Judul Asli
: POLLYANNA
Penulis :
Eleanor H. Porter
Penerbit :
OrangeBooks
Penerjemah
: Rini Nurul Badariah
Editor : Rinurbad & Dee
Cetakan ke-01 : Mei 2010, 312 hlm
Review :
Kisah ini
pertamakali kubaca semasa SD, tepatnya di perpustakaan sekolah, pada hari
dimana keluargaku mendapat berita duka akan tewasnya saudara sepupuku tercinta
(yang baru diwisuda sebulan sebelumnya) akibat kecelakaan ditabrak truk
sepulang dari dinas jaga di rumah sakit. Dalam kondisi ‘shock’ diriku saat itu
tak mampu merasakan apapun dalam menerima berita itu. Dan saat istirahat
sekolah, alih-alih bermain bersama teman-teman, diriku termenung di pojokan
sudut perpustakaan, dibagian buku-buku lama. Dan diantara tumpukan buku yang berserakan
di meja ( belum sempat dibereskan oleh petugas ), kulihat buku dengan sampul
menarik dengan judul ‘POLLYANNA” … tanpa niat apapun, kubuka buku itu sekedar
menghabiskan waktu. Dan kisah ini bak membuka pintu emosi-ku, tanpa bisa
dibendung air mata mengalir saat menjalani kisah Pollyanna, dan bukannya semakin
terpuruk, kisah ini justru memberikan sebuah kekuatan dalam menghadapi tragedy,
bagaimana menyikapi hal-hal yang terjadi diluar kehendak dan kemauan kita, hal-hal
yang tidak mengenakkan bahkan menyakitkan. Saat itu usiaku baru sepuluh tahun,
namun kenangan akan gadis berusia duabelas tahun yang mampu membangkitkan
semangant hidup ‘orang-orang’ disekelilingnya, bahkan pembacanya seperti
diriku, membuat kenangan Pollyanna kembali … mengingatkan diri kita bahwa
kehidupan penuh dengan warna-warni yang beraneka-ragam, dan bagaimana ‘lukisan’
tersebut akan terwujud, semuanya tergantung pada diri kita sebagai pelukisnya …
Sinopsis :
Pollyanna
– gadis cilik berusia duabelas tahun, menjadi yatim-piatu tanpa ada sanak
keluarga terdekat, kecuali saudara perempuan ibunya : Miss Polly, yang tidak
pernah mengetahui keberadaan dirinya apalagi bertemu semenjak ibu Pollyanna
‘berpisah’ dengan keluarganya.
Miss Polly
adalah tipikal perawan tua ( yang masih cantik & rupawan, karena usia
pernikahan pada zaman tersebut relative saat mereka masih sangat muda ), yang
terbiasa hidup sendiri dengan tenang dan teratur, ditemani seorang pelayan
rumah tangga & seorang tukang kebun. Namun ia harus segera melakukan suatu
perubahan demi menyambut kedatangan penghuni baru yang sangat tidak diharapkan
yang akan mengganggu ketenangan serta rutinitas kehidupannya.
Namun
Pollyanna bukan sekedar gadis cilik biasa, diluar sikapnya yang sangat ceria
& periang, senantiasa ‘bikin ribut’ ( menurut Miss Polly ), tidak pernah
tepat waktu & suka berbuat ‘aneh-aneh’ ( sekali lagi juga berdasarkan
penilaian Miss Polly ), namun ia juga memiliki kebesaran hati & jiwa yang
sangat welas-asih hingga tak pernah bisa diam melihat ketidak-benaran yang ada
di sekelilingnya ( ini berdasarkan penilaian Pollyanna, yang seringkali justru
bertolak-belakang dengan pemahaman Miss Polly ). Contohnya, saat Pollyanna
melihat menemukan kucing terlantar, anjing yang ditinggalkan pemiliknya di
jalanan, ia dengan serta merta memungutnya dan membawanya pulang untuk dirawat
& dipelihara ( membuat Miss Polly harus menahan segenap rasa jijik &
akhirnya menyerah akan kebulatan tekad Pollyanna ), namun segala sesuatu ada
batasnya bagi Miss Polly, karena Pollyanna juga membawa pulang anak yatim-piatu
yang melarikan diri dari panti asuhan, guna ‘dipelihara & dirawat’ di rumah
…. Miss Polly akhirnya ‘meledak’ (^_^)
Meski
demikian, keteguhan hati Pollyanna yang tercermin dari penyebar-luasan
‘permainan Sukacita’ yang diberikan pada setiap orang, setiap makhluk hidup
yang ditemuinya, sungguh merubah warna kehidupan di tempat itu. Mulai dari
pelayan rumah, tukang kebun, orang tua kaya yang pemarah & sulit bergaul,
dokter yang patah hati bertahun-tahun, anak yatim-piatu, wanita perawan tua
yang membeku hatinya, semuanya mengalami perubahan dalam kehidupan mereka dan warna-warna
yang semula muram dan kelabu perlahan tapi pasti berubah menjadi warna-warni
pelangi yang cerah bak simar mentari yang senantiasa bersinar. Hingga terjadi
suatu peristiwa yang menimpa Pollyanna, kejadian yang membawa dampak buruk bagi
dirinya, bagi nyawa Pollyanna, membuat suatu tindakan drastic bagi semua orang
yang pernah ‘disentuh’ oleh kebaikan & kebesaran hati Pollyanna …
Best
Regards,
* HOBBYBUKU *
gabisa dicopy duh -_-
ReplyDelete