Judul Asli : THE THREE MUSKETEERS
Copyright © Alexandre Dumas
Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta
Alih Bahasa : Hera Diani
Editor : M. Sidik Nugraha
Cover by Gilang | iggrafix
Cetakan I : Januari
2010 , 540 hlm
Siapa yang tak kenal dengan kisah petualangan para
musketri yang dipopulerkan dengan slogan ‘All For One and One For All!”
terutama lewat adaptasi film dan drama yang telah dilakukan berkali-kali. Walau
sedikit malu, perkenalan awalku dengan kisah klasik ini justru dimulai dari
film adaptasi layar lebar yang rilis pada tahun 1993, dibintangi oleh Chris O’Donnell
sebagai pemuda d’Artagnan, didampingi Kiefer Sutherland (Athos), Charlie Sheen
(Aramis), Oliver Platt (Porthos) dan Rebecca de Mornay (Milady), hingga pada
tahun 2011 akhirnya menemukan versi terjemahan terbitan Serambi. Sayangnya,
perkenalan awal sebagai pembaca pemula kisah klasik, menghambat proses
pemahaman diriku, yang akhirnya berbuntut pada ‘mogok’ ditengah jalan alias
tidak meneruskan membaca kisah ini hingga akhir.
Kemudian di tahun 2012, melalui BBI (Blog Buku Indonesia)
serta gathering Serambi di Surabaya, diriku berkenalan dengan para penggemar
kisah-kisah klasik yang mendorongku untuk mencoba kembali bacaan klasik yang
memiliki wacana serta sumber yang sangat luas. Alhasil setelah beberapa kali
mencoba, ternyata bacaan klasik memiliki suatu ‘keunikan’ serta menawarkan
dunia yang berbeda bagi penikmat buku. Sebagaimana seorang pemula di dunia
bacaan klasik, memiliki panduan serta pedoman untuk menemukan selera serta
menimbulkan daya tarik dan minat, sangatlah penting agar tidak tersesat di
dalam lika-liku dunia buku yang telah berusia berabad-abad ini. Untungnya
diriku menyukai detail-detail sejarah, sehingga pencarian akan kisah klasik
dari berbagai variasi genre, berhasil meningkatkan minat untuk menekuni bacaan
jenis ini.
Dan tahun ini, perkenalan dengan petualangan epik kembali
dimulai setelah beberapa teman menyatakan diri hendak membaca bersama (salah
satu kiat untuk membangkitkan semangat membaca, cari teman yang memiliki minat
sama dan buat semacam klub buku). Anehnya setelah lewat lebih dari setahun,
pemahaman tentang kisah ini justru lebih mudah daripada pengalaman pertama, dan
yang pasti jauh lebih mengasyikkan. Seperti juga saat diriku menikmati membaca
kisah Harry Potter entah untuk yang kesekian kalinya (dan tak pernah bosan sama
sekali), maka beberapa kisah-kisah klasik juga memiliki kesamaan, semakin
sering dibaca ulang, justru semakin menarik bukannya membosankan ... tidak
percaya ? Silahkan dicoba terlebih dahulu, jika Anda pecinta berbagai kisah,
dijamin justru bisa ketagihan (^_^)
Sedikit berbeda dengan persepsi adaptasi film layar
lebar, terutama buatan Hollywood, maka The
Tree Musketeers menyajikan drama kolosal berlatar belakang sejarah konflik
berkepanjangan antara kerajaan Inggris dan Perancis pada abad ke-17. Melalui
salah satu tokoh utama, pemuda berusia 18 tahun bernama d’Artagnan, berasal
dari wilayah Gascon dan keluarga terhormat yang tidak seberapa mampu, mengejar
impian masa depan dengan berusaha bergabung dengan pasukan musketri yang
tersohor sebagai pelindung Penguasa Perancis. Pada masa tersebut, latar
belakang keluarga sangat menentukan masa depan seseorang, maka untuk memasuki
dunia yang terbilang ‘elite’ dibutuhkan
sponsor atau rekomendasi khusus, seandainya seseorang tak memiliki
keberuntungan, dilahirkan sebagai keturunan bangsawan kaya dan terhormat (kriteria
ini acapkali justru bertolak belakang dengan sifat dan karakter yang terpuji,
menjadi bahan sorotan para penulis kisah-kisah klasik).
D’Artagnan memiliki surat pengantar yang ditulis oleh
ayahnya, ditujukan kepada Monsieur de Treville – pimpinan pasukan Musketri.
Namun akibat kecerobohan serta darah-panas pemuda yang masih ‘hijau’ ini, surat
tersebut hilang, dicuri oleh pria aneh yang akan menjadi lawan tanding dalam
petualangan ini. Dengan penuh tekad bulat dan pantang menyerah, pemuda ini tetap
berangkat menemui Kapten de Tréville, yang membawa pertemuan dirinya dengan
sosok Athos, Aramis serta Porthos yang dikenal sebagai Three Musketeers yang
tak terkalahkan, kepercayaan sang Kapten sekaligus anak buah yang paling sulit
diatur karena tak menyukai tata cara serta senantiasa bentrok dengan pasukan
Kardinal Duc de Richelieu. Kerajaan Perancis saat itu diperintah oleh Raja
Louis XIII yang sering tidak sepaham dengan kebijakan sang Kardinal yang juga
memiliki agenda tersendiri. Karena masing-masing memiliki pengaruh serta
berusaha memperluas kekuasaan dengan memperkuat pasukan masing-masing, tak
pelak berbagai konflik sering muncul di antara para pengikut mereka.
Perseteruan dalam satu negara akibat adanya dua kubu yang
cukup kuat dan berbeda keinginan ini dimanfaatkan oleh negara-negera lain serta
pihak-pihak yang juga memiliki agenda tersendiri. Sang Kardinal yang didukung
oleh Spanyol dengan dalih penyebaran agama, melawan Sang Raja yang didukung
oleh ‘saudara’ mereka, Kerajaan Inggris. Namun Kardinal Richelieu merupakan
sosok yang sangat cerdik disamping kelicikan serta kekejaman yang ia terapkan
dalam mencapai tujuannya. Dengan memanfaatkan jaringan mata-mata yang tersebar
di dalam badan pemerintahan Perancis maupun Inggris, beliau merencanakan agar
terjadi perpecahan dalam persekutuan antara Perancis dann Inggris. Rencana ini
muncul setelah tercium adanya skandal antara Ratu Perancis dengan Duke of
Buckingham – perwakilan resmi Ratu Inggris yang menangani hubungan mereka
dengan Perancis. Karena melibatkan hubungan rahasia tingkat tinggi, rencana ini
harus dijalankan dengan sangat hati-hati, guna menjerat para korban dalam
perangkap yang tak dapat disangkal.
Tanpa terduga, kemunculan d’Artagnan sebagai anggota baru
dan termuda dari pasukan Musketri, yang masih dalam masa percobaan, justru
merupakan awal akan terbongkarnya konspirasi antara dua negara. Dengan semangat
menggebu-gebu serta sifat selalu ingin tahu, sekaligus latar belakang dirinya
yang bukan dari golongan bangsawan
kelas atas, membawa d’Artagnan pada perkenalan dua oarang wanita cantik yang
menarik hatinya. Yang satu nantinya menjadi musuh yang dikejar karena memiliki
sifat bagai ular berbisa, yang satu lagi merupakan korban yang berhasil
diselamatkan oleh d’Artagnan, hingga akhirnya menjadi korban tipu-daya wanita
yang sakit hati atas perlakuan d’Artagnan, dan melakukan balas dendam yang
keji. Dengan cerdik dan memanfaatkan semangat petualangan serta alasan untuk
membela kepentingan masing-masing, perburuan, petarungan, pembunuhan serta
balas dendam demi kehormatan, kisah ini dijalin dengan melibatkan tokoh-tokoh
yang memiliki karakter serta latar belakang yang sangat menarik. Jika di awal
kisah sosok d’Artagnan menjadi sorotan, secara perlahan, pembaca dibawa untuk
membuka tabir serta selubung rahasia yang terjalin di antara masing-masing
karakter.
Adapun judul The Three Musketeers yang memberikan
gambaran perjalanan kehidupan penuh petualangan para tersohor musketri Athos,
Porthos dan Aramis, sekaligus memberikan jalan pembuka bagi kisah pemuda d’Artagnan
yang akan berlanjut dalam serial d’Artagnan Romances. Melalui karakter d’Artagnan
sebagai penghubung kisah, sorotan pada siapakah Athos, Aramis serta Porthos,
bagaimana latar belakang kehidupan mereka sebelumnya, dan bagaimana
masing-masing akan memiliki peran penting pada kelanjutan kisah hingga akhir.
Dumas yang juga terkenal lewat karya lainya The Count of Monte Cristo – sebuah kisah
perjuangan hidup serta balas dendam yang merupakan vendetta terhadap keluarga
orang-orang yang telah menyakitinya, sekali lagi menunjukkan kepiawiannya dalam
mengolah fakta sejarah menjadi fiksi penuh petualangan, skandal, konspirasi
dengan bumbu romansa yang menggelitik, sarat dengan kritikan terhadap kehidupan
bangsawan serta keluarga kerajaan. Edisi terjemahan ini juga cukup memadai dan
mampu menyajikan secara penuh karya klasik dunia bagi para penikmat bacaan
klasik di Indonesia. Dan alangkah baiknya seandainya kelanjutan kisah ini yaitu
Twenty Years After dan The Vicomte of Bragelonne : Ten Years Later juga bisa disajikan dalam edisi
terjemahan Indonesia, untuk memperkenalkan lebih banyak karya klasik penulis
dunia, terutama karya-karya Alexandre Dumas yang sangat memikat ini.
~ also read the English version and check on my review at
: The Three Musketeers ~
[ more about the author, books, and related adaptations,
check on here : Alexandre Dumas | The Three Musketreers | Movies Adaptation (1993) | Movies Adaptation (2011) | All Movies Adaptation ]
Best Regards,
No comments :
Post a Comment