WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Showing posts with label Qanita. Show all posts
Showing posts with label Qanita. Show all posts

Tuesday, April 1, 2014

Books "JULIET"

Books “JULIET : KISAH MODERN ROMEO & JULIET”
Judul Asli : JULIET
Copyright © Anne Fortier, 2010
Penerbit Qanita
Alih Bahasa : Linda Boentaram
Editor : Prisca Primasari
Proofreader : Emi Kusmiati
Desainer sampul : BLUEgarden
Cetakan I : Januari 2012 ; 716 hlm ; ISBN 978-602-9225-38-9
Rate : 3.5 of 5

Salah satu buku yang sekian tahun berada dalam timbunanku dan (jujur) sempat terlupakan (-__-) ... ketika sedang ‘bersih-bersih’ isi lemari karena kedatangan ‘para penghuni baru’ maka akhirnya kubuka buku ini. Menilik sinopsis dan sebagian besar komentar para pembaca lainnya (as usual, between pro & kontra, like & dislike), sebuah ekspektasi akan adanya kisah drama historical dengan bumbu romansa dan suspense yang menegangkan, akan hadir mewarnai kisah ini ...

Thursday, March 27, 2014

Books "THE HEART IS A LONELY HUNTER"

Books “THE HEART IS A LONELY HUNTER”
Judul Asli : THE HEART IS A LONELY HUNTER
by Carson McCullers
Copyright © 1940 by Carson Smith McCullers
Copyright © renewed 1967 by Carson McCullers
Penerbit Qanita
Alih Bahasa : A. Rahartati Bambang Haryo
Proofreader : M. Kadapi
Desain sampul : Muhammad Ronyadi
Cetakan I : Februari 2007 ; 494 hlm ; ISBN 978-979-3269-57-3

Di suatu tempat di wilayah bagian Selatan negara bagian Amerika, sebuah kota yang cukup kecil namun memiliki kepadatan penduduk dari kulit putih hingga kulit hitam serta imigran dari Yunani hingga Yahudi, tinggalah sepasang manusia, bersahabat dan menghabiskan sebagian waktu bersama karena kondisi serupa yang mereka alami : keduanya menderita bisu tuli.

John Singer – pria kulit putih bertubuh lurus dan jangkung, pandangan matanya cerdas dan cermat, ramah dan selalu berpenampilan rapi. Kawannya Spiros Antonapoulus memiliki penampilan sebaliknya, pria bertubuh gemuk dan besar asal Yunani, yang meski senantiasa tampak tersenyum, tidak memiliki keramahan atau kepedulian pada pandangan matanya. Hanya satu hal yang ada dalam benak Antonapoulus, menikmati makanan dan minuman lezat setiap saat, bahkan jika diperlukan ia harus mengudap dari simpanan toko permen tempatnya bekerja.

Monday, January 21, 2013

Books "EMILY OF NEW MOON"



Judul Asli : EMILY OF THE NEW MOON
( book 1 of Emily Trilogy )
Copyright © Lucy Maud Montgomery
Penerbit Qanita
Alih Bahasa : Ambhita Dhyaningrum
Editor : Ary Nilandari & Ocllivia D.P.
Desain Sampul : Windu Tampan
Cetakan I : Juli 2010 ; 524 hlm
[ Review in Indonesia & English ]

Emily Byrd Starr hidup bahagia di sebuah rumah terpencil di Lembah Maywood, berdua dengan sah ayah Douglas Starr serta Ellen Greene – pelayan sekaligus pengasuh Emily , terutama semenjak kematian sang ibu Juliet Starr ketika Emily baru berusia 4 tahun. Meski hidup sendiri, Emily memiliki banyak ‘teman’ yang dapat diajaknya bermain. Mulai dari Mike – kucing tampan dengan tubuh gemuk serta bulu halus kelabu tua dan mata besar bagai mata burung hantu, lalu Saucy Sal – kucing kurus dengan bulu kelabu bercampur putih bersih, telinga panjang dan mata hijau tua, serta petarung tak terkalahkan di wilayah tersebut. Emily juga bisa bermain-main di dekat Adam dan Hawa serta Pohon Pengetahuan, rangkaian pohon apel di atas bukit. Atau berlari bersama Dewi Angin melewati nona-nona birch yang cantik dan Pinus ayam Jago. Namun yang paling menakjubkan bagi Emily ketika Sang Kilat datang ‘berkunjung’ – membuat Emily merasa berada di dunia lain yang menggambarkan kekuasaan Alam Semesta.
“...yang kurasakan sekarang, aku tidak menyukai Tuhan lagi,” kata Emily. “Tentu saja kau menyukai Tuhan, Sayang. Kau taka akan bisa tidak menyukai-Nya. Tuhan adalah cinta itu sendiri, kau tahu itu? Kata Douglass menjelang kematiannya.”
[ source ]
Emily tidak paham betul maksud Ayah. Tapi seketika dia merasa tidak takut lagi, kepahitan itu sudah berkurang, rasa duka tak tertahankan pun meninggalkan hatinya. Emily merasakan cinta ada di sekelilingnya, diembuskan oleh kelembutan agung tak kasat mata yang melingkupinya. Manusia tak boleh merasa takut atau khawatir di dalam cinta, dan cinta ada dimana-mana. Ayah hendak melewati pintu – bukan, dia hendak menyingkap tirai. Ayah akan masuk ke dunia yang pernah dilihat sekilas oleh Emily saat kemunculan Sang Kilat. Ayah akan berada di dalam keindahaan itu, tak terlalu jauh darinya, hanya di balik tirai yang melambai.
[ from ‘Emily of New Moon’ by L.M. Montgomery | p. 33 – 34 ]

Wednesday, August 15, 2012

Books "PRIDE & PREJUDICE"


Judul Asli : PRIDE & PREJUDICE
Copyright © Jane Austen
Penerbit Qanita
Alih Bahasa : Berliani Mantili Nugrahani
Editor : Prisca Primasari & Emi Kusmiati
Desain sampul : A.M. Wantoro
Cetakan IV : Juli 2011 ; 588 hlm 

source )
Buku ini telah lama menjadi bagian dari deretan buku yang terpajang rapi di lemari buku-ku, dan setiap kali hendak membaca, ada saja berbagai alasan untuk melakukan penundaan. Alasan utama sebenarnya ada ‘sedikit-rasa-takut’ bahwa bacaan sejenis ini akan sulit dipahami atau justru bisa sangat bertele-tele dan membosankan, sesuatu yang merupakan ciri khas sebagian besar karya klasik yang tentunya berbeda cara penuturannya dengan penulisan di jaman modern.

Akhirnya pada bulan Agustus ini, kutekadkan niat untuk membaca dengan mengikuti Jane Austen’s Reading Challenge yang diadakan oleh salah satu blog luar. Maka mau tidak mau, mulailah kubuka halaman pertama sastra klasik yang telah banyak menimbulkan pro-kontra termasuk di kalangan pencinta sastra klasik. 

“Sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang pemuda kaya tentu ingin mencari istri. Meskipun tidak banyak yang mengetahui perasaan atau pandangan pemuda semacam itu ketika dia baru saja memasuki sebuah lingkungan baru, suatu anggapan telah terpatri di pikiran para orang tua di sekelilingnya, bahwa dia adalah calon pasangan yang tepat bagi salah seorang putri mereka.”
( from ‘Pride and Prejudice’ by Jane Austen | Chapter 1 ; p. 7 )

source )
Nah, dari paragraf pertama sudah muncul topik yang mampu membuat diriku terkejut, karena penulis langsung ‘menembak’ problematik yang bisa jadi menjadi pangkal permasalahan kisah ini. Sebuah prasangka bahwa setiap orang pasti akan menginginkan hal yang sama, bahwa pria mapan harus segera mencari seorang istri yang layak, sedangkan para gadis yang menginjak masa remaja tidak memiliki tujuan hidup lain, kecuali ‘memasarkan diri’ untuk terpilih menjadi istri pilihan. 

Kisah ini tentang kedatangan penghuni baru di Netherfield Park, dan ia adalah seorang pria muda kaya raya bernama Mr. Bingley, yang akan menetap beserta kerabatnya. Hal ini hanya berarti satu hal bagi para penghuni desa Longbourn, terutama keluarga Bennet yang memiliki 5 orang anak gadis, bahwa sang penghuni baru ini adalah ‘sasaran-empuk’ sebagai target calon suami yang menunjang masa depan putri-putri mereka. 

Maka hanya membutuhkan desakan yang sangat kuat dan gigih dari Mrs. Bennet agar Mr. Bennet mau memulai perkenalan dengan tetangga baru mereka, sebelum didahului oleh keluarga Lucas yang juga memiliki anak gadis. Dengan mengikuti segala ‘aturan-main’ yang berlaku pada masa itu, dimulailah serangkaian propaganda dan kampanye ‘ramah-tamah’ dan saling berkunjung, semuanya bukan saja untuk sekedara acara sosialisasi, melainkan sebagai agenda utama untuk menggaet ‘mangsa sempurna’ bernama Mr. Bingley. 

source )
Dan akhirnya dibuatlah acara dansa guna menyambut para warga Longbourn yang terhormat (yang dari kalangan lebih rendah seperti petani atau pelayan tidak akan pernah diundang dalam acara ini)  guna memasuki kediaman baru Mr. Bingley dan kerabatnya di Netherfield Park. Tiada hal lain yang menjadi topik pembicaraan selama berhari-hari selain pesta dansa itu. Semua sibuk mempersiapkan diri masing-masing. Demikian pula Mr. Bennet yang acuh dengan Mrs. Bennet yang benaknya hanya berisi bagaimana caranya salah satu gadisnya bisa memperoleh pasangan dan segera menikah. 

Bahkan kelima putri keluarga Bennet, Jane yang sangat cantik, ramah dan lembut hati, Elizabeth yang periang, lincah dan tajam dalam berpikir maupun perkataan (sesuatu yang disukai sang ayah, tapi dibenci oleh sang ibu karena dianggap hal itu ‘tabu’ bagi gadis yang sedang mencari jodoh), kemudian ada Mary yang pendiam dan kutu buku, serta Catherine “Kitty” dan Lidya yang terlalu lincah dan genit untuk gadis seusia mereka. 

Dalam pesta dansa inilah awal konflik mulai terbentuk. Dengan adanya ketertarikan antara Mr. Bingley dan Jane Bennet yang memang merupakan gadis tercantik di wilayah itu. Adanya kehadiran sahabat Mr. Bingley yang bernama Mr. Darcy yang turut menyertai saudara-saudara perempun Mr. Bingley di acara itu. Mr. Darcy yang tampan dan kelihatan sekali dari keluarga berada, sungguh menyolok penampilannya karena keangkuhan, sombong dan menyebalkan serta sikap dingin yang ia berikan kepada setiap orang. Maka dibandingkan Mr. Bingley yang juga tampan dan menarik, namun lebih ramah dan sopan, jelas pasaran Mr. Darcy menurun dikalangan warga Longbourn yang minim prospek calon suami yang menjanjikan. 

source )
"She is tolerable; but not handsome enough to tempt me; I am in no humour at present to give consequence to young ladies who are slighted by other men. You had better return to your partner and enjoy her smiles, for you are wasting your time with me."
( ~Mr Darcy to Mr. Bingley about Elizabeth Bennet | from ‘Pride and Prejudice’ by Jane Austen | Chapter 3 )

source )
"But I can assure you," she added, "that Lizzy does not lose much by not suiting his fancy; for he is a most disagreeable, horrid man, not at all worth pleasing. So high and so conceited that there was no enduring him! He walked here, and he walked there, fancying himself so very great! Not handsome enough to dance with! I wish you had been there, my dear, to have given him one of your set-downs. I quite detest the man."
( ~ Mrs. Bennet to Mr. Bennet about Mr. Darcy | from ‘Pride and Prejudice’ by Jane Austen | Chapter 3 ; p. 23 )

source )
Kemudian muncul Mr. Collins – sepupu jauh Mr. Bennet, yang karena sesuatu hal bakal menerima warisan kediaman Bennet (pada masa itu harta warisan terutama berupa estate tidak akan diberikan kepada anak perempuan), mendadak berkunjung ke keluarga Bennet, dengan satu tujuan menikah dengan salah satu gadis-gadis Bennet yang terkenal akan kecantikkan. Mrs. Bennet menyambut baik hal itu, karena itu berarti kediaman keluarganya tidak akan jatuh ke tangan orang asing melainkan kepada keturunannya. Maka tanpa memikirkan apakah putri-putrinya menyetujui hal tersebut, ia pun merancang ‘masa depan’ bagi mereka.

Dan setelah kejadian tersebut, muncullah serangkaian kejadian serta pertemuan yang akan ‘mempermainkan’ perasaan para tokoh-tokohnya. Hubungan antara Mr. Bingley dan Jane yang menyala-nyala, menjadi redup hingga terputus akibat ikut-campur seseorang yang salah membaca ‘kondisi’. Bagaimana perasaan Mr. Darcy yang semula acuh kemudian mendapati dirinya tertarik kepada Elizabeth, hingga mengalami penolakan, keduanya dengan alasan yang sama sekali berbeda. Elizabeth menolak karena tersinggung dengan ‘penghinaan ‘ yang dilakukan oleh Mr. Darcy, sedangkan Mr. Darcy marah karena ia belum pernah ditolak oleh seorang gadis ...

"From the very beginning— from the first moment, I may almost say— of my acquaintance with you, your manners, impressing me with the fullest belief of your arrogance, your conceit, and your selfish disdain of the feelings of others, were such as to form the groundwork of disapprobation on which succeeding events have built so immovable a dislike; and I had not known you a month before I felt that you were the last man in the world whom I could ever be prevailed on to marry." 

Jika mampu menggambarkan betapa kompleks dan rumitnya hubungan serta prasangka yang terjadi di sebuah desa dengan penghuni yang tidak terlalu banyak, maka lewat diagram di bawah ini bisa mewakili sedikit ‘jalur-komunikasi ‘ yang mampu membuat pusing kepala namun sekaligus membuat rasa penasaran hingga akhir kisahnya. 

source )
Setelah menamatkan bacaan ini, sebuah kesan yang dalam timbul di benakku. Bagaimana mungkin  sebuah problematik yang semula tampak sederhana, berkembang menjadi sebuah realita yang mampu merubah kehidupan orang lain sepenuhnya. Sesuai dengan judulnya ‘Pride’ (Harga Diri) dan ‘Prejudice’ (Prasangka), maka kisah ini bagaikan menertawakan sikap pura-pura, kemunafikan, pemalas, serta kepicikan pemikiran orang-orang Inggris yang hidup di masa itu. Daripada bersikap terbuka apa adanya, mereka saling bersikap ramah satu sama lain, meski di belakang yang bersangkutan, masing-masing sibuk dengan gosip tidak menyenangkan yang terjadi di antara mereka. 

source )
Conclusion :
While writing this review, I realize something, there is more beside stories about ‘matching-couples’ or issue about married at young age, specially for young ladies. Yes, I know, some people don’t like stories from female authors from that era. Why ? Because mostly talks about emotion-feelings-and how small-minded people had to live in small area with the same people years after years. How they dreams almost the same, going-out to see ‘the world’ outside there village, but yet when came the opportunity to do it, only few really had the ‘gut’ to do it – change their life entirely. 

Jane Austen write about young women mostly as a main character on her novel. Mostly they had similar character : inteligent – smart – curious – bold – dare to try something out of the box. But she also put strong-boundaries among those character, mind-set of the people surround the character. Parents, sisters, brothers, eldery, someone who had big influence or should be obey by them, no matter how they’re feeling. Just like through Pride and Prejudice, she puts Elizabeth Bennet as main character a little bit like someone who cry for help to anybody that can rescue her from those awful situation ... and I’m not talking about the married part, but the situation when she realize how weak her father in defending his family, how small-minded and shallow her mother is, how wrong she thinks that someone else is arogan, close-minded, selfish and over-confident, and then she as well doing the same thing to other person. 
source )
"Vanity and pride are different things, though the words are often used synonymously. A person may be proud without being vain. Pride relates more to our opinion of ourselves, vanity to what we would have others think of us."
( ~Mary Bennet to Elizabeth Bennet | from ‘Pride and Prejudice’ by Jane Austen |Chapter  5 )
Note :
I will talk about these characters more on my next posting, not reviewing the books, but talks on some character that interest me with their personality and mind-set. I will posting it on Thursday, August 16th 2012 as part of blog hop I’m joining. 

Best Regards,

Tuesday, July 31, 2012

Books "THE EAGLE OF THE NINTH"



Judul Asli : THE EAGLE OF THE NINTH
( from The Eagle Chronicles : Book 1 )
By Rosemary Sutcliff
Copyright © 1954 by Anthony Lawton
Penerbit Qanita
Alih Bahasa : Ingrid Nimpoeno
Editor : Nadya Andwiani & Nunung Wiyati
Cover ©2010 Focus Features LLC.
Cetakan I : September 2011 ; 488 hlm 

Kisah ini terjadi sekitar tahun 117 Masehi, ketika Legiun Kesembilan dibawah pimpinan Kohort Pertama Hispana yang bertanggung jawab atas ‘sang Elang’ – berangkat menuju wilayah Utara Inggris guna menumpas pemberontakan suku-suku liar di sana, namun Legiun ini menghilang tanpa kabar maupun jejak satu pun. Menimbulkan berbagai desas-desus tentang keberadaan pasukan yang terkenal ini. Namun yang pasti, pemerintahan Romawi kehilangan ‘sang Elang’ dalam peristiwa ini, dan nama serta kehormatan Legiun Kesembilan tidak mampu dipulihkan sekian lamanya.

Beberapa tahun kemudian, Sentarion Marcus Flavius Aquila – komandan Legiun Kedua yang terdiri dari 600 pria-pria raksasa dari Galia, berangkat dari Isca Silurium menuju Isca  Dumnoniorum sebagai kohort pendukung menggantikan garnisun lama, penjaga perbatasan wilayah Romawi di Inggris. Sentarion Marcus tampak menyolok diantara pasukannya, karena penampilan fisiknya menunjukkan bahwa ia asli orang Romawi, di antara masyarakat serta penduduk Inggris. 

Marcus adalah putra Komandan Legiun Kesembilan yang menghilang, dan semenjak kehilangan sang ayah kemudian sang ibu beberapa waktu setelah kejadian itu, ia ditampung oleh sang bibi, namun tiada kecocokan antara Marcus dan keluarga bibinya yang merupakan pejabat Romawi. Maka begitu Marcus menginjak usia 18 tahun, ia segera mendaftar dalam kesatuan, dan misinya untuk berangkat ke wilayah Inggris, tempat sang ayah beserta Legiun Kesembilan menghilang, guna melacak dan mengembalikan ‘sang Elang’ kepada pemerintah Romawi.

Isca Dumnoniorum dimana terletak Tembok Raksasa yang membatasi wilayah Gunung Merah, yang membentang luas dengan puncak dan lembah curam, merupakan perbatasan kota Inggris dalam kekuasaan Roma yang rawan dengan adanya berbagai pemberontakan. Di sinilah Marcus memulai tugas penting sebagai wakil Roma, komandan penjaga yang mengatur kelangsungan serta ketertiban masyarakt di wilayah itu. Sebagai seorang tentara yang telah mendarah-daging dalam tubuhnya semenjak kecil, Marcus juga memiliki otak cerdas serta bakat kepemimpinan yang bagus, sehingga tak lama setelah pendudukannya, ia mampu mneyesuaikan serta mengendalikan rutinitas kelangsungan hidup masyarakat di wilayah itu. 

Meski keamanan dalam wilayah ini berlangsung tanpa ada gangguan, namun Marcus tak membiarkan pasukannya lengah sedikit pun. Ia tetap melatih mereka secara fisik dan mental, guna menghadapi bahaya serangan dari para pemberontak. Dan kesigapan Marcus akhirnya teruji, ketika suatu hari, muncul tanda-tanda yang meresahkan dirinya, suatu firasat akan bahaya besar mengancam kedamaian wilayah itu, dari berbagai pertanda-pertanda kecil yang diamati setiap harinya. 

Pemberontakan yang dipimpin oleh kaum Druid itu memicu pertempuran yang mengerikan selama berhari-hari. Pasukan Marcus bukan hanya berusaha keras mempertahan kan benteng kota, tapi juga kesulitan dalam meminta bantuan legiun lain karena cuaca yang tidak mendukung. Korban berjatuhan di kedua belah pihak, namun kedua belah pihak tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah. Dan pada hari kesekian pertempuran ini berlangsung, akhirnya cuaca mulai mendukung, isyarat bantuan pun muncul, dan sebagian pasukan patroli keliling kembali menuju benteng kota. Marcus memimpin sendiri pasukan pelindung guna menjemput pasukan patroli. Mereka keluar dari gerbang kota, terjun langsung berhadap-hadapan dengan pasukan pemberontak. Dan saat-saat mereka berhasil kembali  ke gerbang, muncul serangan mematikan pasukan chariot (=kereta terbuka yang ditarik oleh empat ekor kuda). Marcus menghadang pimpinan chariot terdepan, akibatnya sungguh fatal. 

Marcus berhasil memimpin pasukannya melumpuhkan perlawanan pasukan pemberontak. Namun hal itu harus dibayar sangat mahal. Ia terluka parah dan harus menghabisi nyawa kenalan baiknya, Cradoc – pemimpin chariot yang dihadangnya. Karena kondisinya, maka Marcus tak mampu meneruskan tugasnya secara fisik. Karirnya dalam Legiun sudah berakhir. Dengan membawa tanda kehormatan sebagai satu-satunya penghargaan yang diberikan oleh Roma, Marcus mengundurkan diri ke Cavella – tempat sang paman yang menjabat sebagai Magistrat, menghabiskan masa pensiunnya. Paman Aquila tidak mirip dengan ayahnya, namun Marcus mendapati pria tua yang masih sehat dan segar ini mampu menyelami hatinya. Sembari memulihkan kondisinya, Marcus masih memilih secuil harapan bahwa entah suatu hari, ia bisa mewujudkan keinginan untuk memulihkan nama baik serta kehormatan Legiun Kesembilan, demi ayahnya. 

Kehidupan baru nan nyaman yang dinikmatinya, tiada mampu mengenyahkan kegelisahan hatinya. Hingga suatu hari, dalam arena Pertandingan Saturnalia di Cavella, Marcus menyelamatkan nyawa seorang budak gladiator. Budak yang bernama Esca itu kemudian dibelinya dan menjadi pelayan setia. Memiliki budak pelayan seorang gladiator bukanlah hal yang lumrah, namun Marcus mampu melihat sesuatu yang lain dalam tatapan Esca – putra Kepala Klan Brigantes, yang tewas ditumpas dalam pertempuran melawan Legiun dan menghabisi seluruh klan, menyisakan yang masih hidup dijual sebagai budak. 

Hubungan antara Marcus dan Esca lebih dari sekedar majikan dan budak, mereka menjadi sahabat dalam pengertian dan pemahaman akan diri masing-masing. Esca juga yang membawa anak serigala yang kelak menjadi peliharaan dan penjaga Marcus, serigala tangguh bernama Cub. Rasa kesepian yang pernah menghinggapi Marcus menjelang masa-masa pemulihannya dalam kesendirian, sudah berakhir. Terlebih dengan munculnya Cottia - gadis remaja, kemenakan tetangga sebelah rumah sang paman. Gadis itu bukan saja menyenangkan sebagai kawan bicara tetapi juga sangat menaruh perhatian akan kehidupan yang telah dijalani oleh Marcus, sehingga ia tanpa sadar mulai bercerita tentang masa lalunya yang indah namun terlalu menyedihkan untuk dikenang saat ia hanya seorang diri...

Kisah klasik dengan latar belakang sejarah nyata, akan keberadaan ‘seekor Elang Romawi’ yang tak bersayap – berupa patung cetakan yang hingga kini bisa dilihat di Museum Reading, yang ditemukan melalui penggalian di kawasan Silchester, Inggris atau tepatnya dimana pernah ada kawasan trotoar Calleva Atrebatum. Keberadaan patung itu yang diyakini sebagai simbol Legion IX Hispana Romawi yang menghilang sekitar tahun 117 M di dekat Eburacum – dimana wilayah York kini berada, mengilhami penulisan kisah ini. 

Dengan berpusat pada karakter Marcus Aquila – mantan Sentarion Komandan Legiun Kedua, yang bertekad melacak jejak pasukan Legiun yang dipimpin oleh ayahnya, bukan saja karena mereka menghilang tanpa jejak, namunjuga mulai munculnya ‘sang Elang’ –simbol utama Legiun itu di kawasan pemberontak.  Marcus bertekad mengambil dan mengambil kembali ‘sang Elang’ ke pangkuan Roma, namun dalam hati kecilnya, ia selalu menantikan jawaban akan keberadaan sang ayah.  

Keberadaan dirinya yang terluka parah, tak mampu bergerak dengan kelincahan fisik yang pernah dilakukannya, saat dirinya mencapai kondisi frustasi, Marcus menemukan pandangan hidup baru, terutama ketika hidupnya bersinggungan dengan sosok Esca – pemuda yang juga mengalami pahitnya peperangan, berada dari asal yang berlawanan dengannya, namun pada akhirnya mereka menemukan kesamaan dan bukan hanya menjalin persahabatan (sesuatu yang langka bagi pandangan orang Romawi yang masih memandang rendah kedudukan bangsa lain, apalagi jika mereka merupakan budak), namun juga sehidup dan semati dalam menempuh perjalanan berat : rute menelusuri perjalanan Legiun IX Hispana hingga saat mereka lenyap.

Menyelesaikan bacaan setebal hampir 500 halaman hanya dalam waktu semalam (sistim-kebut-baca-buat-review), tak terlalu terasa karena kisah yang menarik bak menelusuri kawanan Lord of The Ring menempuh perjalanan berat, meski tanpa adanya sihir ataupun mahkluk-makhluk mengerikan ... Namun bahaya tetap senantiasa mengintai, karena wilayah yang dijelajahi kedua sekawan ini merupakan wilayah liar atau dalam konotasi belum seluruhnya dikuasai  dalam pemerintahan Romawi pada saat itu. 

Marcus meskipun asli bangsa Romawi, namun seumur hidupnya ia telah terbiasa dengan berbagai kalangan dan memahami kondisi masyarakat Inggris yang pada saat itu boleh dikatakan belum semuanya mengenal budaya. Dengan adanya sosok Esca – pemuda asli Inggris namun dari suku tertentu, membantu pemahaman pola pikir dari sudut para pemberontak, terutama mereka (para pemberontak) masih tetap melakukan perlawanan meski sulit sekali untuk menang. 

Dan yang lebih menarik, hubungan antara Marcus dan gadis tetangga kediaman pamannya : Cottia – yang baru berusia 13 tahun saat mereka bertemu, menjalin persahabatan unik yang tetap berlanjut hingga gadis cilik ini menjadi wanita dewasa. Gadis keras kepala namun memiliki kelembutan hati serta pemahaman akan perbedaan kehidupan mewah pejabat tinggi dengan realita kehidupan keras masyarakat sekitarnya. Gadis yang tak mudah menyerah sebelum tujuannya tercapai, begitu mirip dengan diri Marcus Aquila ... (jadi tidak sabar untuk segera membaca kelanjutannya ... dan kapan nich penerbit akan mengeluarkan buku ketiganya ??? )

Tentang Penulis :
Rosemary Sutcliff ( 14 Desember 1920 – 23 Juli 1992 ), adalah seorang penulis asal Inggris, yang terkenal akan karya-karyanya berupa buku anak-anak serta novel fiksi historis.  Beliau memulai karirnya lewat karya ‘The Chronicles of Robin Hood’ yang rilis pada tahun 1950. Kemudian pada tahun 1954, karyanya yang terkenal ‘The Eagle Chronicles’ dimulai. 

Buku keempat serial ini ‘The Lantern Bearers’ memperoleh penghargaan ‘the Carnegie Medal’ pada tahun 1959, dan pada tahun 1972 kembali memperoleh posisi kedua lewat karyanya ‘Tristan and Iseult’. Pada tahun 1974 beliau direkomendasikan sebagai penerima Hans Christian Andersen Award. Kemudian pada tahun 1985, novelnya ‘The Mark of the Horse Lord' memenangkan Phoenix Award, lalu pada tahun 2010 kembali memenangkan penghargaan ini lewat ‘The Shining Company’  

Novel ‘Eagle of the Ninth’ yang rilis pada tahun 1954 ini mengawali serangkaian novel yang mengukuhkan nama beliau sebagai penulis ‘historical fiction’ pada masanya. Novel ini juga telah diadaptasi dalam versi serial televisi pada tahun 1956, kemudian pada tahun 1977, dan pada tahun 1996 oeh BBC, dan diangkat pula ke film layar lebar pada tahun 2011 dengan judul ‘The Eagle’ dibintangi oleh Channing Tatum sebagai Marcus Aquila dan Jamie Bell sebagai Esca. 

Adapun seri lengkap untuk The Eagle Chronicles berdasarkan kronologis waktu kisahnya :
  1. The Eagle of the Ninth ( 1954 )
  2. The Silver Branch ( 1957 )
  3. Frontire Wolf ( 1980 )
  4. The Lantern Bearers ( 1959 )
  5. Sword at Sunset ( 1963 )
  6. Dawn Wind ( 1961 )
  7. Sword Song ( 1997 )
  8. The Shield Ring ( 1956 ) 

Info selengkapnya tentang beliau serta karya-karyanya dapat dicari di : Situs Rosemary Sutcliff  yang diprakarsai oleh Anthony Lawton – anak angkat beliau serta ahli waris yang ditunjuk untuk menjaga hasil karya yang luar biasa ini. 

Event "Posting Bersama BBI Juli 2012" dengan tema Historical Fiction.

[ Linky is close ]
see all the participants at here :

  1. HobbyBuku | The Eagle of The Ninth
  2. Fanda | Twenty Years After 
  3. Tezar | The Secret Life of Bees  
  4. Melisa | The Reader  
  5. Nana | De Harmonie 
  6. Astrid | The Swan Thieves 
  7. Ren | The White Queen 
  8. Tezar | My Name Is Red 
  9. Sulis | Sarah's Key 
  10. Alvina | City of Thieves  
  11. Dion | Perfume
  12. Peni | The Reader
  13. Ferina | The Sherlockian
  14. Gea | My Salwa My Palestine ( On The Hills of God )
  15. Desty | Mehrunnisa The Twentieth Wife  
  16. Jun | The Invention of Hugo Cabret
  17. Lila | Sky Burial
  18. Helvry | The Pianist
  19. Busyra | Fall of The Giants 
  20. Tanzil | Revolusi Di Nusa Damai  
  21. Priska | The Prince & The Pauper 
  22. Jody | Juliet  
  23. Oky | To Distraction 

Best Regards,