Judul
Asli : TO KILL A MOCKINGBIRD
Copyright
© 1960
by Harper Le
Penerbit
Qanita
Alih
Bahasa : Femmy Syahrani
Editor
: Berliani Mantili Nugrahani & Emi Kusmiati
Desain
Sampul : Windu Tampan
Cetakan
III : Juli 2008 ; 540 hlm
[ Review in Indonesia &
English ]
Buku ini telah menjadi salah
satu koleksi yang sekian tahun menumpuk, tanpa sempat kubaca. Salah satu
kekhawatiran dan ketakutan dalam diriku untuk memulai membacanya, kisah ini
merupakan bacaan berat dan penuh kengerian tentang penderitaan seorang gadis
cilik menghadapi teror yang dihadapi oleh sah ayah, seorang pengacar kulit
putih yang harus membela tersangka berkulit hitam di wilayah Alabama... Dan
kini setelah membacanya, diriku sangat menyesal kenapa tidak sedari dahulu
kubaca kisah yang sangat menarik ini. Bukan saja penuh petualangan yang
mengasyikkan sekaligus menakjubkan, karena penulis memilih karakter-karakter
protagonis sekalis antagonis yang bertolak belakang dengan paduan alur serta
seting yang anehnya menjadi suatu ramuan kisah yang tak mampu kulepaskan
semenjaka awal pembukaan hingga akhir. Sebuah kisah yang cukup mudah diikuti
(tidak terlampau berat sebagaimana bayanganku semula) namun dalam setiap
paragraf, tercantum pesan-pesan moral yang diungkapkan melalui percakapan
antara seorang ayah dengan kedua anaknya.
Atticus Finch adalah warga terhormat di Maycomb County, yang berada di tepi Sungai Alabama, dengan ibu kota Finch’s Landing. Ia merupakan salah satu keturunan dari sang pendiri kota tersebut, Simon Finch. Namun bukannya hidup bak tuan tanah pada masa tersebut, Atticus Finch memilih menjadi seorang pengacara dan hidup sekitar 30 km sebelah timur dari Finch’s Landing. Ia menikah pada usia cukup lanjut, dan dikarunia 2 orang anak, Jeremy “Jem” Atticus Finch dan Jean Louise “Scout” Atticus Finch. Ibu mereka, yang berusia 15 tahun lebih muda daripada suaminya, meninggal dunia saat Scout berusia 2 tahun, sehingga kedua anak tersebut dirawat dalam pengawasan Calpurnia – pelayan berkulit hitam yang menyayangi keluarga tersebut. Kehidupan mereka berjalan sebagaimana para penduduk kota kecil, hingga suatu hari kedua anak ini berkenalan dengan Charles Baker Harris atau yang akrab dipanggil Dill, kemenakan Miss Rachel yang tampaknya harus berpindah-pindah mengikuti orang tua asuhnya. Ketiga bocah yang menghabiskan waktu bermain bersama, memulai sebuah petualangan dengan berusaha memecahkan rahasia Boo Radley – pemuda tetangga keluarga Finch, yang menjadi legenda karena berbagai kisah aneh tentang masa lalunya yang kelam, serta kabar bahwa ia dikurung dan dirantai sepanjang hidupnya di kediaman keluarga Radley.
[ source ] |
Peristiwa besar itu dimulai
ketika Atticus Finch mendapat tugas untuk membela Tom Robinson – pemuda kulit
hitam yang dituduh melakukan pemukulan serta pemerkosaan Mayella Ewell – gadis kulit
putih, satu-satunya keturunan keluarga Ewell. Sebagaimana asas praduga
masyarakat pada masa itu, maka Tom Robinson langsung divonis bersalah, dan
keluarganya mengalami kesulitan akibat pengucilan yang dilakukan oleh para
keluarga kulit putih. Namun melalui Atticus Finch, akan dibuka sebuah sisi lain
dari peristiwa itu, sisi yang merupakan sebuah kebenaran namun sulit diterima
oleh kalangan kulit putih karena mengundang aib. Jem dan Scout – anak-anak yang
berusia sangat belia, melihat suatu kebenaran dan keadilan yang tak mendapat
dukungan, alih-alih kekejaman, prasangka serta kebencian membabi-buta melanda
para penduduk setempat. Mereka juga belajar tentang tetap berusaha dalam melakukan
‘hal yang benar’ meski harus mendapat tentangan, teror, hinaan serta ancaman
mengerikan yang akan merenggut nyawa keluarga mereka. Atticus Finch tampak
sebagai pria setengah baya yang tak berdaya dan lemah, namun bagi mereka yang
mengenal dirinya dengan baik, dibalik itu semua ia memiliki harga diri,
kejujuran serta hati nurani bersih untuk berkata sekaligus bertindak demi
kebenaran. Kisah ini sangat menyentuh sekaligus unik, terutama melihat suatu
bentuk lain ‘kejujuran’ yang terjadi antara pria berusia 50 tahun dengan
anak-anak usia belasan yang memiliki pemikiran terbuka bahkan cenderung lebih
dewasa dibanding anak-anak seusia mereka.
[ source ] |
I really regret that only for
now, I read this extra-ordinary story. My fear on how heavy the topic on this
book, was not reasonable at all. From the very beginning, this story already capture
my imagination and how interesting this main character build. This is a story
about Atticus Finch – a single parent at the age of 50 years-old, with two
child, Jem (12) and Scout (8), they live at small town in Maycomb County, near
the River of Alabama. The main story start when Atticus as an lawyer, choose to
defend a suspect – a black young man, who accused to rape a young white female.
Through the story, we will know that’s the accusation was not true, but the
trials and the jury will decided to punished the black person, even he is
innocent, simply because his action and the truth, will arise termendious
hummiliation on the white’s folks.
This theme maybe commons and
there’s similar topic on every others books, about the wrong accusation on the
black people because of the hatred and wrong perception among white people on
the South, specially in Alabama. But the different and the main interest in
this story is the main character, Atticus Finch and his child, Jem and Scout.
Through dialogue between them, stories are builiding an unique mind between a
man at the age of 50 and the boy who becoming a man at the age of 12, and the
very bright young girl named Scout, who only 8 years-old but had her mind and
deepest knowledge and sense-of-justice beyond her age. I never quite enough to read about their
dialogue, it’s so open and almost mature, sometimes so hillarious yet touching.
How do you explain when a man like Atticus had to answer his daughter question,
about ‘nigger-lover’ --- the accusation and terror by the people of those town,
when they know He act as the defender of black man. Or how he explain about ‘rape’
and in-justice that happen around the city. How he can still maintain the
true-knowledge on the right and the wrong, about how justice will be served in
real world --- through a simple dialogue and conversation, this is a great
stories, who goes straight on every people who read it, specially if you had a
heart and conciense deep in side your mind.
Tentang Penulis :
[ source ] |
Pernah bersekolah di Huntington
College of Montgomery, dia kemudian meneruskan kuliah hukum di University of
Alabama. Di kampus itulah, dia mengasah bakat menulisnya dengan bergabung
menjadi editor di majalah humor kampus, Ramma-Jamma.
[ source ] |
“To
Kill A Mockingbird” also include as my reading project on :
1st
book in 2013 TBR PILE
1st
book in Back To The Classics 2013
22nd
book in 1001 Book You Must Read Before You Die
33th
book in The Classics Club
[ more about this author,
books and related topics, chek on here : Official Site | Wikipedia on Harper Lee ]
Event Posting Bersama BBI dengan Tema "Pulitzer Prize Winners"
Best Regards,
Event Posting Bersama BBI dengan Tema "Pulitzer Prize Winners"
Best Regards,
Saya baru baca, rasanya gak sanggup nyelesaiin. Tapi setelah baca reviewnya, saya berusaha buat lanjut. big thanks
ReplyDelete