WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Friday, April 20, 2012

About Fiksi Lotus






Kembang lotus — atau yang resmi disebut sebagai ‘nelumbo nucifera’ — merupakan bunga sakral yang pada umumnya tumbuh di daratan India. Dikenal juga sebagai “Kembang Hindu” atau “Bibit India” — kembang lotus terkenal akan keindahan serta bibit yang memiliki kemampuan untuk bertahan hidup selama ratusan tahun. Bibit tertua kembang ini yang pernah ditemui oleh para ilmuwan tercatat berusia 1300 tahun. Bayangkan saja — 1300 tahun!


Lalu apa hubungannya dengan fiksi?

Dalam kebudayaan India, kembang lotus diasosiasikan dengan kemurnian, keindahan, serta spiritualisme. Ada juga yang memuji kembang lotus sebagai kembang yang tumbuh di atas lumpur, namun tak pernah ternodai. Semua artian ini memiliki kaitan kuat dengan peran fiksi pendek di dunia sastra, maupun non-sastra.


Fiksi pendek, apabila ditulis dan dituturkan dengan sempurna, mempunyai potensi untuk merubah hidup pembacanya. Itu adalah syarat utama dari fiksi pendek. Tidak seperti novel yang bertele-tele, atau fiksi mini yang kelewat singkat, fiksi pendek merupakan bentuk ideal dari sebuah cerita. Sebelum orang bisa menulis, mereka bercerita. Dan cerita-cerita itulah yang kemudian kita daur ulang dan ceritakan kembali ke anak-anak, cucu, bahkan cicit kita. Peran cerita begitu besar, begitu mendunia — hingga seringkali disepelekan.


Lewat cerita, kita mengenal dunia. Dan bagi para penulis, baik pemula maupun veteran, salah satu kunci penting untuk selalu produktif adalah dengan secara konstan menambah bahan bacaan. Sumber terbesar inspirasi bukanlah bakat, melainkan informasi. Ini juga yang direpresentasikan oleh kembang lotus dengan strukturnya yang kaya lapisan.


Fiksi Lotus bukan badan penerbit, melainkan wadah sederhana yang sengaja disediakan untuk menampung karya-karya fiksi pendek klasik milik pengarang internasional. Di sini, setiap karya asing telah disadur ke dalam Bahasa Indonesia — baik itu yang aslinya ditulis dalam bahasa Inggris, Rusia, Jerman, Jepang, atau lainnya. Sementara karya lokal tidak akan diedit ulang. (Karya-karya ini tidak untuk diperjual-belikan dalam bentuk apapun.)

Diharapkan bahwa di Fiksi Lotus, baik cerpenis Indonesia maupun pembaca fiksi pendek Indonesia dapat mengakses karya-karya besar (dan kecil) yang telah berhasil atau akan merubah lanskap penulisan fiksi pendek dunia.


Lantas, apa konteks ‘klasik’ di Fiksi Lotus? Karya-karya yang memiliki impact besar adalah karya yang rata-rata dikategorikan sebagai ‘karya klasik.’ Apa itu berarti karya-karya yang diterbitkan di abad sebelumnya; atau karya-karya yang ditulis oleh pengarang legendaris? Sama sekali bukan. ‘Klasik’ di sini memiliki konteks yang lebih dalam: yaitu karya-karya yang berpotensi merubah hidup atau perspektif pembacanya terlepas dari unsur waktu, majalah atau koran yang menerbitkan, maupun si penulis itu sendiri.

Di Fiksi Lotus, yang termasuk sebagai karya sastra bukanlah karya yang mengajak pembacanya berfilosofi ataupun karya yang menggambarkan dunia dalam imaji-imaji keren atau karya yang ‘njelimet’; melainkan karya yang begitu besar potensinya untuk merubah cara kita memandang dunia hingga akan selalu lekat di kepala, juga di hati.

Oleh sebab itu, fiksi pendek yang ditampilkan di sini bisa saja baru diterbitkan tahun lalu, atau dua hari lalu atau seabad lalu — karena karya klasik adalah karya yang tak mengenal waktu.


Karya mencerminkan budaya mencerminkan semangat mencerminkan hidup. Dan lewat sebuah karya, hidup seseorang bisa berubah.

Selamat membaca!
( sumber : Website Fiksi Lotus  by Maggie Tiojakin )

Maggie Tiojakin adalah seorang jurnalis, copywriter, dan penulis fiksi pendek. Karyanya telah dimuat di The Jakarta Post Weekender, Asian News Network (ANN), The Boston Globe, Brunei Times, Writers’ Journal, Voices, La Petite Zine, Femina, Kompas, Eastown Fiction, Somerville News, etc. Buku kumpulan cerpen pertamanya, berjudul Homecoming (and other stories) diterbitkan di tahun 2006 oleh Mathe Publications. Dia juga telah menerjemahkan dan mengadaptasi: buku karya Jason F. Wright yang berjudul Wednesday’s Letters (Surat Cinta Hari Rabu); Sugar Queen karya Sarah Addison Allen; serta mengadaptasi dari film-ke-buku Claudia/Jasmine berdasarkan skrip karya Awi Suryadi. Keduanya diterbitkan Gagas Media (2008/2009).

Buku kumpulan cerpen ke-duanya, berjudul BALADA CHING-CHING, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada bulan Juni 2010. Novel pertamanya, WINTER DREAMS, akan diterbitkan pada bulan November 2011. Ia juga telah menerjemahkan kumpulan cerpen KISAH-KISAH TENGAH MALAM karya Edgar Allan Poe (Gramedia Pustaka Utama, Desember 2010). Selain itu ia juga menulis naskah film SIMFONI LUAR BIASA bersama sutradara Awi Suryadi, yang akan dirilis di Indonesia pada bulan September 2011.


Di waktu luangnya, Maggie mengelola sebuah situs gratis yang menghadirkan cerpen klasik karya pengarang dunia baik yang sudah ternama maupun belum dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia untuk asupan masyarakat luas. Situs ini dinamakan Fiksi Lotus.


14 cerpen pilihan dari situs Fiksi Lotus akan terbit bulan September 2011 (Gramedia Pustaka Utama) dengan judul FIKSI LOTUS: VOL. 1 — sebagai tanda terima kasih terhadap dukungan pembaca dan pengunjung situs.

Kunjungi situs MAGGIE TIOJAKIN di sini.

( sumber : Website Fiksi Lotus by Maggie Tiojakin )


No comments :

Post a Comment