Books “MALAM DI ATAS LAUTAN“
Judul Asli : NIGHT OVER WATER
Copyright © 1991 by
Ken Follet
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa : B.
Sendra Tanuwidjaja
Cover by Eduard Iwan
Mangopang
Cetakan ke-01 : Mei
2006 ; 568 hlm
[ "Resensi buku ini dibuat dalam rangka ikut berpartisipasi dalam Lomba Resensi Buku ReadingWalk.com" | source from Reading Walk's Library ]
Sinopsis :
Kisah
dibuka dengan pemberangkatan pesawat Pan Clipper American – pesawat mewah
pertama yang melayani penerbangan melintasi Lautan Atlantik, menyeberangi
batas-batas Eropa dan Amerika. Pesawat ini menyediakan pelayanan kelas satu
seperti yang diberikan pelayaran dengan kapal-kapal mewah, perbedaannya pada
kecepatan dan waktu. Jika dengan berlayar dengan kapal mewah sekaligus,
membutuhkan waktu 4 – 5 hari perjalanan tanpa gangguan cuaca buruk, sedangkan
dengan pesawat itu hanya 25 – 30 jam melintasi Lautan Atlantik, membuat harga
tiket yang hanya mampu dibeli oleh kaum bangsawan berada, bintang film ternama,
pengusaha-pengusaha besar serta presiden dan pemimpin negara.
Dan
pada penerbangan Pan Clipper yang ke-sembilan, berangkat dari Pelabuhan
Southampton, Inggris menuju New York, Amerika Serikat, pesawat dengan penumpang
dan para awak pesawat akan mengalami perjalanan yang tak terlupakan, perjalanan
yang penuh bahaya dengan adanya berbagai konflik kepentingan pribadi dan
keserakahan masing-masing pihak. Ada bangsawan yang melarikan diri dari tuduhan
konspirasi, anak yang berusaha bebas
dari kungkungan orang tuanya, pencuri yang menghindari kejaran pihak berwajib,
istri yang melarikan diri dari suaminya bersama pacar gelapnya, ilmuwan jenius yang mencari kebebasan serta
kejaran oknum-oknum Hitler, suami yang mengejar istrinya yang selingkuh dan
kabur, kakak-beradik yang memperebutkan tampuk kekuasaan di perusahaan
keluarga, konspirasi rahasia yang
melibatkan mata-mata dan simpatisan Hitler dengan awak pesawat yang keluarganya
menjadi sandera guna memperalat kemampuannya di dalam pesawat … Maka
penerbangan mewah tersebut bukanlah penerbangan yang nyaman, karena penuh
dengan guncangan bukan saja cuaca buruk namun pertempuran hidup-mati melawan
idealisme, keyakinan, dan memperjuangkan apa makna kehidupan masing-masing.
Beberapa
karakter tokoh yang berperan penting dalam kisah ini :
Tom Luther
Pengusaha
yang memiliki pabrik-pabrik yang memproduksi pakaian wol, meski berasal dari
Amerika tapi ia memiliki pengalaman buruk dengan para penganut Komunis,
terutama oranng-orang Yahudi yang menyebabkan usaha ayahnya jatuh-pailit.
Hingga ia bertemu Raymond ‘Ray’ Patriarca – mafia organisasi kejahatan yang
dijuluki “Public Enemy Number One” , dan lewat sosok ini ia berhasil membangun
kembali kesuksesannya, menyingkirkan semua musuh yang berusaha menghalanginya.
Dan sebagaimana budi-baik, maka ada saat untuk membalas semua ‘kebaikan’ itu,
dan Tom Luther sebagai anggota Deutsch-Amerikaner Bund yang didanai oleh Nazi,
bersedia mempertaruhkan nyawanya guna terlaksana sebuah misi penting.
Edward “Eddie” Deakin
Anak
petani miskin yang haus pengetahuan, akhirnya mendapati dirinya berhasil
memasuki ujian masuk Annapolis yang ketat, lulus dari Akademi Angkatan Laut
dengan pujian dan berkat pengetahuan serta pengalaman yang bagus, ia mendapat
penawaran pekerjaan dengan bayaran tinggi di Pan American Airways System.
Dan kini ia menjalani tugas sebagai
teknisi pengawas pesawat mewah Pan American Clipper, tugas dan tanggung jawab
berat karena ia harus memastikan kelaikan serta senantiasa mengecek kondisi
pesawat yang menjalani rute penerbangan panjang. Tiada yang lebih menyenangkan
bagi Eddie dengan menjalani tugas yang disukainya, namun ia juga sudah
membayangkan hendak pensiun, berusaha meluangkan waktu bagi istri tercinta
Carol-Ann yang sedang hamil. Hingga suatu hari ia mendapat telepon yang merubah
hidupnya – ancaman atas keselamatan orang yang dikasihinya, atau dia menuruti
perintah yang akan diberikan pada saat yang tepat. Eddie tidak tahu secara
pasti apa yang harus dilakukannya, tapi melihat situasi yang dihadapinya, jelas
hal tersebut bukanlah suatu tugas yang menyenangkan …
Harry Vandenpost aka Harry Marks
Putra
tunggal dari seorang janda miskin yang berjuang mencari nafkah guna membesarkan
anaknya hingga memperoleh pendidikan yang layak, dan karena ia dianugerahi
dengan kecerdasan serta tampang menawan, maka kehidupan senantiasa
‘berbaik-hati’ padanya, meski ia dan ibunya masih dalam kondisi miskin. Hingga
Harry jatuh-cinta pada perhiasan !!! Ia tergila-gila pada batu-batu permata,
berlian, dan jalan satu-satunya adalah mencuri berbagai perhiasan para
bangsawan yang didekatinya. Sasarannya adalah para wanita, mulai gadis
bangsawan hingga para istri yang kesepian, ia mampu menjadi ‘teman yang baik’
hingga saat yang tepat untuk berkunjung di kediaman para bangsawan itu. Harry
menikmati kehidupannya, hingga suatu kali ia salah langkah, berakibat pada
penangkapan dirinya, persidangan, pembebasan dan pelarian dari kejaran balas
dendam …
( Keluarga Oxenford )
Lord Oxenford – tuan tanah atas lahan yang luas yang
merupakan warisan turun temurun, sangat membanggakan garis keturunannya dan
memuja pemikiran Hitler, menganggap ras-ras di luar kulit putih tidak memiliki
hak untuk menikmati kenyamanan dan kesuksesan ras murni, sehingga ia menjadi
salah satu pendiri Serikat Fasis Inggris. Ia juga memiliki pemikiran orthodox
tentang pendidikan bagi wanita, terutama bagi putri-putrinya, cukup mengetahui
pengetahuan dasar sebagai calon istri bagi keturunan bangsawan lain. Ia
memiliki impian bahwa suatu saat Hitler akan menunjuknya sebagai perwakilan di
Inggris melawan para sosialis yang tak tahu malu dan memperjuangkan hak ras
kulit putih di negara Inggris …
Lady Oxenford – merupakan putri keturunan bangsawan kelahiran Connecticut, Amerika, meski demikian ia tidak sebebas orang Amerika, lebih cenderung menyimpan pemikirannya sendiri dan tidak mau membuat keributan dengan suaminya, hidup dalam penyangkalan dan menutup mata atas tindakan keras-kepala suaminya, sehingga ia juga tidak bisa dekat dengan anak-anaknya.
Elizabeth Oxenford – putri pertama berusia 21 tahun, semasa kecil dekat dengan saudaranya Margaret, hingga menjelang remaja, pola pemikiran yang berbeda membuat mereka sering berselisih paham ( adu argumentasi ). Ia putri yang penurut, penganut nilai-nilai tradisional kedua orang tuanya yang kaku, ultrakonservatif, setia pada kerajaan, buta terhadap gagasan-gagasan baru dan memusuhi segala jenis perubahan. Sifatnya tertutup, kikuk, dengan postur kurus dan jangkung, tidak terlalu cantik dan bersikap kaku pada setiap orang, sangat memuja propaganda Hitler.
Margaret Oxenford – berusia 19 tahun, putri kedua yang lincah, terbuka, menganut paham feminisme dan sosialis, suka mempelajari berbagai hal baru dan haus akan kebebasan serta menikmati perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga ia dianggap radikal dan pemberontak oleh keluarganya. Margaret berusaha mencari kebebasan, termasuk melarikan diri dari keluarganya. Tapi hal itu tak berjalan dengan mulus, mulai tersesat, dikira pelacur jalanan, ditahan dalam penjara, hingga diserahkan kembali kepada ayahnya yang mengurungnya dan membawanya pergi melintasi benua …
Percy Oxenford – satu-satunya putra Oxenford, meski tidak mengikuti aliran mana pun, ia sangat cerdas dan lincah, serta berandalan sejati meski baru berusia 14 tahun. Karena kebandelannya, ia sangat cocok dengan Margaret, bahkan ia satu-satunya yang mengerti dan bersimpati pada perasaan Margaret. Meski jauh lebih muda, Percy memiliki pemikiran sendiri dan kelak keberanian serta keteguhan hatinya justru membuatnya harus mengambil tindakan melawan bahaya yang mampu mengancam nyawanya …
( Pasangan Lovesey vs
Mark Adler )
Mervyn Lovesey – pengusaha yang sukses, pria yang
menarik dengan postur tinggi besar, kaya dan maskulin, bercerai dari istri
pertamanya yang lari dengan pria lain dan membawa kedua putra mereka. Pada usia
38 tahun, setelah urusan perceraiannya selesai, ia segera menikah lagi dengan
Diana, gadis cantik molek yang baru berusia 28 tahun. Ia sangat mencintai Diana
dan memberikan segala kemewahan dan mengabulkan semua permintaan istrinya yang
cantik itu…tanpa menyadari bahwa bukan itu yang diinginkan oleh istrinya. Dan
ketika kenyataan buruk menghadang di depan matanya, ia bukan seorang penakut,
maka ia pun berangkat memperjuangkan haknya dengan segala cara …
Diana Lovesey – wanita muda yang sangat cantik, mendapatkan apa yang menjadi idaman semua wanita, dinikahi pria tampan dan kaya, yang mencintainya dan memenuhi semua permintaannya, namun pada akhirnya ia justru mendapati dirinya sangat kesepian, tak mampu berkomunikasi dengan suaminya, karena sang suami tak mau memahami dirinya – apa kebutuhan utama yang diinginkannya : penghargaan serta perhatian bukan sekedar pemberian materi belaka. Dan setelah beberapa tahun pernikahan semu itu berlangsung, Diana menemukan seseorang yang mampu memuaskan rasa dahaga yang dirasakannya selama bertahun-tahun. Ia melakukan hubungan gelap dengan orang yang tak pernah dikenalnya dan hubungan itu berlanjut secara serius hingga membawa dampak pada keputusan berat yang harus diambilnya … segera !!!
Mark Adler – seorang penulis naskah komedi di radio di Los Angeles, Amerika Serikat. Saat sedang berlibur ke Inggris, tak disangka ia berjumpa wanita yang sangat menarik perhatiannya – wanita yang sudah bernikah namun tak bahagia. Dan perjumpaan singkat berbuntut menjadi pertemuan rutin, hubungan gelap yang semakin serius, perpanjangan waktu liburnya di Inggris, hingga tiba saat yang tak terelakkan – ia harus segera kembali ke Amerika. Maka dengan segala cara ia berusaha membujuk Diana – kekasih hatinya untuk mengikutinya ke Amerika, meninggalkan semua kehidupan lamanya, menuju kehidupan baru yang lebih menarik di Amerika.
( Kakak-beradik Black
)
Nancy Lenehan – putri tertua, pemegang saham dan
pemilik perusahaan raksasa Black’s Boots, berdua dengan adikknya Peter yang
hanya berbeda 2 tahun, mereka adalah pewaris dan pengelola perusahaan keluarga
yang dirintis oleh sang ayah dari kondisi sangat minim hingga akhirnya membuat
mereka menjadi multi-jutawan. Nancy meskipun seorang wanita, tapi ia lebih
cerdas dan memiliki ketajaman intuisi serta keberanian bertindak yang
membuatnya sangat cocok sebagai pengganti sepeninggalan ayahnya. Tapi karena ia
tak mau berselisih dengan Peter, yang sangat menginginkan posisi itu, ia
bersedia hanya sebagai pendamping dan penasehat guna tetap menjaga kelangsungan
perusahaan. Hingga pada usianya ke 40 tahun, ia mendapati dirinya harus
mengambil tindakan drastis agar perusahaan itu tidak runtuh. Memaksa Peter yang
telah membuat berbagai keputusan yang justru merugikan dan menggerogoti
perusahaan, untuk mundur dan menyerahkan kendali kepemimpinan kepadanya. Dan
saat ini mereka berdua sedang di Inggris, menunggu keberangkatan kapal untuk
kembali ke Amerika sebelum pecah perang besar …
Peter Black – sebagai satu-satunya putra keturunan Black, ia sangat mengharapkan dirinya sebagai pewaris tunggal perusahaan, tapi sang ayah lebih sering memperhatikan masukan dari putrinya ketimbang dirinya, hingga saat ia meninggal, jika bukan karena belas-kasihan kakaknya ( yang justru membuatnya semakin membenci kakaknya ), maka ia tak akan pernah menjadi pemimpin di Black’s Boots. Dan kini di saat ia mengalami kesulitan, justru kakaknya mau menyingkirkan … membuatnya mengambil tindakan nekat guna menyelamatkan diri sekaligus menyingkirkan orang yang sangat dibencinya : kakak kandungnya.
Kesan :
Pada
musim panas 1939 saat Pan American meluncurkan Pelayanan Penumpang Udara yang
pertama antara Amerika Serikat dan Eropa, merupakan penerbangan eksklusif
Trans-Atlantik yang hanya berlangsung beberapa minggu, sebelum akhirnya
dibatasi ketika Hitler menginvasi Polandia, dan akhirnya berbuntut pada
pecahnya Perang Dunia I. Penulis mendapatkan ide untuk membuat kisah
berdasarkan pesawat yang memang pernah ada, sehingga unsur historis dari
kondisi-kondisi yang terjadi mampu membuat nuansa tersendiri, bukan sekedar
kisah thriller-suspense biasa.
Sebagaimana
novel karya Ken Follet, yang selalu teliti dengan seting lokasi serta pemilihan
waktu yang detil, penuh variasi, demikian pula dengan berbagai macam karakter
yang dimunculkan, dari sekian banyak tokoh dengan latar belakang berbeda, namun
mereka semua dijalin dalam suatu wadah yang membuat sebuah kisah akan interaksi
antar manusia yang sangat menarik. Pertemuan berbagai jenis manusia, beda
sosial, beda budaya, beda bahasa dan latar belakang, tapi semuanya memiliki
kesamaan : masing-masing punya rahasia serta hasrat kelam, yang akhirnya muncul
dalam kondisi tekanan dan stress – sekian jam terkurung bersama dalam pesawat
di udara, tak mampu melarikan diri hanya dapat mencari pelampiasan, bagi
sebagian tidak berbahaya, tapi sebagian lagi tindakan berikutnya justru memicu
mara-bahaya.
Tentang
Penulis :
Ken Follett lahir di Cardiff, Wales 5 Juni 1949. Pada usia 18 tahun, Ken kuliah jurusan filsafat di University Colloge London. Ia menikah dengan Mary saat masih kuliah tingkat pertama, dan putra pertamanya lahir ketika Ken baru berusia 19 tahun. Tahun 1973 ia bekerja sebagai kolumnis Evening News, London. Lama kelamaan ia merasa frustasi dengan pekerjaannya di Evening News dan mulai menulis pada akhir pekan dan malam hari. Ia tidak berhenti dari pekerjaan tetapnya meskipun sudah berhasil menerbitkan buku-bukunya.
Ken Follett lahir di Cardiff, Wales 5 Juni 1949. Pada usia 18 tahun, Ken kuliah jurusan filsafat di University Colloge London. Ia menikah dengan Mary saat masih kuliah tingkat pertama, dan putra pertamanya lahir ketika Ken baru berusia 19 tahun. Tahun 1973 ia bekerja sebagai kolumnis Evening News, London. Lama kelamaan ia merasa frustasi dengan pekerjaannya di Evening News dan mulai menulis pada akhir pekan dan malam hari. Ia tidak berhenti dari pekerjaan tetapnya meskipun sudah berhasil menerbitkan buku-bukunya.
Pada saat itu Ken menganggap menulis hanya sebagai "hobi yang menghasilkan". “Eye of the Needle” yang terbit tahun 1978 dan merupakan buku ketiganya menjadi bestseller serta memenangkan Edgar Award dan diangkat ke layar lebar. Setelah itu Ken berhenti bekerja dan memfokuskan diri untuk menulis. Tahun 1984 Ken bercerai dan menikah lagi dengan Barbara Broer yang merupakan anggota Parlemen.
Novel berikutnya “The Third Twin” menduduki urutan kedua daftar buku bestseller sepanjang tahun 1997, dan hanya kalah dari novel John Grisham “The Partner”. Kemudian berturut-turut ia menghasilkan novel-novel thriller suspense dengan seting yang diamati melalui penelitian sekian lama. Namun karyanya yang mendapat perhatian publik “The Pillars of The Earth” tentang kisah epik-historical Inggris abad Pertengahan selama tiga generasi, karya spektakuler yang menjadi buku pilihan Oprah’s Books Club, dan dibuat sebagai miniseries TV hingga kelanjutannya “World Without End” diluncurkan.
Best Regards,
* HobbyBuku *
No comments :
Post a Comment