WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Monday, March 18, 2013

Books "TRIO MUSKETRI"


Books “TRIO MUSKETRI” 
Judul Asli : THE THREE MUSKETEERS
Copyright © Alexandre Dumas
Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta
Alih Bahasa : Hera Diani
Editor : M. Sidik Nugraha
Cover by Gilang | iggrafix
Cetakan I : Januari 2010 , 540 hlm

Siapa yang tak kenal dengan kisah petualangan para musketri yang dipopulerkan dengan slogan ‘All For One and One For All!” terutama lewat adaptasi film dan drama yang telah dilakukan berkali-kali. Walau sedikit malu, perkenalan awalku dengan kisah klasik ini justru dimulai dari film adaptasi layar lebar yang rilis pada tahun 1993, dibintangi oleh Chris O’Donnell sebagai pemuda d’Artagnan, didampingi Kiefer Sutherland (Athos), Charlie Sheen (Aramis), Oliver Platt (Porthos) dan Rebecca de Mornay (Milady), hingga pada tahun 2011 akhirnya menemukan versi terjemahan terbitan Serambi. Sayangnya, perkenalan awal sebagai pembaca pemula kisah klasik, menghambat proses pemahaman diriku, yang akhirnya berbuntut pada ‘mogok’ ditengah jalan alias tidak meneruskan membaca kisah ini hingga akhir.

Kemudian di tahun 2012, melalui BBI (Blog Buku Indonesia) serta gathering Serambi di Surabaya, diriku berkenalan dengan para penggemar kisah-kisah klasik yang mendorongku untuk mencoba kembali bacaan klasik yang memiliki wacana serta sumber yang sangat luas. Alhasil setelah beberapa kali mencoba, ternyata bacaan klasik memiliki suatu ‘keunikan’ serta menawarkan dunia yang berbeda bagi penikmat buku. Sebagaimana seorang pemula di dunia bacaan klasik, memiliki panduan serta pedoman untuk menemukan selera serta menimbulkan daya tarik dan minat, sangatlah penting agar tidak tersesat di dalam lika-liku dunia buku yang telah berusia berabad-abad ini. Untungnya diriku menyukai detail-detail sejarah, sehingga pencarian akan kisah klasik dari berbagai variasi genre, berhasil meningkatkan minat untuk menekuni bacaan jenis ini.

Dan tahun ini, perkenalan dengan petualangan epik kembali dimulai setelah beberapa teman menyatakan diri hendak membaca bersama (salah satu kiat untuk membangkitkan semangat membaca, cari teman yang memiliki minat sama dan buat semacam klub buku). Anehnya setelah lewat lebih dari setahun, pemahaman tentang kisah ini justru lebih mudah daripada pengalaman pertama, dan yang pasti jauh lebih mengasyikkan. Seperti juga saat diriku menikmati membaca kisah Harry Potter entah untuk yang kesekian kalinya (dan tak pernah bosan sama sekali), maka beberapa kisah-kisah klasik juga memiliki kesamaan, semakin sering dibaca ulang, justru semakin menarik bukannya membosankan ... tidak percaya ? Silahkan dicoba terlebih dahulu, jika Anda pecinta berbagai kisah, dijamin justru bisa ketagihan (^_^)

Sedikit berbeda dengan persepsi adaptasi film layar lebar, terutama buatan Hollywood, maka The Tree Musketeers menyajikan drama kolosal berlatar belakang sejarah konflik berkepanjangan antara kerajaan Inggris dan Perancis pada abad ke-17. Melalui salah satu tokoh utama, pemuda berusia 18 tahun bernama d’Artagnan, berasal dari wilayah Gascon dan keluarga terhormat yang tidak seberapa mampu, mengejar impian masa depan dengan berusaha bergabung dengan pasukan musketri yang tersohor sebagai pelindung Penguasa Perancis. Pada masa tersebut, latar belakang keluarga sangat menentukan masa depan seseorang, maka untuk memasuki dunia yang  terbilang ‘elite’ dibutuhkan sponsor atau rekomendasi khusus, seandainya seseorang tak memiliki keberuntungan, dilahirkan sebagai keturunan bangsawan kaya dan terhormat (kriteria ini acapkali justru bertolak belakang dengan sifat dan karakter yang terpuji, menjadi bahan sorotan para penulis kisah-kisah klasik).

D’Artagnan memiliki surat pengantar yang ditulis oleh ayahnya, ditujukan kepada Monsieur de Treville – pimpinan pasukan Musketri. Namun akibat kecerobohan serta darah-panas pemuda yang masih ‘hijau’ ini, surat tersebut hilang, dicuri oleh pria aneh yang akan menjadi lawan tanding dalam petualangan ini. Dengan penuh tekad bulat dan pantang menyerah, pemuda ini tetap berangkat menemui Kapten de Tréville, yang membawa pertemuan dirinya dengan sosok Athos, Aramis serta Porthos yang dikenal sebagai Three Musketeers yang tak terkalahkan, kepercayaan sang Kapten sekaligus anak buah yang paling sulit diatur karena tak menyukai tata cara serta senantiasa bentrok dengan pasukan Kardinal Duc de Richelieu. Kerajaan Perancis saat itu diperintah oleh Raja Louis XIII yang sering tidak sepaham dengan kebijakan sang Kardinal yang juga memiliki agenda tersendiri. Karena masing-masing memiliki pengaruh serta berusaha memperluas kekuasaan dengan memperkuat pasukan masing-masing, tak pelak berbagai konflik sering muncul di antara para pengikut mereka.

Perseteruan dalam satu negara akibat adanya dua kubu yang cukup kuat dan berbeda keinginan ini dimanfaatkan oleh negara-negera lain serta pihak-pihak yang juga memiliki agenda tersendiri. Sang Kardinal yang didukung oleh Spanyol dengan dalih penyebaran agama, melawan Sang Raja yang didukung oleh ‘saudara’ mereka, Kerajaan Inggris. Namun Kardinal Richelieu merupakan sosok yang sangat cerdik disamping kelicikan serta kekejaman yang ia terapkan dalam mencapai tujuannya. Dengan memanfaatkan jaringan mata-mata yang tersebar di dalam badan pemerintahan Perancis maupun Inggris, beliau merencanakan agar terjadi perpecahan dalam persekutuan antara Perancis dann Inggris. Rencana ini muncul setelah tercium adanya skandal antara Ratu Perancis dengan Duke of Buckingham – perwakilan resmi Ratu Inggris yang menangani hubungan mereka dengan Perancis. Karena melibatkan hubungan rahasia tingkat tinggi, rencana ini harus dijalankan dengan sangat hati-hati, guna menjerat para korban dalam perangkap yang tak dapat disangkal.

Tanpa terduga, kemunculan d’Artagnan sebagai anggota baru dan termuda dari pasukan Musketri, yang masih dalam masa percobaan, justru merupakan awal akan terbongkarnya konspirasi antara dua negara. Dengan semangat menggebu-gebu serta sifat selalu ingin tahu, sekaligus latar belakang dirinya yang bukan dari golongan bangsawan kelas atas, membawa d’Artagnan pada perkenalan dua oarang wanita cantik yang menarik hatinya. Yang satu nantinya menjadi musuh yang dikejar karena memiliki sifat bagai ular berbisa, yang satu lagi merupakan korban yang berhasil diselamatkan oleh d’Artagnan, hingga akhirnya menjadi korban tipu-daya wanita yang sakit hati atas perlakuan d’Artagnan, dan melakukan balas dendam yang keji. Dengan cerdik dan memanfaatkan semangat petualangan serta alasan untuk membela kepentingan masing-masing, perburuan, petarungan, pembunuhan serta balas dendam demi kehormatan, kisah ini dijalin dengan melibatkan tokoh-tokoh yang memiliki karakter serta latar belakang yang sangat menarik. Jika di awal kisah sosok d’Artagnan menjadi sorotan, secara perlahan, pembaca dibawa untuk membuka tabir serta selubung rahasia yang terjalin di antara masing-masing karakter.

Adapun judul The Three Musketeers yang memberikan gambaran perjalanan kehidupan penuh petualangan para tersohor musketri Athos, Porthos dan Aramis, sekaligus memberikan jalan pembuka bagi kisah pemuda d’Artagnan yang akan berlanjut dalam serial d’Artagnan Romances. Melalui karakter d’Artagnan sebagai penghubung kisah, sorotan pada siapakah Athos, Aramis serta Porthos, bagaimana latar belakang kehidupan mereka sebelumnya, dan bagaimana masing-masing akan memiliki peran penting pada kelanjutan kisah hingga akhir. Dumas yang juga terkenal lewat karya lainya The Count of Monte Cristo – sebuah kisah perjuangan hidup serta balas dendam yang merupakan vendetta terhadap keluarga orang-orang yang telah menyakitinya, sekali lagi menunjukkan kepiawiannya dalam mengolah fakta sejarah menjadi fiksi penuh petualangan, skandal, konspirasi dengan bumbu romansa yang menggelitik, sarat dengan kritikan terhadap kehidupan bangsawan serta keluarga kerajaan. Edisi terjemahan ini juga cukup memadai dan mampu menyajikan secara penuh karya klasik dunia bagi para penikmat bacaan klasik di Indonesia. Dan alangkah baiknya seandainya kelanjutan kisah ini yaitu Twenty Years After dan The Vicomte of Bragelonne : Ten Years Later juga bisa disajikan dalam edisi terjemahan Indonesia, untuk memperkenalkan lebih banyak karya klasik penulis dunia, terutama karya-karya Alexandre Dumas yang sangat memikat ini.

~ also read the English version and check on my review at : The Three Musketeers ~
[ more about the author, books, and related adaptations, check on here : Alexandre Dumas | The Three Musketreers | Movies Adaptation (1993) | Movies Adaptation (2011) | All Movies Adaptation ]

Best Regards,

No comments :

Post a Comment