WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Showing posts with label Lucy Maud Montgomery. Show all posts
Showing posts with label Lucy Maud Montgomery. Show all posts

Monday, January 21, 2013

Books "EMILY OF NEW MOON"



Judul Asli : EMILY OF THE NEW MOON
( book 1 of Emily Trilogy )
Copyright © Lucy Maud Montgomery
Penerbit Qanita
Alih Bahasa : Ambhita Dhyaningrum
Editor : Ary Nilandari & Ocllivia D.P.
Desain Sampul : Windu Tampan
Cetakan I : Juli 2010 ; 524 hlm
[ Review in Indonesia & English ]

Emily Byrd Starr hidup bahagia di sebuah rumah terpencil di Lembah Maywood, berdua dengan sah ayah Douglas Starr serta Ellen Greene – pelayan sekaligus pengasuh Emily , terutama semenjak kematian sang ibu Juliet Starr ketika Emily baru berusia 4 tahun. Meski hidup sendiri, Emily memiliki banyak ‘teman’ yang dapat diajaknya bermain. Mulai dari Mike – kucing tampan dengan tubuh gemuk serta bulu halus kelabu tua dan mata besar bagai mata burung hantu, lalu Saucy Sal – kucing kurus dengan bulu kelabu bercampur putih bersih, telinga panjang dan mata hijau tua, serta petarung tak terkalahkan di wilayah tersebut. Emily juga bisa bermain-main di dekat Adam dan Hawa serta Pohon Pengetahuan, rangkaian pohon apel di atas bukit. Atau berlari bersama Dewi Angin melewati nona-nona birch yang cantik dan Pinus ayam Jago. Namun yang paling menakjubkan bagi Emily ketika Sang Kilat datang ‘berkunjung’ – membuat Emily merasa berada di dunia lain yang menggambarkan kekuasaan Alam Semesta.
“...yang kurasakan sekarang, aku tidak menyukai Tuhan lagi,” kata Emily. “Tentu saja kau menyukai Tuhan, Sayang. Kau taka akan bisa tidak menyukai-Nya. Tuhan adalah cinta itu sendiri, kau tahu itu? Kata Douglass menjelang kematiannya.”
[ source ]
Emily tidak paham betul maksud Ayah. Tapi seketika dia merasa tidak takut lagi, kepahitan itu sudah berkurang, rasa duka tak tertahankan pun meninggalkan hatinya. Emily merasakan cinta ada di sekelilingnya, diembuskan oleh kelembutan agung tak kasat mata yang melingkupinya. Manusia tak boleh merasa takut atau khawatir di dalam cinta, dan cinta ada dimana-mana. Ayah hendak melewati pintu – bukan, dia hendak menyingkap tirai. Ayah akan masuk ke dunia yang pernah dilihat sekilas oleh Emily saat kemunculan Sang Kilat. Ayah akan berada di dalam keindahaan itu, tak terlalu jauh darinya, hanya di balik tirai yang melambai.
[ from ‘Emily of New Moon’ by L.M. Montgomery | p. 33 – 34 ]