Books “QUO VADIS ?”
Judul Asli : QUO VADIS – A NARRATIVE OF THE TIME OF NERO
Copyright © by Henryk Sienkienwicz
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Antonius
Adiwiyoto
Desain Sampul : Satya Utama Jadi
Cetakan II
: November 2009 ; 552 hlm
Sepanjang sejarah kehidupan, Manusia –
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia karena diberkahi akal-budi
untuk memilih kehidupan yang akan dijalani, memutuskan mana yang baik dan mana
yang buruk. Sesuai dengan evolusi dan perkembangan, maka ciptaan-Nya semakin
disempurnakan, secara fisik maupun mental. Akan tetapi kebebasan serta hak
untuk memilih, justru banyak disalah-gunakan pada hal-hal yang tidak layak dan
sangat tidak manusiawi, sesuai dengan akhlak dan kodrat masing-masing. Jika
hanya segelintir manusia yang memiliki akhlak rendah, maka kehidupan akan terus
berjalan. Namun bagaimana seandainya suatu bangsa yang besar, justru mengalami
kejatuhan akan turunnya nilai-nilai moral, perilaku serta pikiran yang tiada
bedanya dengan hewan atau makhluk yang lebih rendah derajatnya ??
[ source ] |
Preview :
Kisah dibuka ketika Petronius – mantan
gubernur dan anggota kehormatan Dewan Romawi, kesayangan Caesar Lucius Domitius
Ahenobarbus atau yang dikenal sebagai Nero, karena kemampuan serta kesukaan
Petronius akan seni serta keindahan, membuat dirinya dijuluki sang Penilai
Keindahan, dan ia mendapat kunjungan tak terduga dari kemenakannya Vinicius Muda. Pemuda tampan dan menarik ini baru
kembali ke Roma setelah mengikuti pasukan Corbulo, dan ia memiliki permohonan
pada sang paman yang memiliki pengaruh serta kekuasaan demi tercapainya impian
terpendam yang menggebu-gebu dalam dirinya. Vinicius jatuh hati pada Callina
atau yang lebih dikenal sebagai Lygia – putri angkat Aulus Platius dan Pomponia
Graecina.
[ source ] |
Petronius sangat sayang pada Vinicius,
maka ia mengatur sebuah rencana terselubung yang nantinya akan membuat Lygia
menjadi ‘milik’ Vinicius. Melibatkan peran serta perintah Caesar Nero, Lygia
ditahan di kediaman Caesar untuk nantinya diberikan sebagai hadiah kepada
pemuda yang sedang mabuk kepayang. Yang tidak mereka ketahui atau dengan
sengaja menutup mata, bahwa Lygia bukan gadis biasa. Ia dibesarkan dan dididik
secara Kristen oleh keluarga angkatnya, sehingga hatinya bersih, tidak menyukai
bahkan cenderung muak pada pesta pora dan kebiasaan hidup para pejabat Roma.
Meski di dalam lubuk hatinya, ia juga tertarik pada Vinicius, namun ia tak mau
mengorbankan prinsip hidupnya dengan menjadi selir Vinicius. Maka saat
Petronius dan Vinicius menanti iring-iringan tandu yang membawa ‘selir-baru’ ke
kediamannya, Lygia dibantu pelayan setianya Ursus serta kelompok Kristen,
melarikan diri, bersembunyi dalam lindungan para penganut dan simpatisan
Kristen.
[ source ] |
[ source ] |
Penyelidikan Chilo membawa mereka ke
pertemuan rahasia kaum Kristen, dan setelah menunggu sekian lama, akhirnya
suatu hari, mereka berhasil menemukan di mana Lygia berada. Membawa seorang
pengawal dan disertai Chilo, Vinicius menyusup dalam tempat persembunyian dan
melarikan Lygia yang terkejut. Namun Ursus yang tak pernah melepaskan putri
lindungannya, mampu membunuh sang pengawal dan nyaris membunuh Vinicius jika
tidak dicegah oleh Lygia. Vinicius berada pada posisi yang terbalik, kini ia
terluka parah dan menjadi tawanan.
[ source ] |
“...dia mendengar khotbah bahwa orang bahkan harus mengasihi musuhnya. Tapi menurut pendapatnya itu hanya teori belaka. Dalam hidup sesungguhnya, itu takkan terjadi. Pahala apa yang diinginkan orang-orang ini? Vinicius berpendapat bahwa kehidupan orang Kristen di dunia yang mengesampingkan hartabenda dan kesenangan hanya merupakan hidup yang menyedihkan. Tetapi ada hal-hal yang mengherankan : wajah setiap orang berseri-seri, air muka mereka memancarkan suka cita yang sangat besar, ketika orang yang seharusnya dibunuh karena bersalah, dilepaskan dan diampuni kesalahannya...”[ p. 209 ]
[ source ] |
Ketika akhirnya Vinicius mampu kembali
ke kediamannya, ia telah berubah. Ajaran dan perilaku sehari-hari kaum Kristen
yang disaksikan semasa pemulihannya, membuat ia mempertanyakan arti kehidupan
yang selama ini ia jalani. Kegelisahan hatinya kini bukan diakibatkan kemarahan
dan cemburu buta, namun pada keyakinan suatu janji akan kehidupan baru yang
lebih membahagiakan jiwa serta batin manusia. Kini ia tak mampu membangkitkan
minat pada undangan pesta pora yang diadakan oleh kaum terhormat Romawi.
Petronius meski tetap menyayangi dirinya, tak mampu menyelami pemikiran Vinicius
yang baru ini. Ketertarikan Petronius akan agama Kristen beserta pemeluknya,
sebatas berhubungan dengan Vinicius dan mempelajari sesuatu yang baru, tanpa
bertujuan menjalaninya.
“Aku tahu penghiburanmu terletak dalam Kristus. Tapi aku tidak mengerti apa artinya,” kata Vinicius. “Bagi kami tidak ada perpisahan, sakit, maupun penderitaan. Kalau memang ada, segera akan berubah menjadi kegembiraan. Maut sendiri yang bagimu berarti akhir kehidupan, bagi kami orang Kristen berarti awal kehidupan. Maut merupakan perubahan dari kesengsaraan menjadi kebahagiaan tanpa batas, dan sifatnya kekal,” jawab Lygia.
[ source ] [ p. 219 -202 ]
Conclusion :
[ source ] |
The setting was City of Rome under the
rule by Emperor (Caesar) Nero around AD 64. Conflict start to build around the
relationship between Lady Lygia from the Lygia’s Heirs (its Poland now) who
also secretly life as a Christian, then a young Roman patrician named Marcus
Vinicius falling in love with her, even possesed to own her as a mistress.
Afraid of being mollested, Lady Lygia runaway from Caesar’s orders, makes her
and everyone who helps her pursue as traitor to Emperor.
[ source ] |
[ source ] |
If you ever watch movies like
Gladiator, Spartacus or Ben Hur, mostly the great and glamour feeling will
erase the brutality of the scene. Believe me, when you reading this book,
you’re not gonna easily forgot the image of people killing people just to
entertaint the audience (how even they can watched it again and again that beyond
my mind) --- even there’s a scene, contest between audience who had stomatch
and stay until the masacre finished (and this masacre can be taking days to
finished).
[ source ] |
5 star to Quo
Vadis by Henryk Sienkienwicz.
About Author :
Henryk Adam Aleksander Pius Sienkienwicz ( May 5, 1846 – November 15, 1916 ) was a
Polish journalist and one of the most popular Polish writers at the turn of the
19th and 20th centuries. Born into an impoverished noble family Russian-ruled
Poland. He wrote several historical novels set during Commonwealth ( Polish
Republic ), and many of them first serialized in newspapers. In Poland, he is
best known for his historical novels such as “With Fire and Sword”, "The Deluge",
and "Fire in the Steppe" (The Trilogy)
set during the 17th-century Polish-Lithuanian Commonwealth,
while internationally he is best known for Quo Vadis, set in Nero's Rome. Quo
Vadis has been filmed several times, most notably the 1951 version.
[ source ] |
[ more about this author, check on here : Henryk Sienkiewicz | about his works, check on here : Project Gutenberg | about book adaptation, check on here : IMDB ]
EVENT BACA & POSTING BERSAMA BBI : Oktober 2012 dengan Tema 'Books by Nobel Prize Winners'
List of Participants of this Event :
List of Participants of this Event :
- Fanda | BELOVED by Toni Morrison
- H. Tanzil | ISTANBUL by Orhan Pamuk
- Maria | QUO VADIS by Henryk Sienkiewicz
- Dion | ONE HUNDRED YEARS OF SOLITUDE by Gabriel Garcia Marques
- Ally | JUST SO STORIES by Rudyard Kipling
- Maria | IMPERIAL WOMAN by Pearl S. Buck
- Maria | KIM by Rudyard Kipling
- Sinta | IMPERIAL WOMAN by Pearl S. Buck
- Bzee | THE STRANGER by Albert Camus
- Melisa | GITANJALI : SONG OFFERINGS by Rabindranath Tagore
- Astrid | MY CENTURY by Gunther Grass
- Fadhilatul | THE SUN ALSO RISES by Ernest Hemingway
- Luckty | FIESTA by Ernest Hemingway
- Desty | FATELESS by Imre Kertész
- Annisa | THE SOUND & THE FURY by William Faulkner
- Eko | JUST SO STORIES by Rudyard Kipling
- Stefanie | JUST SO STORIES by Rudyard Kipling
- Mia | THE GOOD EARTH by Pearl S. Buck
- Ferina | SNOW by Orhan Pamuk
- Dewi Sidik | DISGRACE by J.M. Coetzee
- Alvina | JUST SO STORIES by Rudyard Kipling
- Azia Azmi | WAITING FOR THE BARBARIANS by J.M. Coetzee
- Rati | THE PROTECTOR by J.M.G. Le Clezio
- Dessy | SNOW COUNTRY by Yasunari Kawabata
- Ana | BELOVED by Toni Morrison
- Sabrina | THE GOOD EARTH by Pearl S. Buck
- Helvry | CALDAS by Gabriel Garcia Marquez
- Indah Tri Lestari | THE WHITE CASTLE by Orhan Pamuk
- Enggar | LORD OF THE FLIES by William Golding
- Dani | MEMORIES OF MY MELANCHOLY WHORES by Gabriel Garcia Marquez
- Dewi | THE LATE MATTIA PASCAL by Luigi Pirandello
- Indri | THE NEW LIFE by Orhan Pamuk
- Tezar | ISTANBUL by Orhan Pamuk
- Tezar | IMPERIAL WOMAN by Pearl S. Buck
Jadi keingat Imperium dan POmpeii yang masih numpuk. Seingatku buku ini sering diobral 40% ya? beli ah kl obral lg
ReplyDeletelho skrg kan lagi obral 40% Dion, ada di tobuk lho
DeleteWow,5 stars!
ReplyDeleteKadang keraguan seseorang akan agamanya bermula dari pemahaman yg setengah2 ya, jadi mereka mencari dan mencari tapi tetap tidak menemukan.
Iya, aq pikir bukunya bakaln berat, ternyata enak aja kok, seperti punya Robert Harris, meski klasik tapi tidak bertele-tele :D malah lebih 'mbulet' baca KIM yang super tipis :(
Deletewaaah ini salah satu wishlist ku lho mbaaa =) seru kayaknya ceritanya, tapi nama2nya kok susah banget ya buat diinget =p
ReplyDeleteNgak kok mbak, lebih gampang ketimbang Imperium malahan :D dan jauh lebih enak daripada baca KIM :(
DeleteQuo Vadis? tadinya saya pikir kalimat ungkapan apaa.. gitu, ternyata itu versi latin dari 'Where are you going?'
ReplyDeleteIya, aq juga baru tahu setelah googling di om wiki :D
DeleteQuo Vadis ini salah satu favoritku juga. Lambat cuma di awal tapi setelah itu enak dibaca (aku sampe kaget sendiri karena kok nggak seberat yg kuduga).
ReplyDeleteKapan-kapan baca ulang aaah...
Iya benar, aq juga salah duga, dari ketiga buku pilihan ini yang paling tebal. tapi justru paling cepat selesai karena menarik, KIM yang paling tipis justru paling lama karena bahasanya lumayan sulit diikuti.
DeleteKemarin sempat mau baca ini juga, tapi melihat ketebalannya dipending dulu... nyari waktu yang tenang dan pas bacanya.
ReplyDeleteSetidaknya review ini udah ngasih sedikit bayangan ttg isinya :)
Jangan salah sangka dengan tebalnya mbak :D aq juga duga seperti itu di awal, ternyata enjoy aja malahan lumayan cepat ketimbang baca KIM yang lebih tipis :D
DeleteBangsa romawi ini emang terkenal karena kekejamannya tapi juga karena kejeniusannya. Hidup di masa sekarang, harus diakui saya kagum sama mereka. Tapi klo hidup dulu, ugh...pasti saya benci dengan keangkuhan mereka
ReplyDelete*kok gak nyambung sama review buku ya?*
Hehehe...abis tergerak baca komen mbak maria tentang si Caesar yang tega bakar 1 kota dengan alasan sepele sih
Aq sekarang pengen punya dan nonton filmnya mbak :D dulu banget waktu kecil *ingat samar-samar* filmnya pernah diputar di TVRI gegara dilarang nonton sama ortu (tayangan kategori orang dewasa) jadi malah'ngintip' nah pas adegan bakar-bakar kota ini, jadi bikin aq ngak bisa tidur malahan hehe
DeleteCerita tentang zaman romawi selalu menggoda. Cari ah.. Hehehe..
ReplyDeleteIni lagi di-obral 40% lho mbak Nissa, coba cari di tobuk mungkin masih ada
DeleteKnowing our history make us wise yes?
ReplyDeleteIndeed Mr. Helvry, people learn from history, if they or we cannot learn from that, human will extinct like dinosaurs :D
DeleteKompleks juga ya ceritanya... alurnya khas klasik banget :) Makasih udah share buku ini mba Maria
ReplyDeleteSama-sama mbak Ana, beruntung ada event ini, jadi buku yang bagus tidak semata berada dalam timbunanku :D really love good books and good stories, but even happier when I can share it with others who love and appreciate this too :D
DeleteHai, Maria. Namaku Kama, dari Polandia. Aku banget senang Maria suka Quo Vadis. Bukunya klasik di Polandia. Biasanya anak2 bacanya di sekolah. Aku juga, di SMA. Waktu aku tinggal di Solo, aku beli versi Indonesia, tapi belum bacanya.
ReplyDeleteAaa, judul asli "Quo Vadis" aja. "Quo Vadis - A Narrative of the Time of Nero" itu judul terjemahan Inggris. ;)
Halo. Saya orang Polandia. Saya sangat senang karena di Indonesia dibaca Henryk Sienkiewicz yang salah satu paling terkenal penulis di dunia. Bolehkah saya bertanya? Saya tidak bisa menemukan informasi tentang alih bahasa yang bernama Antonius Adiwiyoto. Saya mau menulis artikel tentang terjemahannya tapi di Polandia dia tidak terkenal. Di mana saya bisa menemukan informasi tentangnya? Saya juga mencari informasi apakah "Quo vadis?" diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Bolehkah saya meminta tolong? Terima kasih. Salam hangat.
ReplyDelete