WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Tuesday, September 11, 2012

Books "THE LADY & THE UNICORN"



Judul Asli : THE LADY & THE UNICORN
Copyright © Tracy Chevalier 2003
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Pepi Smith
Ilustrasi & Desain Sampul : Dina Chandra
Cetakan I : Juli 2006 ; 296 hlm  

[ Period : 1490 – 1492 | between Paris – Brussels ]
source ]
Kisah ini dimulai menjelang masa Prapaskah (Lent-Eastertide), saat Nicholas des Innocents menerima panggilan dari Jean Le Viste – bangsawan pendukung Raja Prancis, untuk mendesain lukisan pada permadani yang akan dipasang sebagai penghias dinding ruang makan istananya. Nicholas adalah seorang seniman yang berbakat, namun ia memiliki kelemahan, suka sekali ‘bermain-api’ dengan wanita dimana pun ia berada. Salah satu pelayan Le Viste Marie-Céleste, bahkan telah menjadi korbannya, hamil  di luar nikah, dan tanpa dukungan keuangan dari Nicholas yang menyukai kehidupan bebas. Namun pada kunjungan kali ini, ia menemui godaan yang tak mampu ditolaknya. Ia tertarik pada putri pertama Le Viste, Claude Le Viste – gadis remaja yang manja dan keras kepala. Nicholas semakin terkesan pada para wanita Le Viste saat ia berhadapan dengan Geneviève de Nanterre – istri Jean Le Viste, wanita cantik yang diam-diam tidak bahagia dalam kehidupannya. 

source ]
Nicholas terkenal dengan goda-rayuannya akan dongeng unicorn, yang mampu menarik minat para wanita untuk bersedia tidur dengannya. Karena itu betapa heran dirinya saat Geneviève de Nanterre ‘memintanya’ dengan tegas untuk melukiskan kisah dengan tema ‘lady & unicorn’ alih-alih adegan pertempuran yang diminta oleh suaminya. Setelah berjuang untuk meyakinkan Jean Le Viste akan perubahan tema lukisannya, serta berargumentasi dengan Léon Le Vieux – pedagang perantara kepercayaan Le Viste, maka Nicholas segera memulai proyek desain lukisan ‘lady & unicorn’ --- dan siapa yang menajdi sumber inspirasinya jika bukan Claude Le Viste dan Geneviève de Nanterre, yang sama-sama memiliki kecantikan serta daya tarik yang berbeda satu sama lain.

Proyek baru ini membuat Nicholas terobsesi, apalagi ia sempat ‘bermain-main’ dengan Claude Le Viste  sebelum dipergoki Béatrice – pelayan kepercayaan Geneviève de Nanterre, yang diminta untuk mengawasi Claude. Akibat peristiwa ini, Claude diganjar oleh sang ibu dengan pengawasan ketat oleh para dayang serta pengawal khusus, yang melarangnya bergaul bahkan bertegur sapa dengan kaum pria. Sedangkan Nicholas mampu membuat lukisan yang sangat bagus akibat ‘hubungan’ yang dilakukannya itu. Bahkan ia memutuskan menemani Léon Le Vieux ke Brussels guna memastikan lukisannya dikerjakan dengan benar oleh para pembuat permadani dinding ini. 

~ A mon seul désir ( satu keinginanku) ~source ]

[ Period : 1490 on Whitsuntide | Brussels ]
source ]
Di Brussels, menjelang Minggu Pantekosta (Whitsuntide), Georges de la Chappele – seorang lissier (pemilik bengkel permadani) yang terkenal akan kemampuannya, tak mampu mengenyahkan ketidak-sukaanya terhadap Nicholas saat ia datang. Bukan hanya karena gaya serta arogansinya, tetapi juga caranya memandang Christine du Sablon dan Aliènor de la Chapelle, istri serta putrinya, sungguh mengusik hatinya. Namun ia tak bisa mengusir atau membalas sikap kurang-ajar Nicholas yang datang bersama Léon Le Vieux, orang yang memberikan pekerjaan kepada keluarganya. Bengkel yang menjadi satu dengan rumah ini lumayan besar, dihuni oleh  Georges, istri, putri dan putranya Georges Le Jeune. Jika sedang bekerja, ada seorang pegawai magang bernama Luc serta Philippe de la Tour – seniman pembuat kartun dari desain lukisan untuk diubah menjadi desain pola permadani (seorang pria pemalu yang diam-diam mencintai  Aliènor de la Chapelle dan bersedia berkorban demi nama baik dan masa depan gadis ini).

source ]
Kedatangan Nicholas yang semula hanya untuk mengawasi, ternyata menjadi lebih lama, karena ia memutuskan untuk tinggal lebih lama hingga proses desain awal pembuatan permadani itu selesai. Maka saat Léon Le Vieux kembali ke Paris, Nicholas lebih banyak berada di bengkel, sesuatu yang tidak disukai namun tidak bisa ditolak oleh sebagian besar penghuninya. Satu-satunya yang sedikit menyukai kehadiran Nicholas adalah Aliènor de la Chapelle – gadis cantik dan menarik, namun ‘buta’ semenjak kanak-kanak. Nicholas merasakan ‘sesuatu’ yang berbeda pada gadis yang berusaha untuk mandiri, dan membantu pekerjaan keluarganya, dengan keterbatasan yang ia miliki. Aliènor meski tidak menyukai gaya dan sikap serampangan Nicholas, menerima perlakuan pria yang mampu melihat kelebihan pada dirinya, alih-alih memperlakukan dirinya bagai orang cacat, seperti yang tanpa sadar dilakukan oleh orang-orang disekelilingnya, termasuk keluarganya sendiri.

source ]
Kehadiran Nicholas yang semula mengesalkan, akhirnya mulai diterima, apalagi saat ia melihat bahwa keahlianya yang selalu disombongkan, ternyata tidak mampu menandingi kemampuan serta kerja keras para pembuat permadani ini. Namun anehnya justru saat ia mulai mampu berhubungan lebih baik dengan para penghuni bengkel, mendadak ia pergi untuk kembali ke Paris. Tiada yang tahu tentang hal ini kecuali Christine du Sablon – yang malu dan sedih, karena Nicholas tanpa sengaja mendengar percakapan dirinya dengan sang suami, saat mereka membahas ‘kontrak’ demi kelangsungan keluarga, untuk menikahkan Aliènor dengan Jacques Le Boeuf – si pengering woad (sejenis kubis yang digunakan sebagai pewarna celup biru untuk wool), lelaki mengerikan serta memiliki ‘bau-tak-tertahankan’ akibat pekerjaannya. Nicholas marah sekaligus muak, ngeri membayangkan nasib Aliènor yang peka serta cerdas, harus bersanding dengan pria kasar dan berpikiran picik. 

~ SIGHT ( Penglihatan ) ~source ]
Kesan :
Jalinan kisah kehidupan setiap orang dalam kisah ini, semuanya terpangaruh pada ke-enam lukisan seri ‘Lady and Unicorn’ yang dibuat oleh Nicholas des Innocents. Lukisan yang disebut sebagai “Penciuman, Pendengaran, Perasa, Penglihatan, Peraba”  karena temanya yang memiliki unsur 5 panca-indera, dengan mengambil model Claude Le Viste, Geneviève de Nanterre, Christine du Sablon dan Aliènor de la Chapelle, pada akhirnya memberikan jalan hidup yang berbeda-beda pada kehidupan setiap wanita ini.

~ TOUCH ( Peraba ) ~source ]
Kisah ini berjalan cukup cepat, dengan perpindahan karakter serta lokasi, namun penulis mampu membuat suatu jalinan benang penghubung yang menarik sekaligus misterius, dan kemampuan beliau mengambil suatu fakta sejarah sebagai tema utama, dan menjadikannya kisah yang tak mampu ku-gambarkan selain ‘Luar Biasa’ --- I just love this stories (^_^), dan satu-satunya yang membuatku sangat penasaran, melihat bagaimana sebenarnya gambaran ke-6 permadani dinding (tapestries) yang terkenal keindahannya ini.

~ SOUND ( Pendengaran ) ~source ]
Conclution :
Again, Tracy Chevalier amazed me with her story-telling based on the six tapestries hang in the Musée National du Moyen Age (aka Cluny Museum) in Paris. These tapestries were made for The Le Viste Family (yes, they are real and exist). The Le Viste family was originally from Lyons, France’s second largest city. The Jean Le Viste in the novel is actually the fourth Jean in the family. The six tapestries  represent the five senses. Each tapestry is usually referred to by the sense it depicts (Taste, Touch, Smell, Sound, Sight), with the sixth tapestry – which either introduces or concludes the series – known as À Mon Seul Désir (To My One Desire) for the words woven into it.

~ SMELL ( Penciuman ) ~source ]
The main object  is the unicorn  by most popular interpretation, and refers to the old belief that the unicorn is so wild it cannot be tamed, except by a virgin. So the writer decribe Nicholas des Innocents as The Unicorn and his relationship among the virgin (another belief placing a mother also as the virgin, as the Virgin Mary with Christ). Everybody can makes several ways to interprete the painting in these tapestries, but I really like the way Tracy Chevalier build the stories not just plain drama-romance, but makes stories surround with another stories, layer by layer, like the way tapestries made, its need a foundation, need a threads, joining bit by bit, you can see all the complete picture in the process, but as the journeys takes you,  the final work will give you a wonderful stories of hard-work, sacrifice, hope, sadness and happiness too.

~ TASTE ( Perasa ) ~source ]

Tentang Penulis :
Tracy Chevalier, lahir pada tanggal 19 Oktober 1962 di Washington, DC. Setelah memperoleh gelar B.A in English dari Oberlin College, beliau  pindah ke Inggris pada tahun 1984, dimana  selama beberapa tahun kemudian bekerja sebagai editor buku referensi. Pada tahun 1993, beliau meninggalkan pekerjaan tersebut dan meneruskan pendidikan untuk gelar M.A di bidang penulisan kreatif selama setahun penuh di University of East Anglia, di bawah bimbingan novelis Malcolm Bradbury dan Rose Tremain.

source ]
source ]

Karirnya dimulai dengan novel pertama ‘The Virgin Blue’, namun ia lebih dikenal lewat novel keduanya ‘Girl with a Pear Earring’ – yang ditulis berdasarkan lukisan Johannes Vermeer. Kisah ini telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama dan memperoleh 3 nominasi Academy Award di tahun 2004. Menyusul novel ketiga ‘Falling Angel’ dan keempat ‘The Lady and the Unicorn’ yang bertema young adult. Dan novel kelima ‘Burning Bright’ , yang dipublikasikan pada Maret 2007, kisah tentang 2 orang anak yang menjadi tetangga William Blake di London 1792. Novelnya yang terbaru berjudul ‘Remarkable Creatures’ – dibuat berdasarkan kehidupan kolektor fosil asal Inggris pada abad 19 bernama Mary Anning. 

Saat ini beliau menetap di London, Inggris bersama suami dan putranya. Untuk mengetahui tentang beliau silahkan kunjungi situs resminya di : http://www.tchevalier.com/ atau kontak beliau di http://twitter.com/Tracy_Chevalier  atau berkunjung ke situs http://www.tchevalier.com/gwape/  

Best Regards,

2 comments :

  1. Haa...aku ingat buku ini yg bikin aku nulis salah 1 review terpanjang dalam karirku sbg book blogger #eaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi ... sama, padahal aq biasa nulis panjang, nah ini sudah asyik nulis lha kok berlembar-lembar ... jadi ini hasil edit-ulang (^_^)

      Delete