Penulis :
Mark Twain
Penerbit :
Orange Books
Penerjemah : Tria Barmawi
Editor : Azzura Dayana
Cetakan ke-01
: November 2010 ; 434 hlm
Desain Sampul : Windu Tampan
[ Review in Indonesia & English ]
[ Period : est. 16 Century ] ~ [ Setting :
London, England ] ~ [ History : Edward Tudor, Prince of Wales ; also known as Edward VI of England ]
Suatu hari di
musim gugur, sekitar kuartal kedua abad ke-16, di kota tua London, lahirlah
sepasang bayi laki-laki. Yang satu lahir dalam keluarga miskin, yang sama
sekali tidak mengharapkan kelahiran sang bayi yang akan menambah beban hidup
keluarga. Ia diberi nama Tom Canty. Yang satu lagi, kelahirannya
dinanti-nantikan oleh segenap masyarakat Inggris, karena sang bayi adalah calon
pewaris kerajaan Inggris, Edward Tudor, Pangeran Wales.
[ source ] |
Salah satu Impiannya adalah melihat langsung sosok Pangeran Edward. Karena pengaruh dari Pendeta Andrew, Tom berperilaku santun, tata bahasanya cukup terhormat, bahkan pembawaan sikapnya acapkali bagaikan bangsawan terhormat. Masyarakat sekeliling hanya menertawakannya, namun tak sedikit yang menaruh rasa hormat dan meminta nasehat pada si kecil Tom. Sang ayah dan neneknya yang pemabuk serta pemarah suka memukul dan menyiksa bocah ini, karena ia lebih suka duduk mendengarkan kisah-kisah dari Pendeta Andrew daripada berkeliaran dijalanan, mengemis atau mencuri.
[ source ] |
Dan inilah yang terjadi. Karena sesuatu hal, sang Pangeran melupakan
dirinya masih menggunakan pakaian compang-camping milik Tom, dan ketika ia
berlari keluar untuk menghukum penjaga yang menyakiti Tom, alih-alih ia justru
dilempar keluar Istana, dicemooh dan dimaki-maki, karena semua orang
menganggapnya sebagi bocah pengemis. Maka dimulailah petualangan baru yang
menegangkan, Edward Tudor sebagai boch pengemis di jalanan, dan Tom Canty yang
harus berperan sebagai sang putra mahkota. Berbagai pengalaman tak terlupakan
mereka alami, dan semuanya menjadi pelajaran berharga yang akan merubah jalan
hidup serta pandangan bagi masa depan mereka kelak.
My Random Though :
~ Edward Tudor ~ [ source ] |
I can only guest that Mark Twain inspire on this story based on the
character of Edward Tudor. History noted that many new rules and action to
develop a better living for common and poor people, specially children, and no
more ‘punishement’ such as hanging, or burning people, all happen when Edward become
a King. So this story really
interesting, because Twain puts Edward on extreme situation, not only he
sees the way common and poor people living, he actually experience the same
situation too ...
[ source ] |
This story maybe about two young boy, but its not meant to be children’s
reading, at least that’s the way I look at. Just like Uncle Tom’s Cabin, that
not the story about friendship between young girl with her ‘Uncle’, its more
than that. A side from all hidden agenda or political isue, this story can make
you laugh, nervous, excited, gloomy, and don’t forget : enjoying from beginning
‘till the end. Hope you like it just as I am.
Tentang Penulis :
[ source ] |
Pada usia sangat muda, ia sudah bekerja sebagai seorang juru cetak di
sebuah percetakan, dan kadang-kadang juga sebagai penulis di surat kabar. Pada
usia belasan tahun, ia sudah menjadi nahkoda kapal sungai dan selama 4 tahun
berlayar di sepanjang sungai Mississippi.
Pada waktu Perang Saudara Amerika pecah di tahun 1860, ia pindah ke
daerah Barat, ke California. Ketika itulah ia mengubah namanya menjadi ‘Mark
Twain’ yang berarti ‘dua depa dalamnya’. Itu adalah istilah yang dipakai oleh
awak kapal sungai ketika mereka mengukur dalamnya air.
Selain The Prince and the Pauper, karya-karyanya yang terkenal di
antaranya The Adventures of Huckleberry
Finn, The Adventures of Tom Sawyer, A
Connecticut Yankee in King Arthur’s Court serta satu buku non fiksi Life on the
Mississippi. Mark Twain banyak menyisipkan humor di dalam buku-buku yang ia
tulis. Namun semakin usianya bertambah, gaya penulisannya berubah menjadi lebih
serius. Beliau meninggal pada tahun 1910.
Best Regards,
No comments :
Post a Comment