondisi tidak mendukung, bahkan reaksi masing-masing pihak juga tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, sungguh kali ini Pollyanna harus bekerja keras.

Best Regards,
* HOBBYBUKU *

Saturday, March 10, 2012

Books "POLLYANNA"


Judul Asli : POLLYANNA
Penulis : Eleanor H. Porter
Penerbit : OrangeBooks
Penerjemah : Rini Nurul Badariah 
Editor : Rinurbad & Dee 
Cetakan ke-01 : Mei 2010, 312 hlm 

Review :
Kisah ini pertamakali kubaca semasa SD, tepatnya di perpustakaan sekolah, pada hari dimana keluargaku mendapat berita duka akan tewasnya saudara sepupuku tercinta (yang baru diwisuda sebulan sebelumnya) akibat kecelakaan ditabrak truk sepulang dari dinas jaga di rumah sakit. Dalam kondisi ‘shock’ diriku saat itu tak mampu merasakan apapun dalam menerima berita itu. Dan saat istirahat sekolah, alih-alih bermain bersama teman-teman, diriku termenung di pojokan sudut perpustakaan, dibagian buku-buku lama. Dan diantara tumpukan buku yang berserakan di meja ( belum sempat dibereskan oleh petugas ), kulihat buku dengan sampul menarik dengan judul ‘POLLYANNA” … tanpa niat apapun, kubuka buku itu sekedar menghabiskan waktu. Dan kisah ini bak membuka pintu emosi-ku, tanpa bisa dibendung air mata mengalir saat menjalani kisah Pollyanna, dan bukannya semakin terpuruk, kisah ini justru memberikan sebuah kekuatan dalam menghadapi tragedy, bagaimana menyikapi hal-hal yang terjadi diluar kehendak dan kemauan kita, hal-hal yang tidak mengenakkan bahkan menyakitkan. Saat itu usiaku baru sepuluh tahun, namun kenangan akan gadis berusia duabelas tahun yang mampu membangkitkan semangant hidup ‘orang-orang’ disekelilingnya, bahkan pembacanya seperti diriku, membuat kenangan Pollyanna kembali … mengingatkan diri kita bahwa kehidupan penuh dengan warna-warni yang beraneka-ragam, dan bagaimana ‘lukisan’ tersebut akan terwujud, semuanya tergantung pada diri kita sebagai pelukisnya …

Sinopsis :
Pollyanna – gadis cilik berusia duabelas tahun, menjadi yatim-piatu tanpa ada sanak keluarga terdekat, kecuali saudara perempuan ibunya : Miss Polly, yang tidak pernah mengetahui keberadaan dirinya apalagi bertemu semenjak ibu Pollyanna ‘berpisah’ dengan keluarganya.

Miss Polly adalah tipikal perawan tua ( yang masih cantik & rupawan, karena usia pernikahan pada zaman tersebut relative saat mereka masih sangat muda ), yang terbiasa hidup sendiri dengan tenang dan teratur, ditemani seorang pelayan rumah tangga & seorang tukang kebun. Namun ia harus segera melakukan suatu perubahan demi menyambut kedatangan penghuni baru yang sangat tidak diharapkan yang akan mengganggu ketenangan serta rutinitas kehidupannya.

Namun Pollyanna bukan sekedar gadis cilik biasa, diluar sikapnya yang sangat ceria & periang, senantiasa ‘bikin ribut’ ( menurut Miss Polly ), tidak pernah tepat waktu & suka berbuat ‘aneh-aneh’ ( sekali lagi juga berdasarkan penilaian Miss Polly ), namun ia juga memiliki kebesaran hati & jiwa yang sangat welas-asih hingga tak pernah bisa diam melihat ketidak-benaran yang ada di sekelilingnya ( ini  berdasarkan penilaian Pollyanna, yang seringkali justru bertolak-belakang dengan pemahaman Miss Polly ). Contohnya, saat Pollyanna melihat menemukan kucing terlantar, anjing yang ditinggalkan pemiliknya di jalanan, ia dengan serta merta memungutnya dan membawanya pulang untuk dirawat & dipelihara ( membuat Miss Polly harus menahan segenap rasa jijik & akhirnya menyerah akan kebulatan tekad Pollyanna ), namun segala sesuatu ada batasnya bagi Miss Polly, karena Pollyanna juga membawa pulang anak yatim-piatu yang melarikan diri dari panti asuhan, guna ‘dipelihara & dirawat’ di rumah …. Miss Polly akhirnya ‘meledak’ (^_^)

Meski demikian, keteguhan hati Pollyanna yang tercermin dari penyebar-luasan ‘permainan Sukacita’ yang diberikan pada setiap orang, setiap makhluk hidup yang ditemuinya, sungguh merubah warna kehidupan di tempat itu. Mulai dari pelayan rumah, tukang kebun, orang tua kaya yang pemarah & sulit bergaul, dokter yang patah hati bertahun-tahun, anak yatim-piatu, wanita perawan tua yang membeku hatinya, semuanya mengalami perubahan dalam kehidupan mereka dan warna-warna yang semula muram dan kelabu perlahan tapi pasti berubah menjadi warna-warni pelangi yang cerah bak simar mentari yang senantiasa bersinar. Hingga terjadi suatu peristiwa yang menimpa Pollyanna, kejadian yang membawa dampak buruk bagi dirinya, bagi nyawa Pollyanna, membuat suatu tindakan drastic bagi semua orang yang pernah ‘disentuh’ oleh kebaikan & kebesaran hati Pollyanna …  

Best Regards,  
* HOBBYBUKU *