WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Friday, February 15, 2013

Books "LITTLE HOUSE IN THE BIG WOODS"



Books “RUMAH KECIL DI RIMBA BESAR”
Judul Asli : LITTLE HOUSE IN THE BIG WOODS
[ book 1 of Little House Series ]
Text copyright © 1932 by Laura Ingalls Wilder
Copyright renewed © 1959 by Roger L. MacBride
Pictures copyright © 1953 by Garth Williams
Penerbit BPK Gunung Mulia
Alih Bahasa : Djokolelono
Cetakan ke-4 : 1983 ; 186 hlm
[ Review in Bahasa Indonesia & English ]

Kisah ini merupakan jurnal kehidupan gadis cilik bernama Laura Ingalls beserta keluarga pada sekitar tahun 1872, dimana mereka hidup bahagia di sebuah rumah balok kayu di Rimba Besar Wisconsin. Dimulai dari pengalaman hidup Laura – si gadis cilik, hingga ia beranjak remaja, dewasa dan menikah, semua tertuang dalam serial Little House yang ditulis pada sekitar tahun awal tahun 1879. Kisah ini bukan saja sangat menarik, tetapi penuh dengan fakta-fakta sejarah yang menggambarkan perkembangan  kehidupan masyarakat Amerika. Keluarga Laura atau tepatnya sang ayah : Charles Ingalls adalah salah satu dari sekian banyak kepala keluarga pioner yang hidup berpindah-pindah, mencari tempat bermukim dan hidup bersama di lahan-lahan yang subur namun masih liar karena tiada pemukiman di sekelilingnya. Seiring dengan waktu, pada akhirnya Charles Ingalls harus menetap di sebuah kota (bakal kota) karena janjinya pada sang istri Caroline, bahwa ia akan mengikuti perjalanan keliling yang dikehendaki oleh sang suami yang menyukai kehidupan di alam terbuka, asalkan jika tiba waktunya, mereka harus menetap di pemukiman demi pendidikan dan masa depan anak-anak mereka.


[ source ]
Buku pertama yang berjudul ‘Rumah Kecil di Rimba Besar’ mencerminkan rumah mereka yang terbuat dari balok-balok kayu utuh yang tersedia di Rimba Besar Wisconsin. Mereka tidak memiliki tetangga, hunian serta toko terdekat, berkilo-kilometer jauhnya dari kediaman mereka. Namun Laura dan kakaknya Mary, tak pernah kehabisan akal untuk permainan maupun kegiatan sehari-hari, membantu sang ibu, sekaligus menjaga dan merawat adik bayi mereka Carrie. Makanan tersedia dalam berbagai variasi, terutama karena Pa (demikian Mary dan Laura memanggil sang ayah) mampu berburu hewan apapun. Mulai dari kelinci hingga rusa, bahkan beruang. Mereka juga memiliki hewan ternak sapi serta babi yang digemukkan. Bahkan sewaktu-waktu bisa panen ikan yang cukup banyak. Berbagai tanaman memenuhi kebun serta ladang, sehingga mereka tak pernah kehabisan sayur-mayur hingga bahan-bahan dasar dan rempah-rempah. Apalagi Ma (panggilan yang digunakan untuk sang ibu) sangat terampil dalam mengolah berbagai bahan sehingga bermanfaat bagi kebutuhan mereka. Ia menetapkan jadwal yang teratur bagi semua pekerjaan yang dikerjakan bersama oleh mereka (bahkan anak-anak kecil juga memiliki tugas untuk membantu kegiatan rumah tangga) :
[ source ]
“Senin mencuci,

Selasa menyeterika,

Rabu memperbaiki,

Kamis membuat mentega,

Jum’at membersihkan,

Sabtu memanggang,

Minggu beristirahat.”
Meski kegiatan mereka padat, tapi baik Mary maupun Laura menyenangi kegiatan harian itu, terutama membuat mentega yang bukan saja menarik tapi hasilnya juga memperoleh minuman mentega susu yang sangat nikmat. Atau saat memanggang, bahkan Ma sering memberikan adonan kecil dimana mereka bisa membentuk sendiri roti mereka sebelum dipanggang. Jika malam menjelang, seluruh aktifitas dihentikan, mereka bisa duduk di depan perapian dan menikmati ketenangan dan permainan. Misalnya permainan ‘anjing gila’ dimana Pa mengusutkan rambutnya, kemudian merangkak-rangkak berkeliling sambil menggeram-geram mengerikan, mengejar kedua gadis cilik ini hingga kelelahan. Maka saat itu Pa akan mengambil biolanya dan memainkan lagu-lagu gembira hingga lagu pengantar tidur. Dan keesokan harinya, mereka terbangun dengan suatu hari baru, dengan petualangan baru yang menyenangkan. Terkadang mereka juga bepergian. Seperti ikut ke tempat Paman Henry yang sedang panen, dan terjadi peristiwa aneh yang berakhir dengan pulangnya Charley – bocah tertua, putra Paman Henry dari ladang dalam kondisi bengkak tersengat lebah kuning. Atau ketika mereka pergi ke Pesta Dansa di kediaman Kakek dan Nenek di dalam Rimba Besar. Bertemu dengan para Paman dan para Bibi serta saudara-saudara sepupu, menikmati jamuan makan besar, dan bermain bersama. Bahkan petualangan menuju ke kota terdekat saat berbelanja pun menjadi perjalanan yang sangat menarik bagi gadis-gadis cilik ini.

Membaca kisah kehidupan Laura di jaman yang serba ‘tradisional’ tanpa adanya listrik ataupun alat bantu modern, jauh dari kesan membosankan. Sang penulis yaitu Laura sendiri, mampu menggambarkan semangat kehidupan para keluarga pioner dalam menjelajah kehidupan liar, membuka lahan-lahan baru serta berjuang demi mempertahankan kehidupan keluarga mereka. Sebuah sejarah terjadi akibat peran serta beberapa orang yang berani melakukan perubahan. Maka kisah Laura ini merupakan titik kecil yang bisa jadi sebuah start awal perjalanan panjang sejarah bangsa Amerika sebagai pendatang di benua baru, mengalahkan serta mengusir bangsa Indian, dan akhirnya menerima masuknya peradaban baru. Entah sudah berapa kali kubaca buku ini, sampai bukunya sudah lusuh bahkan harus diselotip karena halamannya banyak yang lepas, namun setiap kali membaca (yang kesekian kalinya) diriku bagai dibawa ke dunia lain yang sangat menakjubkan. Kisah ini merupakan sebuah biografi yang ditulis dengan sangat indah dan menjadi bacaan populer di kalangan anak-anak, demikian juga orang-orang dewasa. Jika dulu pertama kali kubaca  kisah ini semasa SD, maka kini diriku masih menetapkan bacaan ini sebagai favorite dan wajib dibaca oleh kalangan pecinta buku.

[ source ]
Sebagai bacaan anak-anak (children’s literature) kisah ini bukan hanya memberikan sajian petualangan seru, namun banyak sekali pembelajaran serta pesan-pesan moral yang layak disimak bagi anak-anak. Jika Anda memiliki putra dan putri, sangant disarankan untuk mendampingi dan mengarahkan mereka membaca kisah ini. Mereka akan belajar bahwa kehidupan yang nyaman harus ditempuh melalui perjuangan yang tidak mudah. Di era modern seperti saat ini, di mana segala sesuatunya ‘terlalu mudah diraih’ membuat kalangan anak-anak hingga remaja, menyepelekan arti serta nilai kehidupan, hanya berfokus pada materi serta harga. Paling tidak, kisah ini adalah salah satu contoh bagaimana seharusnya nilai-nilai tentang kejujuran, kebenaran, harga diri, kepatuhan, disiplin dan banyak lagi, akan terserap dalam benak mereka. Dan yang tak kalah menariknya, bacaan ini juga sangat berguna bagi kalangan orang tua, guna menyelami serta belajar bagaimana mengarah anak-anak. Memang jaman telah telah banyak berubah, namun pesan moral dalam bacaan ini akan selalu ada tak pernah lekang dimakan waktu.

[ source ]
Disertai dengan berbagai ilustrasi yang sangat indah oleh Garth Williams (yang juga membuat berbagai ilustrasi dalam bacaan anak-anak, seperti Charlotte Webb  karya E.B. White), pemahaman serta penggambaran suasana serta kehidupan di jaman tersebut, terekam dengan cermat, karena beliau sengaja khusus melakukan riset serta ‘napak-tilas’ dalam mewujudkan kisah ini dalam bentuk ilustrasi. Maka tak heran jika serial Little House merupakan salah satu karya tulis klasik yang abadi sampai kapan pun. Sayang sekali edisi terjemahan bahasa Indonesia kurang mendapat respons dari masyarakat, kemungkinan terbesar karena masalah pemasaran, karena dari segi kualitas, buku ini jauh lebih bagus serta bermutu dibandingkan serial Crayon Sinchan (yang entah bagaimana lebih dikenal dan disukai anak-anak, padahal pesan moralnya sangat-sangat buruk) ataupun heboh dengan melodrama Korea dan idola-idola remaja yang notabene tidak ‘terlalu bagus’ dijadikan contoh ataupun teladan. Tanpa bermaksud meng-diskreditkan hal-hal tersebut, alangkah pentingnya kesadaran baik para orang tua maupun anak-anak untuk memilih bacaan bermutu. Mungkinkah ada penerbit lain yang berani membuat edisi buku ini yang lebih baik dan memasarkannya, terlepas dari rating bestseller dunia atau trend masa kini ? Kalangan muda sangat perlu diperkenalkan pada bacaan klasik untuk melihat dunia yang berbeda.  

[ source ]
My Random Though :
It’s my first children classic’s literature as a child who had difficulty in reading, and this book it’s one of those several aside than E.B. White, Hugh Lofting, Jules Verne until Enid Blyton’s books that makes me love reading. Little House series is a semi-autobiografi from the author Laura Ingalls Wilder, but this books so good, full with interesting story, adventure and how children can learn about history (not as boring as the topic in school), having fun with it and gets the moral issue by stories (not order or told to do, something like that never works on children, believe me, I still remember how to be a child...).

The good things of this series, no matter how many times you read it, never get bored, at least that was my experience, as a child until become grown-up, I found how the author describe her life from childhood until marrige and having her own child, with the great illustrated by Garth Williams, everyone who love good stories should have it in their collections, and read it too. This book told everyone to choose what kind of life you wanted, by giving the example of the true-living family, a pioneer when America’s still consider as a wild land (there’s Indian all over the place). That also makes me want to share it and ask everyone else to join our Read-A-Long this month on Laura Ingalls Wilder’s books. ‘Cause re-read are give another pleasure and another sight on this stories.      

[ reblogged from : Little Alice's Garden | more about the author, check on my post in here : Laura Ingalls Wilder ]

Best Regards,

1 comment :

  1. Saya juga sangat menyukai buku ini, sayang bukunya ntah dimana sekarang ...

    ReplyDelete