Copyright © 1940 by Eleanor Atkinson
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Lanny Murtihardjana
Cover by Satya Utama Jadi
Cetakan ke-01 : Agustus 2010 ; 280 hlm
Review :
“Kisah kesetiaan Bobby – anjing terrier Skye, yang tidak mau
meninggalkan makam sobatnya Auld Jock – seorang penggembala dan buruh tani
miskin, selama bertahun-tahun setelah kematiannya hingga tiba waktunya bagi
Bobby untuk berangkat menyusul tuannya tersayang, merupakan kisah nyata yang
telah menyentuh hati banyak orang. Mulai dari pemilik rumah makan, penjaga
makam, pendeta, anak-anak miskin serta yatim-piatu, hingga kaum militer dan
kaum bangsawan bahkan Ratu Skotlandia, berkenan memberikan penghargaan atas
bakti kesetiaan dan kasih sayang Bobby yang tanpa batas pada orang –orang yang
mengasihinya.
Perjuangan Bobby dan keuletannya dalam menghadapi berbagai
rintangan yang menghalanginya untuk kembali pada Auld Jock sungguh melampaui
sosok tubuhnya yang kecil. Menempuh perjalanan jauh, tersesat di jalan,
dijalaninya tanpa istirahat demi bertemu kembali dengan Auld Jock, meski ia
hanya bisa meringkuk di atas makamnya. Bobby menolak segala penawaran akan
kenyamanan, kemewahan serta kasih sayang dari orang-orang yang hendak merawat
dan memilikinya. Ia hanya mau menerima uluran kasih sayang seperlunya dan ia
memastikan senantiasa membalas budi dan kebaikkan orang lain dengan cara-cara
yang ia tahu. Bobby memiliki harga diri dan pengertian akan arti kehidupan
sebagai sosok terhormat sebagai mana diajarkan oleh Auld Jock – yang sangat
saleh, dan meskipun miskin selama hidupnya, namun pantang menyerah apalagi
mengharapkan belas-kasihan dari orang lain.
Bobby menunjukkan bahwa tidak ada hal yang mustahil jika
kita memiliki tujuan dan tekad yang kuat. Berapa kali ia dilempar keluar
pemakaman namun ia selalu berhasil menemukan jalan masuk, Berapa kali ia dibawa
dan ditahan di rumah pertanian pemilik lamanya, namun ia berhasil lolos meski
harus membuat kuku-kukunya patah berdarah demi menggali jalan keluar dan
menempuh perjalanan jauh demi kembali pada Auld Jock. Berapa kali ada
orang-orang yang berniat buruk padanya, hingga ia harus berjuang bertaruh
nyawa, meloncat dari kastil yang tinggi hingga
jatuh menimpa semak berduri dan bebatuan, terluka parah tak mampu
berjalan, tapi hanya dengan semangat tinggi, menyeret tubuhnya sepanjang jalan
guna kembali pada Auld Jock.
Sungguh kisah yang sangat menyentuh … meski gaya bercerita
yang sedikit melompat-lompat sehingga agak membingungkan tentang batasan
waktunya khas tulisan klasik, namun cukup menarik karena sudut pandang yang
berubah-ubah, terkadang kita bagai mndengar atau melihat dari karakter dalam
cerita, terkadang dari sudut pandang penulis, namun lebih sering kita
diposisikan pada sudut pandang Bobby, mengajak kita memahami bagaimana
pemikiran Bobby yang mendapat julukan serta gelar resmi dari Lord Provost ( semacam
Walikota / Gubernur wilayah yang diberi wewenang oleh Ratu ) sebagai Greyfiars
Bobby – satu-satunya anjing yang boleh menetap di pemakaman terhormat
Greyfriars, bahkan dibangun sebuah monumen di depan gerbang sebagai pengingat
dan penghargaan akan perjuangan Bobby – yang seumur hidupnya mengabdikan diri
untuk senantiasa ‘memberi’ pada siapa pun yang membutuhkan bantuan.”
Sinopsis :
Bobby adalah seekor anjing kampung kecil – Skye terrier
bungsu yang lahir di daerah perbukitan yang luas di Skotlandia sekitar tahun
1858, pada masa pemerintahan Ratu Victoria.
Kisah dibuka pada suatu pagi di bulan November, Bobby
seperti biasa menemani Auld Jock- buruh tani dan penyewa pertanian Cauldbrae ke Pasar
Grassmarket Edinburgh. Namun anehnya si penyewa membawa sendiri kereta kudanya,
dan setibanya di Grassmarket, ia meninggalkan Auld Jock di sana, dan kembali ke
arah tanah pertanian. Bobby yang menikmati pemandangan kesibukan pasar, tidak
menyadari bahwa hal itu sudah direncanakan. Bahwa Auld Jock – buruh tani yang
sudah tua dan lemah, dipecat dan ditinggalkan, sedangkan pemilik Bobby
sebenarnya adalah si petani yang mengendarai kereta kudanya kembali ke tanah
pertanian.
Setibanya di tanah pertanian, Bobby mencari-cari sobatnya Auld Jock, dan ia
segera berlari, menelusuri jejak yang dikenalnya dengan penciumannya, mencari
sang majikan yang dipilihnya. Ketika Bobby akhirnya tiba di wilayah
Grassmarket, hari telah siang. Dentuman meriam penanda waktu menunjukan pukul
satu siang, waktunya makan siang, maka Bobby berpikir Auld Jock pasti berada di
tempat makan biasanya, di Ye Olde Grefriars Dining-rooms milik Mr. John Traill. Namun ketika Bobby sampai di
sana, ia disambut hangat oleh sang pemilik … tapi Auld Jock tak ada di sana.
Bobby segera keluar, melesat mencari sobatnya, melupakan waktu makannya
sendiri.
Berlarian kesana kemari, akhirnya ia menemukan Auld Jock,
meringkuk di dalam kereta bobrok diantara tumpukan sampah, dengan membawa
buntalan pakaiannya yang tak seberapa.
Bobby merasa ada yang tidak beres, mengapa Auld Jock justru tidur di
siang hari di tempat yang aneh pula. Maka Bobby meloncat kedalam kereta, duduk
di pangkuan Auld Jock dan menggonggong memanggilnya hingga terbangun. Namun
Auld Jock hanya membuka matanya sekejap, matanya sayu, napasnya tersengal-sengal,
ia dalam kondisi demam dan lemas, hingga akhirnya kembali menutup mata,
ditemani Bobby yang meringkuk di lekukan lengannya, keduanya tertidur.
Mereka berdua terus tertidur sepanjang siang hingga sore menjelang dan malam mulai turun. Disertai kabut dan hujan lebat, cuaca dingin dan tampias air hujan akhirnya membuat Auld Jock terbangun. Demamnya sudah berkurang, namun tubuhnya benar-benar lemas dan kedinginan, dadanya bagai ditimpa beban berat. Ia berusaha berjalan terhuyung-huyung, mencari tempat berteduh. Namun malam semakin larut, tempat-tempat biasa dimana ia bisa berteduh sudah tutup dan terkunci. Dan Bobby berusaha menuntun Auld Jock dengan gonggongannya, ke tempat yang ia tahu akan menyediakan tempat berteduh yang hangat serta makanan yang mengenyangkan – tempat Mr. John Traill.
John Traill yang senang mengobrol, menemukan tempatnya sepi
pelanggan karena cuaca buruk, maka ia menyambut kedatangan Auld Jock dan Bobby
dengan gembira. Menyediakan tempat hangat dekat perapian dan makanan panas bagi
kedua tamunya. Namun setelah beberapa saat ini melihat kondisi Auld Jock yang
tidak seperti biasanya … tapi Auld Jock menepis saran John Traill agar ia segera ke dokter, Auld
Jock seumur hidup selalu sehat tanpa pernah harus ke dokter, jadi ia tak mungkin
jatuh sakit. Auld Jock sebagai seorang penggembala terbiasa dengan cuaca luar
yang berat, namun di usianya ke-63 ini, akibat pekerjaaan kasar yang
dijalaninya seumur hidup, akhirnya ketahanan tubuhnya menurun, ditambah beban
pikiran karena ia diberhentikan. John Traill tahu bahwa ia tak akan bisa
memaksa Auld Jock yang keras kepala, maka ia hanya membiarkan mereka
beristirahat di kehangatan perapian, sembari menunggu hujan mereda. Saat
menunggu waktu dalam keheningan, Auld Jock kembali tertidur, dan Mr. Traill
meneruskan bacaannya dengan asyik. Hingga Bobby menarik perhatiannya,
membuatnya memperhatikan kembali kondisi Auld Jock yang terkulai lemas, napas
tersengal-sengal dan mengigau … membuktikan bahwa ia benar-benar sakit parah.
John Traill terkejut dan segera berlari keluar berusaha
mencari dokter. Ketika akhirnya ia berhasil menemukan anak muda yang mau
disuruh memanggil dokter, ia segera kembali ke rumah makannya, hanya mendapati
tempat tersebut kosong. Rupanya Auld Jock terbangun oleh seruan kaget si
pemilik rumah makan saat ia sembari berlari berseru memanggil dokter. Auld Jock
tak akan pernah mau disentuh oleh dokter, maka ia terhuyung-huyung keluar
diikuti Bobby, bergerak perlahan menuju tempat dimana ia biasa menginap. Tempat
penginapan itu tak menerima hewan peliharaan apalagi anjing, tapi Auld Jock
teringat cerita John Traill tentang cara menyembunyikan anjing di dalam saku
mantelnya. Maka malam itu mereka berdua berteduh di tempat yang terlindung dari
cuaca buruk.
Keesokkan paginya, Bobby segera terbangun mendengarkan
segala aktifitas yang terjadi di sekelilingnya. Namun Auld Jock tetap tertidur.
Pagi menjadi siang, Auld Jock akhirnya terbangun, namun tak mampu menggerakkan
tubuhnya untuk keluar dari kamar. Ia menemukan potongan-potongan roti kering
yang diselipkan oleh Mr. Traill bagi Bobby karena telah meduga kondisi
majikannya yang sakit. Bobby yang
mendengar dentuman meriam tanpa waktu makan siang, bersiap di depan pintu,
namun Auld Jock hanya duduk termangu di tempat tidur. Maka Bobby hanya duduk di
pojok ruangan, mengunyah potongan-potongan roti yang dilemparkan oleh Auld
Jock. Waktu terus berjalan hingga siang menjadi sore, sore menjelang malam.
Auld Jock kembali terbaring dalam kondisi demam parah dan mengigau. Bobby hanya
tahu bahwa sobatnya tidak dalam kondisi baik, tapi ia tak mampu membawanya
berobat, maka ia hanya menemani dengan setia. Menjelang fajar Auld Jock sempat
tersadar sebentar, melihat Bobby yang menemaninya … ia hanya sanggup berkata
dengan terbata-bata : “Bobby – yang malang ! Sana – pulanglah – Bung !”
kemudian ia diam tak bergerak. Hingga malam menjelang, keheningan menyelimuti
suasana kamar itu, sampai wanita pemilik pondokan yang memperhatikan bahwa
sudah dua hari Auld Jock tidak keluar dari kamarnya dan tidak ada jawaban mesti
dipanggil-panggil. Maka keesokkan paginya, polisi mendobrak pintu kamar,
menemukan jenazah pria tua ditemani seekor anjing.
Proses pemakaman tidak berlangsung lama, Auld Jock
dimakamkan di pemakaman Greyfriars. Yang menemani selama prosesi hanya penjaga
makam dan seorang pendeta yang mendoakan arwah Auld Jock, dan seekor anjing
yang selalu membuntuti, bahkan mendekam di atas peti mati, kemudian diatas
gundukan tanah makam sobatnya terkasih. Bobby satu-satunya yang menangisi
kepergian. Ia bahkan tidak mau pergi setelah prosesi selesai, meronta-ronta
saat digendong oleh sang pendeta. Maka penjaga makam, Mr. James Brown
mengatakan agar ia ditinggalkan dulu hingga kesedihannya reda … bila malam
menjelang, ia akan mengusir keluar anjing itu dari pemakaman. Dan ketika tiba
waktunya, Mr. Brown membawa Bobby keluar pemakaman, dan menutup pintunya. Mr.
Brown bukan orang yang keji, hatinya iba melihat kesetiaan anjing kecil itu,
tapi adanya peraturan yang melarang dengan tegas anjing memasuki wilayah pemakaman
Greyfriars yang harus dipatuhinya sebagai pegawai. Bobby berusaha masuk
kembali, tapi pintu terkunci, maka ia mencari celah yang bisa digali agar ia
bisa menyusup kembali, sayang batu-batuan terlalu keras untuk digali hingga
kuku-kuku Bobby patah dan terluka semua. Maka ia hanya bisa menanti di depan
pintu, hingga seseorang membukanya, ia bisa menyelinap kembali menemani
sobatnya.
Pada hari Senin siang, tepat saat makan siang, John Traill
masih memikirkan kondisi Auld Jock. Ini adalah hari kelima semenjak ia
melarikan diri dari tempatnya. Tiba-tiba muncul Bobby dihadapannya, terengah-engah,
kemudian jatuh lunglai dalam kondisi lemas. Mr. Traill terkejut melihat kondisi
Bobby yang nyaris kelaparan, di manakah Auld Jock, mengapa ia tidak muncul ?
Maka Mr. Traill segera memberi makanan bergizi pada Bobby, membiarkannya tidur
setelah makan, menutup pintu agar ia tidak lari keluar, karena Mr. Traill
berniat menemukan Auld Jock dengan mengikuti Bobby setelah ia cukup makan dan
istirahat. Dan menjelang sore, saat para
pengunjung mulai pulang ke tempat masing-masing, Mr. Traill juga bergegas
mengikuti Bobby menuju di mana Auld Jock berada … hingga Bobby berhenti di
depan pintu pemakaman GreyFriars, dan segera berlari ke dalam setelah pintu
dibuka. Mr. Traill bertemu dengan Mr. Brown sang penjaga makam, berdua mereka
berusaha mencari Bobby yang lenyap tanpa jejak di dalam pemakaman yang luas.
Setelah beberapa saat mencari tanpa hasil, Mr. Traill diantar ke makam Auld
Jock. Selagi mereka bercakap-cakap tentang kisah Auld Jock dan Bobby, mendadak
sosok yang sedang dicari-cari muncul dari bawah makam datar yang mereka duduki
… rupanya ia bersembunyi di sana jika ada orang yang datang, agar tidak diusir
keluar.
Dan kisah tentang perjuangan Bobby – si anjing kecil terrier
jenis Skye, yang tidak pernah mau meninggalkan sobatnya dalam kondisi apa pun,
kisahnya mulai berkembang dan mempengaruhi kehidupan banyak orang. Bobby hanya
keluar saat waktu makan menuju ke tempat Mr. Traill, yang menyesal tak mampu
membantu Auld Jock hingga kematiannya, mengalihkan kasih sayangnya pada Bobby,
meski anjing itu tetap tak mau tinggal dengannya. Adapun Mr. Brown yang
berusaha mengeluarkan dan mengusir Bobby keluar dari pemakaman akhirnya
menyerah akan keuletan Bobby, bahkan istrinya jatuh hati melihatnya. Dan Bobby
anjing yang tahu membalas budi, ia berusaha membantu dengan menangkap dan
membunuh lusinan tikus-tikus raksasa
yang merajalela di pemakaman, mempersembahkannya pad Mr. Brown – siapa yang
dapat menolak ? Keberadaan Bobby juga memberikan keceriaan bagi anak-anak di
rumah susun dekat pemakaman, seperti Ailie Lindsey dan Tammy Barr yang pincang,
Geordie Ross serta anak-anak yatim piatu dari sekolah Herriot’s Hospital,
karena Bobby yang penuh kasih sayang bersedia menjadi sahabat mereka, namun ia
tetap menemani Auld Jock di makamnya kapan saja.
Best Regards,
* HobbyBuku *
No comments :
Post a Comment