[ source ] |
THE MIRABAL SISTERS
The Mirabal Sisters (The Hermanas
Mirabal) adalah empat bersaudara dari Republik Dominika yang menentang
pemerintahan diktator Jenderal Rafael Leonidas Trujillo. El Jefe Trujillo
menjadi President Republik Dominika pada masa pemilihan 1930-1938, 1942-1952,
dan kemudian meneruskan pemerintahan secara diktator dan menghabisi siapa saja
yang berani menentang dirinya. Proses beliau menjadi presiden juga dicurigai
merupakan konspirasi yang disengaja untuk menggulingkan presiden sebelumnya. Selama
lebih dari 30 tahun, rezim Trujillo telah menghabisi lebih dari 50.000 bangsa
Haiti dan Dominikan.
Pada tanggal 25 November 1960, dengan tipu-muslihat dilakukan pembunuhan
terhadap ketiga bersaudara beserta seorang pengemudi setia yang menemani perjalanan
mereka mengunjungi suami-suami yang menjadi tahanan politik. Jasa dan
perjuangan mereka memperoleh penghargaan pada 17 Desmber 1999 oleh United
Nation General Assembly, yang juga menetapkan tanggal 25 November
sebagai Hari Internasional bagi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan
(Internasional day for the Elimination of Violence against Women)
Mirabal Sisters House and now Museum [ source ] |
Keluarga Mirabal semula adalah keturunan petani, yang seiring dengan
perkembangan menjadi pemilik lahan yang luas dan memungkinkan mereka hidup
sebagai kalangan menengah ke atas. Keturunan Mirabal terakhir Don Enrique
Mirabal yang menikah dengan Mercedes Reyes de Mirabal, dikarunia 4 orang putri
yang terkenal akan kecantikan serta keramahan mereka. Sebagai pria yang masih
mengikuti pola pikir tradisional, meski beliau juga menikmati kenyamanan dan
kemewahan jaman modern, pada awalnya beliau berkeinginan putri-putrinya besar
sebagai gadis biasa dan menikah, memiliki keluarga, sebagi seorang istri dan
ibu. Namun berkat dorongan serta kemauan keras istrinya, Mercedes (yang diduga
buta huruf hingga beliau tak mau anak-anaknya memiliki nasib serupa), akhirnya
beliau terpaksa memperbolehkan anak-anaknya menempuh pendidikan di sekolah
luar.
Dari ke-4 putrinya, Don Enrique paling menyayangi Minerva yang sifat keras
kepalanya menyerupai dirinya. Justru karena kekerasan kemauan Minerva,
alih-alih menuruti keinginan ayahnya agar tetap tinggal dirumah dan membantu di
toko, ia memilih sekolah bahkan melanjutkan pendidikan pada jenjang yang tinggi
dibandingkan ke-3 saudarinya. Minerva yang paling cantik dan menarik sekaligus
pemberani dan mudah naik pitam, justru merupakan pelopor penentang Trujillo
yang paling aktif bukan hanya di dalam keluarganya, melainkan juga dalam
lingkup pergaulan sosial.
Siapakah para wanita terkenal yang dikenal sebagai Mirabal Sisters ini ?
[ source ] |
Patricia
‘Patria’ Mercedes Mirabal ( 27 Februari 1924 – 25 November 1960 )
Ia semula
diharapkan menjadi seorang biarawati oleh sang ibu, apalagi semenjak kecil ia
terlihat sangat religius untuk anak seusianya. Namun akhirnya ia memilih untuk menikah
pada usia 17 tahun dengan Pedrito GonzĂ¡les,
petani yang ulet dan bangga akan tanah pertanian milik leluhurnya di San José
de Canuco. Pada kehamilan pertama, Patri keguguran hingga depresi, membuatnya
kehilangan keyakinan terhadap agama dan Tuhan. Kemudian mereka memiliki 2
putra-putri, Nelson dan Noris yang
mampu memberikan sedikit pengharapan dalam hidupnya. Patri juga mengalami
pertentangan batin yang cukup lama, terutama karena ia mencemaskan masa depan
putranya Nelson yang tertarik dalam kegiatan-kegiatan rahasia paman serta
bibinya. Patria menempuh segala cara untuk menghindari keterlibatan lebih
dalam, namun ketika doanya justru membawa pada tragedi di puncak gunung saat
retret.
Dalam usaha memulihkan kondisi serta keyakinannya yang mulai hilang,
Patria mengikuti sebuah retret yang justru membawanya pada tragedi pembantaian
kaum pemberontak pada tanggl 14 Juni (tidak kurang dari 49 orang tewas dalam
peristiwa ini). Ia menyaksikan seorang pemuda yang kehilangan nyawa di depan matanya,
mengingatkan dirinya akan bayi yang tewas dalam kandungannya 13 tahun silam.
Kejadian ini merupakan awal dari perubahan pikirannya untuk mendukung kegiatan
Minerva serta MarĂa Teresa di kegiatan bawah tanah. Keputusan untuk terlibat
langsung dan mendukung perjuangan saudari-saudarinya ditentang oleh sang suami,
dan Patri mampu bersikap keras jika ia memiliki panggilan hati. Bahkan putra
bungsu yang terlahir setelah perubahan dalam hidupnya, diberi nama RaĂºl Ernesto
(nama pemimpin pemberontak rezim Chili yang dikenal dengan panggilan Che). Anehnya
pada saat penangkapan saudara-saudaranya, dirinya justru terhindar, alih-alih
suami serta putranya Nelson turut diciduk oleh pasukan Trujillo.
[ source ] |
BĂ©lgica
Adela Mirabal-Reyes ( 1 Maret 1925 )
Yang lebih dikenal sebagai
Dedé Mirabal, diam-diam menaruh hati
terhadap Virgilio Morales yang ternyata jatuh hati pada Minerva. Namun Dedé
terbiasa untuk mendahulukan kepentingan keluarganya daripada dirinya sendiri,
maka ia memutuskan menerima lamaran saudara sepupunya Jaimito ‘Jaime’ Fernandez,
dan mereka memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia dengn Jaime Enrique dan
Baby Jaime Rafael. Meski ia tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan gerakan
bawah tanah yang dipelopori oleh ke-3 saudarinya (terutama karena larangan
keras suaminya yang tidak menyetujui kegiatan para pemberontak ), pada akhirnya
ia justru berperan dalam mendukung dan membesarkan putra-putri Patria, Minerva
dan Mate, bersama sang ibu Mercedes yang bertahan hidup dalam kepedihan
kehilangan hampir seluruh keluarganya, demi kelangsungan hidup cucu-cucunya.
Kini DedĂ© sebagai satu-satunya dari Mirabal Sisters yang selamat dari pembunuhan, mengelola museum ‘Museo de las
Hermanas Mirabales’ yang berlokasi di lahan keluarga Mirabal yang tersisa
dari sitaan dan perampasan para antek Trujillo.
[ source ] |
Maria
Argentina Minerva Mirabal ( 12 Maret 1926 – 25 November 1960 )
Ia berhubungan dengan Virgilio Morales – salah satu pemimpin pemberontak yang
sangat aktif, hingga menjadi buronan no. 1 pasukan Trujillo. Minerva bahkan nyaris menjadi istrinya, seandainya
tidak ada campur tangan sang ayah serta saudarinya. Namun hal ini tidak mampu
menghapus keinginan Minerva dalam aktifitas yang dianggap radikal bagi seorang
gadis muda di kalangan terhormat. Apalagi setelah ia bertemu dan menikah dengan
Manolo TavĂ¡rez (nama samarannya
Enriquillo). Minerva merupakan salah pemimpin wanita yang dikenal sebagai
pelopor gerakan bawah tanah yang kemudian disebut sebagai ‘the Movement of the
Fourteenth of June’ menentang Trujillo.
Semenjak remaja, Minerva telah beberapa kali berhadapan langsung dengan sang
diktator. Bahkan pada tahun 1949 ketika Trujilllo sengaja menjebak dirinya,
memaksa agar ia menjadi salah satu gundik simpanannya, Minerva menempatkan
dirinya sekaligus keluarganya sebagai target balas dendam Trujillo. Dengan
akal-muslihat, Minerva mampu merubah jebakan menjadi ijin serta dukungan
Trujillo untuk belajar di bidang hukum dan memperoleh gelar sebagai seorang
pengacara. Namun bukan Trujillo jika tak mampu membalas perlakuan Minerva terhadap
dirinya, dengan cara tidak mengeluarkan ijin praktek bagi Minerva. Pasangan ini menjadi pahlawan Nasional rakyat Dominika, meninggalkan warisan bagi putra-putrinya : Minou dan
Manolito.
[ source ] |
Antonia MarĂa
Teresa Mirabal ( 15 Oktober 1935 – 25 November 1960 )
Ia akrab dipanggil Mate, si bungsu yang memiliki fisik lemah dan menderita asma,
memuja Minerva dan kedekatan mereka membawa perkenalan Mate pada 2 hal yang
merubah masa depannya. Pertama, ia
bertemu dengan pasangan hidupnya, seorang aktifis gerakan bawah tanah yang
dipanggil Palomino. Pemuda yang aslinya bernama Leandro GuzmĂ¡n RodrĂguez. Pernikahan mereka yang relatif singkat,
berubah menjadi tragedi ketika sang suami yang merupakan rekan aktif bersama
Manolo TavĂ¡rez (pemimpin gerakan bawah tanah 14 Juni), diciduk dan ditahan
sebagai tahanan politik yang berbahaya. Tak berapa lama berselang, dirinya
serta Minerva turut ditangkap, ditahan serta disiksa berulang kali semasa dalam
tahanan. Akibat salah satu penyiksaan yang ditandai sebagai peristiwa 11 April,
Mate yang sedang hamil mengalami keguguran setelah pendarahan hebat (ia disiksa
di hadapan suaminya yang dipaksa menyerah dan menuruti kemauan Trujillo). Berkat
saran Minerva, demi mengurangi derita akibat kehilangan bayinya, Mate menulis
pengalaman mengerikan itu dalam bentuk tulisan, yang nantinya berhasil
diselundupkan keluar tahanan dan diberitakan. Putri pasangan ini yang masih
bayi bernama Jacqueline, dibesarkan oleh bibi serta neneknya.
"LAS MARIPOSAS" [ source ] |
Selama lebih dari 3 bulan, keluarga yang tersisa tak mengetahui bagaimana
nasib masing-masing anggota keluarga yang diciduk dengan paksa. Ketika kemudian
muncul berita dari para simpatisan Las Mariposas serta gerakan bawah tanah
mereka, baru diketahui mereka semua ditahan di La Cuarenta ( La 40 ) – kamp penyiksaan yang angker bagi para penentang
Trujillo. Tertangkapnya para pelopor ini justru menimbulkan serangkaian gerakan
pemberontakan yang tak terduga. Bahkan pihak
Gereja Katolik yang selama ini bersikap netral, mulai unjuk gigi dan mengecam
tindakan rezim Trujillo, perang pun tak terelakan. Minerva dan Mate tetap aktif
di balik tahanan, dan akhirnya berkat kampanye organisasi kemanusiaan, termasuk
OAS (Organisasi Negara-Negara Amerika Selatan), maka kedua wanita ini
dibebaskan dan menjadi tahanan rumah, meski demikian para pria keluarga mereka
(Manolo, Leandro, Pedrito tetap ditahan). Salah satu sumber berita adalah
tulisan Mate tentang perincian penyiksaan yang dialaminya pada tanggal 11 April
1960, dan surat tersebut berhasil diselundupkan dan diambil oleh perwakilan OAS
yang khusus datang meninjau kondisi para tahanan akibat propaganda dan kecaman
dari dunia luar terhadap tindakan rezim Trujillo.
[ source ] |
Salah satu korban yang turut tewas dalam tragedi 25 November 1960 adalah
Rufino de la Cruz ( 10 November 1923 – 25 November 1960 ), pengemudi kendaraan
yang semula disewa untuk mengantarkan keluarga Mirabal mengunjungi para
tahanan, hingga akhirnya justru dengan setia menjaga dan mengantar mereka
setiap saat. Ia turut tewas karena kesetiaan dan pembelaan terhadap ke-3 wanita
Las Mariposas. Perjalanan mereka yang terakhir menuju Puerta Plata, tempat
tahanan baru bagi Manolo dan Leandro yang berada di puncak pegunungan yang
terpencil. Pemindahan tahanan serta rencana pembunuhan itu, dibuat seakan-akan
merupakan peristiwa kecelakaan belaka. Trujillo sengaja membuat hal ini dengan
tujuan membungkam gerakan Las Mariposas sebelum mengenai seluruh Dominikan.
Namun peristiwa ini justru memicu kebangkitan Nasional, dan hanya dalam waktu
setahun setelah tragedi ini, Trujillo dibunuh.
[ this is compiled from many sources, such as : Wikipedia | Viva Las Mariposas | In The Time of the Butterflies]
Best Regards,
No comments :
Post a Comment