Judul Asli : THE LADY & THE UNICORN
Copyright © Tracy Chevalier 2003
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Pepi
Smith
Ilustrasi & Desain Sampul : Dina
Chandra
Cetakan I
: Juli 2006 ; 296 hlm
[ Period : 1490 – 1492 | between Paris – Brussels ]
[ source ] |
Kisah ini dimulai menjelang masa
Prapaskah (Lent-Eastertide), saat Nicholas des Innocents menerima panggilan
dari Jean Le Viste – bangsawan pendukung Raja Prancis, untuk mendesain lukisan
pada permadani yang akan dipasang sebagai penghias dinding ruang makan
istananya. Nicholas adalah seorang seniman yang berbakat, namun ia memiliki
kelemahan, suka sekali ‘bermain-api’ dengan wanita dimana pun ia berada. Salah
satu pelayan Le Viste Marie-Céleste, bahkan telah menjadi korbannya, hamil di luar nikah, dan tanpa dukungan keuangan
dari Nicholas yang menyukai kehidupan bebas. Namun pada kunjungan kali ini, ia
menemui godaan yang tak mampu ditolaknya. Ia tertarik pada putri pertama Le
Viste, Claude Le Viste – gadis remaja yang manja dan keras kepala. Nicholas
semakin terkesan pada para wanita Le Viste saat ia berhadapan dengan Geneviève
de Nanterre – istri Jean Le Viste, wanita cantik yang diam-diam tidak bahagia
dalam kehidupannya.
[ source ] |
Nicholas terkenal dengan goda-rayuannya
akan dongeng unicorn, yang mampu menarik minat para wanita untuk bersedia tidur
dengannya. Karena itu betapa heran dirinya saat Geneviève de Nanterre ‘memintanya’
dengan tegas untuk melukiskan kisah dengan tema ‘lady & unicorn’ alih-alih adegan pertempuran yang diminta oleh
suaminya. Setelah berjuang untuk meyakinkan Jean Le Viste akan perubahan tema
lukisannya, serta berargumentasi dengan Léon Le Vieux – pedagang perantara
kepercayaan Le Viste, maka Nicholas segera memulai proyek desain lukisan ‘lady & unicorn’ --- dan siapa yang
menajdi sumber inspirasinya jika bukan Claude Le Viste dan Geneviève de
Nanterre, yang sama-sama memiliki kecantikan serta daya tarik yang berbeda satu
sama lain.
Proyek baru ini membuat Nicholas
terobsesi, apalagi ia sempat ‘bermain-main’ dengan Claude Le Viste sebelum dipergoki Béatrice – pelayan kepercayaan
Geneviève de Nanterre, yang diminta untuk mengawasi Claude. Akibat peristiwa
ini, Claude diganjar oleh sang ibu dengan pengawasan ketat oleh para dayang
serta pengawal khusus, yang melarangnya bergaul bahkan bertegur sapa dengan
kaum pria. Sedangkan Nicholas mampu membuat lukisan yang sangat bagus akibat ‘hubungan’
yang dilakukannya itu. Bahkan ia memutuskan menemani Léon Le Vieux ke Brussels
guna memastikan lukisannya dikerjakan dengan benar oleh para pembuat permadani
dinding ini.
~ A mon seul désir ( satu keinginanku) ~ [ source ] |
[ Period : 1490 on Whitsuntide | Brussels ]
[ source ] |
Di Brussels, menjelang Minggu
Pantekosta (Whitsuntide), Georges de la Chappele – seorang lissier (pemilik bengkel permadani) yang terkenal akan
kemampuannya, tak mampu mengenyahkan ketidak-sukaanya terhadap Nicholas saat ia
datang. Bukan hanya karena gaya serta arogansinya, tetapi juga caranya
memandang Christine du Sablon dan Aliènor de la Chapelle, istri serta putrinya,
sungguh mengusik hatinya. Namun ia tak bisa mengusir atau membalas sikap
kurang-ajar Nicholas yang datang bersama Léon Le Vieux, orang yang memberikan
pekerjaan kepada keluarganya. Bengkel yang menjadi satu dengan rumah ini
lumayan besar, dihuni oleh Georges, istri, putri dan putranya Georges Le Jeune.
Jika sedang bekerja, ada seorang pegawai magang bernama Luc serta Philippe de
la Tour – seniman pembuat kartun dari desain lukisan untuk diubah menjadi
desain pola permadani (seorang pria pemalu yang diam-diam mencintai Aliènor de la Chapelle dan bersedia berkorban demi nama baik dan masa depan gadis ini).
[ source ] |
Kedatangan Nicholas yang semula hanya
untuk mengawasi, ternyata menjadi lebih lama, karena ia memutuskan untuk
tinggal lebih lama hingga proses desain awal pembuatan permadani itu selesai. Maka
saat Léon Le Vieux kembali ke Paris, Nicholas lebih banyak berada di bengkel,
sesuatu yang tidak disukai namun tidak bisa ditolak oleh sebagian besar
penghuninya. Satu-satunya yang sedikit menyukai kehadiran Nicholas adalah Aliènor
de la Chapelle – gadis cantik dan menarik, namun ‘buta’ semenjak kanak-kanak.
Nicholas merasakan ‘sesuatu’ yang berbeda pada gadis yang berusaha untuk mandiri,
dan membantu pekerjaan keluarganya, dengan keterbatasan yang ia miliki. Aliènor
meski tidak menyukai gaya dan sikap serampangan Nicholas, menerima perlakuan
pria yang mampu melihat kelebihan pada dirinya, alih-alih memperlakukan dirinya
bagai orang cacat, seperti yang tanpa sadar dilakukan oleh orang-orang
disekelilingnya, termasuk keluarganya sendiri.
[ source ] |
Kehadiran Nicholas yang semula
mengesalkan, akhirnya mulai diterima, apalagi saat ia melihat bahwa keahlianya
yang selalu disombongkan, ternyata tidak mampu menandingi kemampuan serta kerja
keras para pembuat permadani ini. Namun anehnya justru saat ia mulai mampu
berhubungan lebih baik dengan para penghuni bengkel, mendadak ia pergi untuk
kembali ke Paris. Tiada yang tahu tentang hal ini kecuali Christine du Sablon –
yang malu dan sedih, karena Nicholas tanpa sengaja mendengar percakapan dirinya
dengan sang suami, saat mereka membahas ‘kontrak’ demi kelangsungan keluarga,
untuk menikahkan Aliènor dengan Jacques Le Boeuf – si pengering woad (sejenis
kubis yang digunakan sebagai pewarna celup biru untuk wool), lelaki mengerikan
serta memiliki ‘bau-tak-tertahankan’ akibat pekerjaannya. Nicholas marah
sekaligus muak, ngeri membayangkan nasib Aliènor yang peka serta cerdas, harus
bersanding dengan pria kasar dan berpikiran picik.
~ SIGHT ( Penglihatan ) ~ [ source ] |
Kesan :
Jalinan kisah kehidupan setiap orang
dalam kisah ini, semuanya terpangaruh pada ke-enam lukisan seri ‘Lady and
Unicorn’ yang dibuat oleh Nicholas des Innocents. Lukisan yang disebut sebagai “Penciuman,
Pendengaran, Perasa, Penglihatan, Peraba”
karena temanya yang memiliki unsur 5 panca-indera, dengan mengambil
model Claude Le Viste, Geneviève de Nanterre, Christine du Sablon dan Aliènor
de la Chapelle, pada akhirnya memberikan jalan hidup yang berbeda-beda pada
kehidupan setiap wanita ini.
~ TOUCH ( Peraba ) ~ [ source ] |
Kisah ini berjalan cukup cepat, dengan
perpindahan karakter serta lokasi, namun penulis mampu membuat suatu jalinan
benang penghubung yang menarik sekaligus misterius, dan kemampuan beliau
mengambil suatu fakta sejarah sebagai tema utama, dan menjadikannya kisah yang
tak mampu ku-gambarkan selain ‘Luar Biasa’ --- I just love this stories (^_^),
dan satu-satunya yang membuatku sangat penasaran, melihat bagaimana sebenarnya
gambaran ke-6 permadani dinding (tapestries) yang terkenal keindahannya ini.
~ SOUND ( Pendengaran ) ~ [ source ] |
Conclution :
Again, Tracy Chevalier amazed me with
her story-telling based on the six tapestries hang in
the Musée National du Moyen Age (aka Cluny Museum) in Paris. These tapestries were made
for The Le Viste Family (yes, they are real and exist). The
Le Viste family was originally from Lyons, France’s second largest city. The
Jean Le Viste in the novel is actually the fourth Jean in the family. The six tapestries represent the five senses. Each
tapestry is usually referred to by the sense it depicts (Taste, Touch, Smell,
Sound, Sight), with the sixth tapestry – which either introduces or concludes
the series – known as À Mon Seul Désir (To My One Desire) for the words
woven into it.
~ SMELL ( Penciuman ) ~ [ source ] |
The main object is the unicorn by most popular interpretation, and refers to the old belief that
the unicorn is so wild it cannot be tamed, except by a virgin. So the writer decribe Nicholas des
Innocents as The Unicorn and his relationship among the virgin (another belief
placing a mother also as the virgin, as the Virgin Mary with Christ). Everybody
can makes several ways to interprete the painting in these tapestries, but I
really like the way Tracy Chevalier build the stories not just plain
drama-romance, but makes stories surround with another stories, layer by layer,
like the way tapestries made, its need a foundation, need a threads, joining
bit by bit, you can see all the complete picture in the process, but as the
journeys takes you, the final work will
give you a wonderful stories of hard-work, sacrifice, hope, sadness and
happiness too.
~ TASTE ( Perasa ) ~ [ source ] |
Tentang Penulis :
Tracy Chevalier, lahir
pada tanggal 19 Oktober 1962 di Washington, DC. Setelah memperoleh gelar B.A in
English dari Oberlin College, beliau
pindah ke Inggris pada tahun 1984, dimana selama beberapa tahun kemudian bekerja
sebagai editor buku referensi. Pada tahun 1993, beliau meninggalkan pekerjaan
tersebut dan meneruskan pendidikan untuk gelar M.A di bidang penulisan kreatif
selama setahun penuh di University of East Anglia, di bawah bimbingan novelis
Malcolm Bradbury dan Rose Tremain.
[ source ] |
[ source ] |
Karirnya dimulai dengan novel pertama ‘The Virgin Blue’, namun ia lebih dikenal lewat novel keduanya ‘Girl with a Pear Earring’ – yang ditulis berdasarkan lukisan Johannes Vermeer. Kisah ini telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama dan memperoleh 3 nominasi Academy Award di tahun 2004. Menyusul novel ketiga ‘Falling Angel’ dan keempat ‘The Lady and the Unicorn’ yang bertema young adult. Dan novel kelima ‘Burning Bright’ , yang dipublikasikan pada Maret 2007, kisah tentang 2 orang anak yang menjadi tetangga William Blake di London 1792. Novelnya yang terbaru berjudul ‘Remarkable Creatures’ – dibuat berdasarkan kehidupan kolektor fosil asal Inggris pada abad 19 bernama Mary Anning.
Saat ini beliau menetap di London,
Inggris bersama suami dan putranya. Untuk mengetahui tentang beliau silahkan
kunjungi situs resminya di : http://www.tchevalier.com/ atau kontak beliau di http://twitter.com/Tracy_Chevalier atau berkunjung
ke situs http://www.tchevalier.com/gwape/
Best Regards,
Haa...aku ingat buku ini yg bikin aku nulis salah 1 review terpanjang dalam karirku sbg book blogger #eaaa...
ReplyDeletehihi ... sama, padahal aq biasa nulis panjang, nah ini sudah asyik nulis lha kok berlembar-lembar ... jadi ini hasil edit-ulang (^_^)
Delete