Judul Asli
: MISS BILLY
Penulis :
Eleanor H. Porter
Penerbit :
Orange Books
Penerjemah
: Nadiah Abidin
Editor :
Richanadia
Cetakan
ke-01 : April 2011 ; 308 hlm
Review :
Jika Anda sudah mengenal Pollyanna,
maka sebaiknya berkenalan dengan Miss Billy dari Hampden Falls, gadis remaja
yatim-piatu yang diterima sebagai anggota keluarga Henshaw yang terkenal,
dibesarkan oleh ‘paman-paman baru’ yang dikasihinya. Kisah ini membuatku
teringat film Three Men & The Baby yang diperankan oleh Tom Selleck, Ted
Tanson & Steve Gutenberg, tentang tiga pria lajang yang mendadak harus
mengasuh bayi … tapi kisah ini bukan tentang bayi mungil, melainkan gadis
remaja yang aktif dan lincah, dengan peliharaan kucing yang penuh martabat
alias susah diatur, maka bukan hal yang mudah untuk segera beradaptasi bagi
ketiga pria yang telah terbiasa dengan kehidupan lajang selama bertahun-tahun.
Untunglah Billy bukan gadis cengeng
yang penakut, dia periang dan penuh kasih, kemampuannya berkomunikasi yang agak
blak-blakan bagi gadis muda pada jaman itu, justru mampu mendekatkan dirinya
kepada setiap individu di kediaman Henshaw, termasuk Cyril yang kaku dan
tertutup, apalagi saat ia menemukan bahwa Billy memiliki kepekaan dan kehalusan
perasaan atas musik yang tinggi, sesuatu yang jarang ia temui pada orang lain,
apalagi pada seorang gadis muda. Sedangkan Betram yang periang tentu saja lebih
mudah berkomunikasi dengan Billy. Untuk William, meski umurnya yang setara
dengan ayah Billy dan kegemarannya akan koleksi benda-benda sungguh tidak
dimengerti oleh Billy (kecuali Spunk yang suka bermain diantara koleksi-koleksi
yang menumpuk), tapi kebaikkan hatinya mampu menyentuh hati Billy yang paling
dalam.
Dan kisah ini semakin menarik karena
juga menggambarkan kehidupan Billy remaja hingga ia menjadi gadis dewasa yang
cantik dan menarik, bahkan menarik hati para pamannya, hingga mereka saling
berusaha merebut hatinya. Tentunya Billy yang menyayangi mereka semua dengan
caranya masing-masing, akhirnya mengalami dilema, keputusan apa yang harus
diambilnya, karena ia tak ingin menyakiti hati orang-orang yang telah banyak
membantunya dan sangat dikasihinya. Akan tetapi Billy juga belajar bahwa
berusaha menyenangkan hati setiap orang ternyata tidak juga otomatis membuat
dirinya bahagia.
Sinopisis :
Billy Henshaw Neilson dari Hampden Falls atau yang dikenal
dengan Miss Billy, baru berusia delapan belas tahun ketika bibinya – Miss
Henton meninggal dunia, membuat dirinya sebatang kara. Maka ketika Mr. James
Harding, pengacara keluarga Billy berusaha membantunya mencari keluarga atau
kerabat atau kenalan terdekat yang bersedia
menerima Billy, hanya satu nama yang mucul – Mr. William Henshaw,
sahabat ayahnya dan nama Billy yang unik bagi seorang gadis itu pun berasal
dari keinginan ayah Billy agar anaknya diberi nama sama dengan sahabat
dekatnya. Kebetulan sekali William
Henshaw merupakan kenalan putra Mr. James Harding, sesuatu yang akan memudahkan
dirinya untuk berkomunikasi masalah Billy.
Keluarga Henshaw yang tinggal di Beacon Street lumayan
terkenal. Saat ini kediaman tersebut dihuni oleh tiga bersaudara. William
Henshaw, 40 tahun, putra tertua, tinggal di lantai tiga, terkenal sebagai
pialang State Street yang kaya-raya, seorang duda dengan postur tubuh tinggi
kurus agak botak dan baik hati, namun yang dekat dengannya tahu bahwa ia adalah
seorang kolektor sehingga ruangannya penuh dengan beraneka barang koleksi. Cyril Henshaw, 30 tahun, putra
kedua, tinggal di lantai teratas adalah seorang musisi yang brillian dan
terpelajar, ruangannya nyaris kosong hanya beberapa alat-alat musik yang
dibutuhkannya. Kemudian putra bungsu Betram
Henshaw, 24 tahun, menempati lantai dua adalah seorang seniman, ruangannya
penuh dengan hasil karya lukisnya. Sedangkan putri satu-satunya keluarga
Henshaw – Kate Hartwell telah menikah.
Rumah keluarga Henshaw yang dikenal dengan pembagian wilayah
yang dijuluki sebagai “Strata” oleh keluarga maupun kenalan dekat, selama lebih
dari dua puluh tahun telah menjalani rutinitas yang sama dan masing-masing
menikmati kenyamanan serta kemapanan kehidupan yang mereka jalani. Selain
ketiga bersaudara laki-laki yang memilih tidak berkeluarga (kecuali William
yang telah menjadi duda setelah menjalani pernikahan selama lima tahun), ada
juga Pete – kepala pelayan, pelayan utama, penjaga rumah, atau satu-satunya pelayan
di kediaman Henshaw selama lima puluh tahun terakhir. Dan Don Li – koki
keturunan Cina yang menguasai wilayah makan dan dapur di lantai dasar. Alhasil
rumah kediaman Henshaw tersebut sama sekali tidak menampakkan hasil sentuhan
kebersihan, kerapian, dan kelembutan seorang wanita, membuat Kate jengkel
setiap kali ia berkunjung, namun omelannya tidak pernah membawa hasil.
Dan pagi itu William Henshaw mendapat surat dari Billy, yang
memohon bantuannya agar ia bersedia menerima Billy di kediaman, karena ia
sebatang kara. Tentu saja hal itu menimbulkan perdebatan keras antara ketiga
bersaudara. Betram tidak keberatan menerima kehadiran Billy, namun Cyril
menentang dengan keras, dan William terombang-ambing antara kewajiban dan rasa
iba, dengan ketakutan atas kerepotan yang mungkin akan dihadapi. Tapi ketika
surat dari Mr. James Harding tiba, menjelaskan kondisi yang dihadapi oleh
Billy, hatinya tergerak untuk menolong anak malang itu. Maka dikirimlah
telegram kepada Billy yang hanya bertuliskan “Datanglah” – dengan perkiraan
bahwa membutuhkan beberapa hari untuk persiapan bagi masing-masing pihak. Siapa
sangka dalam waktu kurang dari dua pulu empat jam, telegram balasan dari Billy
datang, mengabarkan dirinya akan datang BESOK SORE !!!
Kediaman Henshaw benar-benar ribut, setiap orang dalam
kondisi panik, mempersiapkan penyambutan bagi kedatangan Billy. Bahkan Kate dipanggil khusus untuk
membantu ( tentunya disertai berbagai omelan ). Dalam berbagai keributan itu,
tanpa disadari, mereka mempersiapkan diri untuk menerima kedatangan seorang
anak laki-laki berusia delapan belas tahun bernama Billy ( kesalahan persepsi
yang semula dilakukan oleh William, dan informasi darinya tentu saja diterima
bulat-bulat oleh keluarganya ). Maka kamar yang dipersiapkan untuk Billy penuh
dengan hiasan khas anak laki-laki, seperti senapan, pisau, pedang bahkan kotak
berisi serangga dan laba-laba ( koleksi kesayangan William ). Semuanya sibuk
dengan penyambutan masing-masing, termasuk Cyril yang tegas-tegas menolak
kehadiran orang asing di kediamannya, seharian memainkan musik muram yang
menyayat di pianonya.
Tentu saja saat kedatangan Billy beserta Spunk ( kucing
kesayangan Billy yang susah diatur ), akhirnya menimbulkan kehebohan kembali.
Bagaimana Billy bisa tinggal di kediaman Henshaw yang semuanya pria ??? ( ingat
pada masa ini masalah etika dan tata krama sangat dipegang, dan tidak patut
bagi seorang gadis tinggal dengan pria-pria yang bukan keluarganya ). Maka
sekali lagi Kate dipanggil untuk mendampingi Biiy di malam pertama di kediaman Henshaw. Billy yang ceria, manis
dan lincah, dengan mudah menarik hati William yang pada dasarnya seorang yang
baik hati dan welas asih. Demikian pula dengan Bertram yang memang sejak awal
tidak berkeberatan, meski akhirnya muncul kejutan bahwa Billy seorang gadis
muda. Mudah diduga siapa yang tidak setuju, tentu saja Cyril dan Kate. Tapi
William yang bisa bersikap keras pada saat-saat tertentu berketetapan menerima
Billy. Maka satu-satunya cara harus segera dicari pengasuh wanita yang bisa mendampingi
dan mengajari Billy, karena Kate tidak mungkin setiap hari berkunjung di
kediaman Henshaw. Maka dipanggilah Hannah Stetson yang dipanggil sebagai Bibi
Hannah – janda kerabat jauh William.
Dan segera dimulailah kehidupan baru di kediaman Henshaw.
Billy yang tak pernah mampu menahan rasa ingin tahunya, segera saja melakukan
berbagai penjelajahan di berbagai ruangan yang ada di kediaman itu, dan tanpa
diduga, penjelajahannya juga memasuki setiap hati para penghuni lama,
penjelajahan yang lama kelamaan menjalin suatu hubungan khusus yang semakin
kuat, membuat perasaan kasih sayang tak terduga di antara mereka. Masing-masing individu saling menguatkan dan
saling mengisi kekosongan di hati masing-masing. Walau Billy bukan contoh gadis yang santun dan
selalu mau menurut tata aturan yang berlaku, tapi ia berpendapat bahwa lebih
baih berbuat sesuatu demi kebaikkan daripada berdiam diri hanya karena norma
aturan tidak memperbolehkannya. Tentu
saja tindakan-tindakan Billy seperti ini membawa berbagai konsekuensi
dan menjadi hal yang memprihatinkan bagi beberapa orang. Hingga suatu saat,
salah satu dari anggota keluarga Henshaw akhirnya melakukan tindakan yang
dirasanya dianggap perlu guna “meluruskan” Billy demi kebaikkannya. Dan sejak
saat itu Billy berubah. Dan kehidupan
ceria dan bahagia di kediaman Henshaw pun perlahan mengalami
perubahan.
Kesan :
Sebetulnya alasan membeli buku ini karena suka covernya hehe
… tapi setelah membaca review singkat di back-cover ternyata menarik juga,
apalagi penulisnya sudah dikenal lewat karyanya Pollyanna ( yang sangat
ku-sukai ). Dan ternyata memang cukup menarik, sedikit mengingatkan akan Anne
of Green Gables yang juga kedatangannya keliru disangka sebagai bocah pria.
Namun berbeda dengan Pollyanna yang menunjukkan karakter seorang gadis cilik
yang polos dan lugas, dengan kata-kata yang bisa langsung ‘menyerap’ di dalam
hati, maka kisah Miss Billy ini sedikit ‘berbunga-bunga’ dalam artian bahasa
dan tutur-katanya. Pada dasarnya aku bukan penggemar ‘kalimat panjang’ apalagi
puisi, tapi jangan terlalu khawatir karena kisah ini cukup menghibur, meski di
sana sini terkadang berkesan ada adegan yang melompat-lompat ( memang ciri khas
penulisan pada era tersebut ). But my favorite stories still about Pollyanna (^_^)
karena banyak sekali pesan moral yang membuat kita bukan sekedar tersentuh tapi
juga sebagai pengingat bahwa Hidup itu sungguh Indah !!!
Best Regards,
* HobbyBuku *
No comments :
Post a Comment