WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Thursday, March 15, 2012

Books "GREYFRIARS BOBBY"


Judul Asli : GREYFIARS BOBBY
Copyright © 1940 by Eleanor Atkinson
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Lanny Murtihardjana
Cover by Satya Utama Jadi
Cetakan ke-01 : Agustus 2010 ; 280 hlm  

Review : 
“Kisah kesetiaan Bobby – anjing terrier Skye, yang tidak mau meninggalkan makam sobatnya Auld Jock – seorang penggembala dan buruh tani miskin, selama bertahun-tahun setelah kematiannya hingga tiba waktunya bagi Bobby untuk berangkat menyusul tuannya tersayang, merupakan kisah nyata yang telah menyentuh hati banyak orang. Mulai dari pemilik rumah makan, penjaga makam, pendeta, anak-anak miskin serta yatim-piatu, hingga kaum militer dan kaum bangsawan bahkan Ratu Skotlandia, berkenan memberikan penghargaan atas bakti kesetiaan dan kasih sayang Bobby yang tanpa batas pada orang –orang yang mengasihinya.

Perjuangan Bobby dan keuletannya dalam menghadapi berbagai rintangan yang menghalanginya untuk kembali pada Auld Jock sungguh melampaui sosok tubuhnya yang kecil. Menempuh perjalanan jauh, tersesat di jalan, dijalaninya tanpa istirahat demi bertemu kembali dengan Auld Jock, meski ia hanya bisa meringkuk di atas makamnya. Bobby menolak segala penawaran akan kenyamanan, kemewahan serta kasih sayang dari orang-orang yang hendak merawat dan memilikinya. Ia hanya mau menerima uluran kasih sayang seperlunya dan ia memastikan senantiasa membalas budi dan kebaikkan orang lain dengan cara-cara yang ia tahu. Bobby memiliki harga diri dan pengertian akan arti kehidupan sebagai sosok terhormat sebagai mana diajarkan oleh Auld Jock – yang sangat saleh, dan meskipun miskin selama hidupnya, namun pantang menyerah apalagi mengharapkan belas-kasihan dari orang lain.

Bobby menunjukkan bahwa tidak ada hal yang mustahil jika kita memiliki tujuan dan tekad yang kuat. Berapa kali ia dilempar keluar pemakaman namun ia selalu berhasil menemukan jalan masuk, Berapa kali ia dibawa dan ditahan di rumah pertanian pemilik lamanya, namun ia berhasil lolos meski harus membuat kuku-kukunya patah berdarah demi menggali jalan keluar dan menempuh perjalanan jauh demi kembali pada Auld Jock. Berapa kali ada orang-orang yang berniat buruk padanya, hingga ia harus berjuang bertaruh nyawa, meloncat dari kastil yang tinggi hingga  jatuh menimpa semak berduri dan bebatuan, terluka parah tak mampu berjalan, tapi hanya dengan semangat tinggi, menyeret tubuhnya sepanjang jalan guna kembali pada Auld Jock.

Sungguh kisah yang sangat menyentuh … meski gaya bercerita yang sedikit melompat-lompat sehingga agak membingungkan tentang batasan waktunya khas tulisan klasik, namun cukup menarik karena sudut pandang yang berubah-ubah, terkadang kita bagai mndengar atau melihat dari karakter dalam cerita, terkadang dari sudut pandang penulis, namun lebih sering kita diposisikan pada sudut pandang Bobby, mengajak kita memahami bagaimana pemikiran Bobby yang mendapat julukan serta gelar resmi dari Lord Provost ( semacam Walikota / Gubernur wilayah yang diberi wewenang oleh Ratu ) sebagai Greyfiars Bobby – satu-satunya anjing yang boleh menetap di pemakaman terhormat Greyfriars, bahkan dibangun sebuah monumen di depan gerbang sebagai pengingat dan penghargaan akan perjuangan Bobby – yang seumur hidupnya mengabdikan diri untuk senantiasa ‘memberi’ pada siapa pun yang membutuhkan bantuan.”

Sinopsis :
Bobby adalah seekor anjing kampung kecil – Skye terrier bungsu yang lahir di daerah perbukitan yang luas di Skotlandia sekitar tahun 1858, pada masa pemerintahan Ratu Victoria.  

Kisah dibuka pada suatu pagi di bulan November, Bobby seperti biasa menemani Auld Jock- buruh tani dan  penyewa pertanian Cauldbrae ke Pasar Grassmarket Edinburgh. Namun anehnya si penyewa membawa sendiri kereta kudanya, dan setibanya di Grassmarket, ia meninggalkan Auld Jock di sana, dan kembali ke arah tanah pertanian. Bobby yang menikmati pemandangan kesibukan pasar, tidak menyadari bahwa hal itu sudah direncanakan. Bahwa Auld Jock – buruh tani yang sudah tua dan lemah, dipecat dan ditinggalkan, sedangkan pemilik Bobby sebenarnya adalah si petani yang mengendarai kereta kudanya kembali ke tanah pertanian.

Setibanya di tanah pertanian,  Bobby mencari-cari sobatnya Auld Jock, dan ia segera berlari, menelusuri jejak yang dikenalnya dengan penciumannya, mencari sang majikan yang dipilihnya. Ketika Bobby akhirnya tiba di wilayah Grassmarket, hari telah siang. Dentuman meriam penanda waktu menunjukan pukul satu siang, waktunya makan siang, maka Bobby berpikir Auld Jock pasti berada di tempat makan biasanya, di Ye Olde Grefriars Dining-rooms milik  Mr. John Traill. Namun ketika Bobby sampai di sana, ia disambut hangat oleh sang pemilik … tapi Auld Jock tak ada di sana. Bobby segera keluar, melesat mencari sobatnya, melupakan waktu makannya sendiri.

Berlarian kesana kemari, akhirnya ia menemukan Auld Jock, meringkuk di dalam kereta bobrok diantara tumpukan sampah, dengan membawa buntalan pakaiannya yang tak seberapa.  Bobby merasa ada yang tidak beres, mengapa Auld Jock justru tidur di siang hari di tempat yang aneh pula. Maka Bobby meloncat kedalam kereta, duduk di pangkuan Auld Jock dan menggonggong memanggilnya hingga terbangun. Namun Auld Jock hanya membuka matanya sekejap, matanya sayu, napasnya tersengal-sengal, ia dalam kondisi demam dan lemas, hingga akhirnya kembali menutup mata, ditemani Bobby yang meringkuk di lekukan lengannya, keduanya tertidur.

Mereka berdua terus tertidur sepanjang siang hingga sore menjelang dan malam mulai turun. Disertai kabut dan hujan lebat, cuaca dingin dan tampias air hujan akhirnya membuat Auld Jock terbangun. Demamnya sudah berkurang, namun tubuhnya benar-benar lemas dan kedinginan, dadanya bagai ditimpa beban berat. Ia berusaha berjalan terhuyung-huyung, mencari tempat berteduh. Namun malam semakin larut, tempat-tempat biasa dimana ia bisa berteduh sudah tutup dan terkunci. Dan Bobby berusaha menuntun Auld Jock dengan gonggongannya, ke tempat yang ia tahu akan menyediakan tempat berteduh yang hangat serta makanan yang mengenyangkan – tempat Mr. John Traill.

John Traill yang senang mengobrol, menemukan tempatnya sepi pelanggan karena cuaca buruk, maka ia menyambut kedatangan Auld Jock dan Bobby dengan gembira. Menyediakan tempat hangat dekat perapian dan makanan panas bagi kedua tamunya. Namun setelah beberapa saat ini melihat kondisi Auld Jock yang tidak seperti biasanya … tapi Auld Jock menepis saran  John Traill agar ia segera ke dokter, Auld Jock seumur hidup selalu sehat tanpa pernah harus ke dokter, jadi ia tak mungkin jatuh sakit. Auld Jock sebagai seorang penggembala terbiasa dengan cuaca luar yang berat, namun di usianya ke-63 ini, akibat pekerjaaan kasar yang dijalaninya seumur hidup, akhirnya ketahanan tubuhnya menurun, ditambah beban pikiran karena ia diberhentikan. John Traill tahu bahwa ia tak akan bisa memaksa Auld Jock yang keras kepala, maka ia hanya membiarkan mereka beristirahat di kehangatan perapian, sembari menunggu hujan mereda. Saat menunggu waktu dalam keheningan, Auld Jock kembali tertidur, dan Mr. Traill meneruskan bacaannya dengan asyik. Hingga Bobby menarik perhatiannya, membuatnya memperhatikan kembali kondisi Auld Jock yang terkulai lemas, napas tersengal-sengal dan mengigau … membuktikan bahwa ia benar-benar sakit parah.

John Traill terkejut dan segera berlari keluar berusaha mencari dokter. Ketika akhirnya ia berhasil menemukan anak muda yang mau disuruh memanggil dokter, ia segera kembali ke rumah makannya, hanya mendapati tempat tersebut kosong. Rupanya Auld Jock terbangun oleh seruan kaget si pemilik rumah makan saat ia sembari berlari berseru memanggil dokter. Auld Jock tak akan pernah mau disentuh oleh dokter, maka ia terhuyung-huyung keluar diikuti Bobby, bergerak perlahan menuju tempat dimana ia biasa menginap. Tempat penginapan itu tak menerima hewan peliharaan apalagi anjing, tapi Auld Jock teringat cerita John Traill tentang cara menyembunyikan anjing di dalam saku mantelnya. Maka malam itu mereka berdua berteduh di tempat yang terlindung dari cuaca buruk.

Keesokkan paginya, Bobby segera terbangun mendengarkan segala aktifitas yang terjadi di sekelilingnya. Namun Auld Jock tetap tertidur. Pagi menjadi siang, Auld Jock akhirnya terbangun, namun tak mampu menggerakkan tubuhnya untuk keluar dari kamar. Ia menemukan potongan-potongan roti kering yang diselipkan oleh Mr. Traill bagi Bobby karena telah meduga kondisi majikannya yang  sakit. Bobby yang mendengar dentuman meriam tanpa waktu makan siang, bersiap di depan pintu, namun Auld Jock hanya duduk termangu di tempat tidur. Maka Bobby hanya duduk di pojok ruangan, mengunyah potongan-potongan roti yang dilemparkan oleh Auld Jock. Waktu terus berjalan hingga siang menjadi sore, sore menjelang malam. Auld Jock kembali terbaring dalam kondisi demam parah dan mengigau. Bobby hanya tahu bahwa sobatnya tidak dalam kondisi baik, tapi ia tak mampu membawanya berobat, maka ia hanya menemani dengan setia. Menjelang fajar Auld Jock sempat tersadar sebentar, melihat Bobby yang menemaninya … ia hanya sanggup berkata dengan terbata-bata : “Bobby – yang malang ! Sana – pulanglah – Bung !” kemudian ia diam tak bergerak. Hingga malam menjelang, keheningan menyelimuti suasana kamar itu, sampai wanita pemilik pondokan yang memperhatikan bahwa sudah dua hari Auld Jock tidak keluar dari kamarnya dan tidak ada jawaban mesti dipanggil-panggil. Maka keesokkan paginya, polisi mendobrak pintu kamar, menemukan jenazah pria tua ditemani seekor anjing.

Proses pemakaman tidak berlangsung lama, Auld Jock dimakamkan di pemakaman Greyfriars. Yang menemani selama prosesi hanya penjaga makam dan seorang pendeta yang mendoakan arwah Auld Jock, dan seekor anjing yang selalu membuntuti, bahkan mendekam di atas peti mati, kemudian diatas gundukan tanah makam sobatnya terkasih. Bobby satu-satunya yang menangisi kepergian. Ia bahkan tidak mau pergi setelah prosesi selesai, meronta-ronta saat digendong oleh sang pendeta. Maka penjaga makam, Mr. James Brown mengatakan agar ia ditinggalkan dulu hingga kesedihannya reda … bila malam menjelang, ia akan mengusir keluar anjing itu dari pemakaman. Dan ketika tiba waktunya, Mr. Brown membawa Bobby keluar pemakaman, dan menutup pintunya. Mr. Brown bukan orang yang keji, hatinya iba melihat kesetiaan anjing kecil itu, tapi adanya peraturan yang melarang dengan tegas anjing memasuki wilayah pemakaman Greyfriars yang harus dipatuhinya sebagai pegawai. Bobby berusaha masuk kembali, tapi pintu terkunci, maka ia mencari celah yang bisa digali agar ia bisa menyusup kembali, sayang batu-batuan terlalu keras untuk digali hingga kuku-kuku Bobby patah dan terluka semua. Maka ia hanya bisa menanti di depan pintu, hingga seseorang membukanya, ia bisa menyelinap kembali menemani sobatnya.

Pada hari Senin siang, tepat saat makan siang, John Traill masih memikirkan kondisi Auld Jock. Ini adalah hari kelima semenjak ia melarikan diri dari tempatnya. Tiba-tiba muncul Bobby dihadapannya, terengah-engah, kemudian jatuh lunglai dalam kondisi lemas. Mr. Traill terkejut melihat kondisi Bobby yang nyaris kelaparan, di manakah Auld Jock, mengapa ia tidak muncul ? Maka Mr. Traill segera memberi makanan bergizi pada Bobby, membiarkannya tidur setelah makan, menutup pintu agar ia tidak lari keluar, karena Mr. Traill berniat menemukan Auld Jock dengan mengikuti Bobby setelah ia cukup makan dan istirahat.  Dan menjelang sore, saat para pengunjung mulai pulang ke tempat masing-masing, Mr. Traill juga bergegas mengikuti Bobby menuju di mana Auld Jock berada … hingga Bobby berhenti di depan pintu pemakaman GreyFriars, dan segera berlari ke dalam setelah pintu dibuka. Mr. Traill bertemu dengan Mr. Brown sang penjaga makam, berdua mereka berusaha mencari Bobby yang lenyap tanpa jejak di dalam pemakaman yang luas. Setelah beberapa saat mencari tanpa hasil, Mr. Traill diantar ke makam Auld Jock. Selagi mereka bercakap-cakap tentang kisah Auld Jock dan Bobby, mendadak sosok yang sedang dicari-cari muncul dari bawah makam datar yang mereka duduki … rupanya ia bersembunyi di sana jika ada orang yang datang, agar tidak diusir keluar. 

Dan kisah tentang perjuangan Bobby – si anjing kecil terrier jenis Skye, yang tidak pernah mau meninggalkan sobatnya dalam kondisi apa pun, kisahnya mulai berkembang dan mempengaruhi kehidupan banyak orang. Bobby hanya keluar saat waktu makan menuju ke tempat Mr. Traill, yang menyesal tak mampu membantu Auld Jock hingga kematiannya, mengalihkan kasih sayangnya pada Bobby, meski anjing itu tetap tak mau tinggal dengannya. Adapun Mr. Brown yang berusaha mengeluarkan dan mengusir Bobby keluar dari pemakaman akhirnya menyerah akan keuletan Bobby, bahkan istrinya jatuh hati melihatnya. Dan Bobby anjing yang tahu membalas budi, ia berusaha membantu dengan menangkap dan membunuh  lusinan tikus-tikus raksasa yang merajalela di pemakaman, mempersembahkannya pad Mr. Brown – siapa yang dapat menolak ? Keberadaan Bobby juga memberikan keceriaan bagi anak-anak di rumah susun dekat pemakaman, seperti Ailie Lindsey dan Tammy Barr yang pincang, Geordie Ross serta anak-anak yatim piatu dari sekolah Herriot’s Hospital, karena Bobby yang penuh kasih sayang bersedia menjadi sahabat mereka, namun ia tetap menemani Auld Jock di makamnya kapan saja.

Best Regards,
* HobbyBuku *

No comments :

Post a Comment