Books “Buku Ramuan Deliverance Dane”
Judul Asli : THE
PHYSICK BOOK OF DELIVERANCE DANE
Copyright © 2009 by Katherine Howe
Penerbit
VioletBooks
Alih
Bahasa : Dina Begum
Editor : Galuh Wulandari, Hayu Handayani
Penata Isi : Budi Triyanto
Cetakan
I : November 2011 ; 416 hlm
[ Review
in Indonesia ]
[ Period : 1681 – 1991 ] ~ [ Setting : between City of
Salem-Marblehead-Cambridge-Boston, Massachusetts, America ] ~ [ History : Salem
Witch Trials on 1692 ; American History ]
Pertama
kali melihat buku ini, satu hal yang menarik perhatianku, pertama tentunya kemasan
serta cover yang sangat menarik, kedua sinopsis yang menghubungkan kisah ini
dengan The Thirteenth Tale – Diane Setterfield (salah satu buku kesukaanku) dan
The Historian – Elizabeth Kostova (yang berada di dalam daftar timbunan bacaan-ku
tahun depan), dan kemudian yang ketiga, kisah ini ditulis oleh keturunan dari
korban tragedi pembantaian di Salem pada abad ke-18.
~ Past ~
Deliverance
Dane – dikenal sebagai istri Nathaniel Dane yang terhormat, sekaligus physick, atau ahli pengobatan di Salem.
Kemampuannya yang tidak dikenal oleh masyarakat sekitar, membuat dirinya
dibutuhkan sekaligus ditakuti, ia dianggap memiliki kemampuan gaib. Banyak
kasus yang berhasil ia tangani, namun ada pula yang tidak. Salah satunya
menyebabkan tewasnya gadis cilik bernama Martha Petford, pada akhir Desember
1681. Kematian Martha membuat sang ayah hampir gila dan menuduh Deliverance
Dane telah melakukan ‘guna-guna’ pada putrinya. Meski tak pernah terbukti, nama
wanita itu senantiasa diingat dan disebut jika ada kejanggalan dalam berbagai
peristiwa di komunitas mereka. Terutama semenjak wanita ini berani menantang
Peter Petford di depan pengadilan dengan tuduhan pencemaran nama baik pada
pertengahan Juni 1682, yang malah berimbas pada kebencian mendalam pada dirinya
oleh masyarakat luas.
[ source ] |
Akibatnya,
Livvy Dane sekeluarga mengalami pengucilan tidak kentara, dipersulit dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari, membuat dirinya beserta suami berusaha keras
demi kehidupan mereka. Apalagi dengan kehadiran putri mereka Mercy Dane, yang
semakin beranjak remaja, nampak mewarisi kemampuan sang ibu. Ujian bagi Livvy
tiada henti, disusul dengan kematian Nathaniel, hingga ia harus hidup di kediaman
yang terpencil dan berusaha bertahan hidup demi putrinya seorang. Namun musuh
ters mengintai. Dan ketika terjadi wabah aneh, para gadis di desa satu demi
satu mulai kerasukan, beberapa nama disebut-sebut sebagai penyebab munculnya
Iblis dalam tubuh manusia.
Tinggal
menunggu waktu hingga nama Livvy Dane disebut pula oleh para gadis yang menjadi
korban kerasukan Iblis. Musuh yang sudah sekian lama membenci, mengirim pihak
pengadilan untuk menangkap dan mengurung Livvy Dane beserta wanita-wanita lain
yang dituduh melakukan praktek sihir. Mercy Dane yang mengetahui kebenaran di
balik peristiwa itu, dilarang keras ikut campur oleh sang ibu, meski ia tahu
kebenaran ada di pihak mereka. Para tahanan dikurung dan diperlakukan melebihi
binatang, hingga akhirnya jatuh keputusan hakim, hukuman gantung bagi mereka
semua. Mercy Dane harus mematuhi wasiat terakhir sang ibu, ia berangkat menuju
tempat persembunyian yang telah dipersiapkan oleh ibunya, dan melanjutkan
rencana masa depan bagi keturunan mereka ....
~ Present ~
Connie
Goodwin – mahasiswi program pasca sarjana Sejarah Kolonial Amerika dari
Harvard, telah dinyatakan lulus dalam ujian awal program sebagai kolega, dan
sedang dalam tahap awal penelitian yang akan menjadikan statusnya berada di
kelompok prestisius nan elite para ahli sejarah di Harvard. Dibimbing oleh
Prof. Manning Chilton, pimpinan akademisi serta ahli sejarah yang brilian
sekaligus ambisius, semua orang termasuk dirinya mengharap hasil yang sangat
memuaskan. Hingga sebuah telepon dari sang ibu, Grace Goodwin, yang telah
sekian lama hidup terpisah dari dirinya di New Mexico, membuatnya harus
mengunjungi kediaman sang nenek yang tak pernah ia kenal atau ingat sebelumnya.
[ source ] |
Dengan
terpaksa namun tak mampu menolak, Conni berangkat ditemani Arlo –anjing kesayangannya
dan diantar Liz Dowers – sahabat dan teman sekamarnya, ia berangkat ke Marblehead,
mengurus kediaman Granna Sophie yang harus segera dibereskan setelah
bertahun-tahun terlantar dan telah lama jatuh tempo pembayaran pajaknya.
Kediaman yang sudah bobrok dan terselubungi berbagai tanaman liar itu,
menyimpan berbagai keunikan serta keanehan. Dan selama Connie menghabiskan
musim panas berusaha membereskan berbagai peninggalan sang nenek sebelum rumah
tersebut dijual, ia justru menemukan hal-hal yang mengusik ingin-tahu-nya,
sebuah nama yang keluar dari kunci antik yang tersembunyi di dalam Alkitab
Kuno, nama tersebut : Deliverance Dane.
Penelusuran
nama tersebut anehnya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, justru menambah
berbagai teka-teki yang membingungkan sekaligus menimbulkan rasa penasaran.
Dari berbagai sumber, perpustakaan hingga arsip sejarah, perjalanan Connie
membawa pada pertemuan dengan pemuda menarik bernama Samuel Hartley – siswa program
master Studi Pengawetan yang sedang merenovasi menara Gereja. Dengan bantuan
Sam, Connie menemukan beberapa pertanda serta petunjuk baru, yang juga semakin
membingungkan. Belum tuntas masalah ini ia pecahkan, muncul hal baru, desakan
dari sang pembimbing tentang penelitian yang harus ia lakukan. Anehnya ketika
ia menyebut tentang kegiatannya di kediaman Granna Sophie, Profesor Chilton
mendadak tertarik dan menganjurkan Connie untuk meneruskan pencariannya sebagai
bahan penelitiannya.
Connie
mengalami berbagai petualangan baru, beberapa menyenangkan, terutama hubungan barunya
dengan Sam, namun sebagian besar menimbulkan rasa takut sekaligus penasaran.
Dengan adanya tanda lingkaran aneh yang dibakar di depan pintu kediaman Granna
Sophie, kemudian kekuatan aneh yang muncul dari dalam dirinya. Bagaimana ia
mampu mengetahui dan membayangkan dengan persis kondisi orang-orang yang dekat
dengan hatinya, bagaimana ia mampu mengetahui sekilas tentang masa lalu dengan
meraba atau memegang sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu, dan yang lebih
menakutkan dirinya, bagaimana ia mampu menghidupkan tanaman yang telah mati
melewati musim hingga tumbuh kemudian kembali hancur. Belum lagi desakan bahkan
cenderung ke arah paksaan dari sang pembimbing untuk segera menemukan bukti
nyata dari penelitiannya.
[ source ] |
Connie
mulai menemukan hubungan antara sosok Deliverance Dane beserta garis
keturunannya, dan kaitannya dengan ‘batu filsuf’ yang merupakan sumber kekuatan
para ahli alkimia, yang dianggap sebagai legenda, ternyata memang ada dalam
wujud sejarah agama Katolik. Connie harus menyibak kehidupan kaum Puritan serta
pemahaman lebih dalam tentang keyakinan serta agama, dan juga kaitannya dengan
Iblis serta kekuatan Gelap. Dan kini ia harus berlomba dengan waktu karena
nyawa sosok yang ia kasihi akan menjadi salah satu korban tak bersalah, akibat
keserakahan serta keinginan untuk menguasai kekuatan tertinggi. Sejarah masa
lalu kembali terulang, masalahnya mampukah Connie mengatasinya berdasarkan
berbagai catatan sejarah yang telah ia kumpulkan dan teliti ??
Kesan :
Kisah
tentang para penyihir Salem telah dianggap sebagai mitos atau legenda dalam
berbagai kisah lewat buku maupun film, namun pada kenyataannya, sejarah
mencatat bahwa Amerika memiliki kenangan buruk pada masa tahun 1692-1693 ketika
Pengadilan Penyihir di kota Salem. Perburuan serta pengadilan yang disertai
dengan keputusan hukuman gantung telah memakan korban cukup banyak, mayoritas
di antara mereka adalah kaum wanita.
[ source ] |
Praktek
sihir atau yang dikenal sebagai ‘witch-craft’
telah berjalan semenjak abad ke-16, namun pada abad ke-17 mencapai puncaknya,
terutama dengan masuknya berbagai pengetahuan baru serta aliran keyakinan baru yang membuat terbentuknya Kaum Puritan –
hasil dari aliran Calvinis, yang dianggap sebagai pemberontak melawan aliran
Ortodoks dan Konservatif.
Salah satu
yang menarik tentang keberadaan Iblis (setan) yang sangat dipercayai dan
ditakuti oleh masyarakat umum pada era tersebut. Namun pemahaman akan
keberadaan Tuhan dan Iblis tak mampu dipisahkan, sehingga berbagai tragedi,
kecelakaan maupun kematian terutama penderitaan dianggap sebagai bagian dari
kehendak Tuhan. Sehingga praktek-praktek pengobatan yang mampu meredakan
penderitaan atau bahkan menyembuhkan dianggap sebagai sihir, bukan kehendak
Tuhan melainkan kerjasama dengan Iblis.
Maka keberadaan
para physick ini dianggap manusia
aneh, seringkali justru dijauhi oleh kaum sekitar, hanya jika sangat terpaksa
mereka meminta bantuan kepada kaum yang dikucilkan ini. Anehnya, mayoritas kaum
physick pada era tersebut adalah
wanita – sosok yang dianggap rendah dan tidak memiliki ‘suara’ dalam kehidupan sosial. Sehingga meskipun perkataan mereka
benar adanya, tiada yang mau mempercayainya karena kepercayaan terhadap
takhayul serta anggapan rendah terhadap derajat kaum wanita.
[ source ] |
Penulis
mencoba memberikan sajian fiksi berdasarkan fakta sejarah sepanjang Februari
1692 – Mei 1693 dimana berbagai isu soal ‘witch-craft’
terangkat akibat peristiwa munculnya berbagai kerasukan aneh yang dialami oleh
para gadis serta kematian-kematian yang janggal. Peristiwa perburuan dan
pembunuhan ini telah berlangsung selama berabad-abad, namun puncak pada tragedi
Salem ketika ditemukan korban-korban tak bersalah akibat kesaksian para gadis
yang mengaku sebagai korban kerasukan Iblis, namun ternyata terbukti hanya
berpura-pura, sebuah permainan belaka yang berlanjut ditiru dan akhirnya
memakan korban. Selain itu kini dengan adanya kemajuan pengetahuan, dicurigai
kejanggalan pada beberapa kematian dicurigai akibat keracunan logam (terutama
timbal) yang ada pada setiap peralatan rumah tangga saat itu.
Kisah
tentang Deliverance Dane ini bukan saja sekedar fiksi namun juga memberikan
fakta kehidupan berat serta perjuangan kaum wanita yang memiliki ‘berkat khusus’
serta keahlian layaknya ilmuwan, namun tidak memiliki tempat serta perhargaan
pada masa lalu, juga di masa kini. Melalui karakter Connie yang hidup di era
modern namun harus memperjuangkan penelitiannya melalui institusi Harvard yang
prestisius, sekaligus sangat berat untuk ditembus oleh kaum wanita, sedikit
menyerupai perjuangan Deliverance Dane di masa silam. Singkat cerita, kisah ini
sangat menarik untuk disimak bagi penggemar historical fiction, namun
seandainya penulis ‘bersedia’ membuat kisah ini lebih dalam dengan mengungkap
misteri batu fisuf (dikenal juga dengan The Sorcerer’s Stone) serta kaitannya
dengan dogma ajaran Katolik, maka akan jauh lebih menarik lagi (^_^)
Tentang
Penulis :
Katherine
Howe, lahir di Houston, Texas, pada tahun 1977, sedang melakukan studi tentang
American & New England di Universitas Boston untuk program PhD-nya, ketika
ia tertarik untuk membuat suatu kisah berdasarkan Sejarah Pengadilan Penyihir Salem
di tahun 1692 yang menyebabkan terbunuhnya para korban tak bersalah. Ia sendiri
merupakan salah satu garis keturunan dari Elizabeth Proctor, yang selamat dari
persidangan, dimana wanita ini memiliki hubungan baik dengan Elizabeth Howe –
yang juga diadili bersama, namun diputuskan bersalah dan dihukum gantung. Kini
ia tinggal di Marblehead, Massachustts bersama sang suami.
[ More about
the author and her works, check on here : Official Site of Katherine Howe atau The Physick Book of Deliverance Dane
]
Best
Regards,
No comments :
Post a Comment