WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Tuesday, November 13, 2012

Facts Behind "THE MIRABAL SISTERS"



[ source ]

THE MIRABAL SISTERS
The Mirabal Sisters (The Hermanas Mirabal) adalah empat bersaudara dari Republik Dominika yang menentang pemerintahan diktator Jenderal Rafael Leonidas Trujillo. El Jefe Trujillo menjadi President Republik Dominika pada masa pemilihan 1930-1938, 1942-1952, dan kemudian meneruskan pemerintahan secara diktator dan menghabisi siapa saja yang berani menentang dirinya. Proses beliau menjadi presiden juga dicurigai merupakan konspirasi yang disengaja untuk menggulingkan presiden sebelumnya. Selama lebih dari 30 tahun, rezim Trujillo telah menghabisi lebih dari 50.000 bangsa Haiti dan Dominikan. 

Pada tanggal 25 November 1960, dengan tipu-muslihat dilakukan pembunuhan terhadap ketiga bersaudara beserta seorang pengemudi setia yang menemani perjalanan mereka mengunjungi suami-suami yang menjadi tahanan politik. Jasa dan perjuangan mereka memperoleh penghargaan pada 17 Desmber 1999  oleh United  Nation General Assembly, yang juga menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari  Internasional bagi  Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan (Internasional day for the Elimination of Violence against Women)

Mirabal Sisters House and now Museum [ source ]
Keluarga Mirabal semula adalah keturunan petani, yang seiring dengan perkembangan menjadi pemilik lahan yang luas dan memungkinkan mereka hidup sebagai kalangan menengah ke atas. Keturunan Mirabal terakhir Don Enrique Mirabal yang menikah dengan Mercedes Reyes de Mirabal, dikarunia 4 orang putri yang terkenal akan kecantikan serta keramahan mereka. Sebagai pria yang masih mengikuti pola pikir tradisional, meski beliau juga menikmati kenyamanan dan kemewahan jaman modern, pada awalnya beliau berkeinginan putri-putrinya besar sebagai gadis biasa dan menikah, memiliki keluarga, sebagi seorang istri dan ibu. Namun berkat dorongan serta kemauan keras istrinya, Mercedes (yang diduga buta huruf hingga beliau tak mau anak-anaknya memiliki nasib serupa), akhirnya beliau terpaksa memperbolehkan anak-anaknya menempuh pendidikan di sekolah luar.

Dari ke-4 putrinya, Don Enrique paling menyayangi Minerva yang sifat keras kepalanya menyerupai dirinya. Justru karena kekerasan kemauan Minerva, alih-alih menuruti keinginan ayahnya agar tetap tinggal dirumah dan membantu di toko, ia memilih sekolah bahkan melanjutkan pendidikan pada jenjang yang tinggi dibandingkan ke-3 saudarinya. Minerva yang paling cantik dan menarik sekaligus pemberani dan mudah naik pitam, justru merupakan pelopor penentang Trujillo yang paling aktif bukan hanya di dalam keluarganya, melainkan juga dalam lingkup pergaulan sosial. 

Siapakah para wanita terkenal yang dikenal sebagai Mirabal Sisters ini ?

[ source ]
Patricia ‘Patria’ Mercedes Mirabal ( 27 Februari 1924 – 25 November 1960 )
Ia semula diharapkan menjadi seorang biarawati oleh sang ibu, apalagi semenjak kecil ia terlihat sangat religius untuk anak seusianya. Namun akhirnya ia memilih untuk menikah pada usia 17 tahun dengan Pedrito Gonzáles, petani yang ulet dan bangga akan tanah pertanian milik leluhurnya di San José de Canuco. Pada kehamilan pertama, Patri keguguran hingga depresi, membuatnya kehilangan keyakinan terhadap agama dan Tuhan. Kemudian mereka memiliki 2 putra-putri, Nelson dan Noris yang mampu memberikan sedikit pengharapan dalam hidupnya. Patri juga mengalami pertentangan batin yang cukup lama, terutama karena ia mencemaskan masa depan putranya Nelson yang tertarik dalam kegiatan-kegiatan rahasia paman serta bibinya. Patria menempuh segala cara untuk menghindari keterlibatan lebih dalam, namun ketika doanya justru membawa pada tragedi di puncak gunung saat retret.

Dalam usaha memulihkan kondisi serta keyakinannya yang mulai hilang, Patria mengikuti sebuah retret yang justru membawanya pada tragedi pembantaian kaum pemberontak pada tanggl 14 Juni (tidak kurang dari 49 orang tewas dalam peristiwa ini). Ia menyaksikan seorang pemuda yang  kehilangan nyawa di depan matanya, mengingatkan dirinya akan bayi yang tewas dalam kandungannya 13 tahun silam. Kejadian ini merupakan awal dari perubahan pikirannya untuk mendukung kegiatan Minerva serta María Teresa di kegiatan bawah tanah. Keputusan untuk terlibat langsung dan mendukung perjuangan saudari-saudarinya ditentang oleh sang suami, dan Patri mampu bersikap keras jika ia memiliki panggilan hati. Bahkan putra bungsu yang terlahir setelah perubahan dalam hidupnya, diberi nama Raúl Ernesto (nama pemimpin pemberontak rezim Chili yang dikenal dengan panggilan Che). Anehnya pada saat penangkapan saudara-saudaranya, dirinya justru terhindar, alih-alih suami serta putranya Nelson turut diciduk oleh pasukan Trujillo. 

[ source ]
Bélgica Adela Mirabal-Reyes ( 1 Maret 1925 )
Yang lebih dikenal sebagai Dedé Mirabal, diam-diam menaruh hati terhadap Virgilio Morales yang ternyata jatuh hati pada Minerva. Namun Dedé terbiasa untuk mendahulukan kepentingan keluarganya daripada dirinya sendiri, maka ia memutuskan menerima lamaran saudara sepupunya Jaimito ‘Jaime’ Fernandez, dan mereka memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia dengn Jaime Enrique dan Baby Jaime Rafael. Meski ia tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan gerakan bawah tanah yang dipelopori oleh ke-3 saudarinya (terutama karena larangan keras suaminya yang tidak menyetujui kegiatan para pemberontak ), pada akhirnya ia justru berperan dalam mendukung dan membesarkan putra-putri Patria, Minerva dan Mate, bersama sang ibu Mercedes yang bertahan hidup dalam kepedihan kehilangan hampir seluruh keluarganya, demi kelangsungan hidup cucu-cucunya. Kini Dedé sebagai satu-satunya dari Mirabal Sisters yang selamat dari pembunuhan, mengelola museum ‘Museo de las Hermanas Mirabales’ yang berlokasi di lahan keluarga Mirabal yang tersisa dari sitaan dan perampasan para antek Trujillo. 

[ source ]
Maria Argentina Minerva Mirabal ( 12 Maret 1926 – 25 November 1960 )
Ia berhubungan dengan Virgilio Morales – salah satu pemimpin pemberontak yang sangat aktif, hingga menjadi buronan no. 1 pasukan Trujillo. Minerva  bahkan nyaris menjadi istrinya, seandainya tidak ada campur tangan sang ayah serta saudarinya. Namun hal ini tidak mampu menghapus keinginan Minerva dalam aktifitas yang dianggap radikal bagi seorang gadis muda di kalangan terhormat. Apalagi setelah ia bertemu dan menikah dengan Manolo Tavárez (nama samarannya Enriquillo). Minerva merupakan salah pemimpin wanita yang dikenal sebagai pelopor gerakan bawah tanah yang kemudian disebut sebagai ‘the Movement of the Fourteenth of  June’ menentang Trujillo. 

Semenjak remaja, Minerva telah beberapa kali berhadapan langsung dengan sang diktator. Bahkan pada tahun 1949 ketika Trujilllo sengaja menjebak dirinya, memaksa agar ia menjadi salah satu gundik simpanannya, Minerva menempatkan dirinya sekaligus keluarganya sebagai target balas dendam Trujillo. Dengan akal-muslihat, Minerva mampu merubah jebakan menjadi ijin serta dukungan Trujillo untuk belajar di bidang hukum dan memperoleh gelar sebagai seorang pengacara. Namun bukan Trujillo jika tak mampu membalas perlakuan Minerva terhadap dirinya, dengan cara tidak mengeluarkan ijin praktek bagi Minerva. Pasangan ini menjadi pahlawan Nasional rakyat Dominika, meninggalkan warisan bagi putra-putrinya : Minou dan Manolito.

[ source ]
Antonia María Teresa Mirabal ( 15 Oktober 1935 – 25 November 1960 )
Ia akrab dipanggil Mate, si bungsu yang memiliki fisik lemah dan menderita asma, memuja Minerva dan kedekatan mereka membawa perkenalan Mate pada 2 hal yang merubah masa depannya.  Pertama, ia bertemu dengan pasangan hidupnya, seorang aktifis gerakan bawah tanah yang dipanggil Palomino. Pemuda yang aslinya bernama Leandro Guzmán Rodríguez. Pernikahan mereka yang relatif singkat, berubah menjadi tragedi ketika sang suami yang merupakan rekan aktif bersama Manolo Tavárez (pemimpin gerakan bawah tanah 14 Juni), diciduk dan ditahan sebagai tahanan politik yang berbahaya. Tak berapa lama berselang, dirinya serta Minerva turut ditangkap, ditahan serta disiksa berulang kali semasa dalam tahanan. Akibat salah satu penyiksaan yang ditandai sebagai peristiwa 11 April, Mate yang sedang hamil mengalami keguguran setelah pendarahan hebat (ia disiksa di hadapan suaminya yang dipaksa menyerah dan menuruti kemauan Trujillo). Berkat saran Minerva, demi mengurangi derita akibat kehilangan bayinya, Mate menulis pengalaman mengerikan itu dalam bentuk tulisan, yang nantinya berhasil diselundupkan keluar tahanan dan diberitakan. Putri pasangan ini yang masih bayi bernama Jacqueline, dibesarkan oleh bibi serta neneknya. 

"LAS MARIPOSAS" [ source ]
Selama lebih dari 3 bulan, keluarga yang tersisa tak mengetahui bagaimana nasib masing-masing anggota keluarga yang diciduk dengan paksa. Ketika kemudian muncul berita dari para simpatisan Las Mariposas serta gerakan bawah tanah mereka, baru diketahui mereka semua ditahan di La Cuarenta ( La 40 ) – kamp  penyiksaan yang angker bagi para penentang Trujillo. Tertangkapnya para pelopor ini justru menimbulkan serangkaian gerakan pemberontakan yang tak terduga. Bahkan pihak  Gereja Katolik yang selama ini bersikap netral, mulai unjuk gigi dan mengecam tindakan rezim Trujillo, perang pun tak terelakan. Minerva dan Mate tetap aktif di balik tahanan, dan akhirnya berkat kampanye organisasi kemanusiaan, termasuk OAS (Organisasi Negara-Negara Amerika Selatan), maka kedua wanita ini dibebaskan dan menjadi tahanan rumah, meski demikian para pria keluarga mereka (Manolo, Leandro, Pedrito tetap ditahan). Salah satu sumber berita adalah tulisan Mate tentang perincian penyiksaan yang dialaminya pada tanggal 11 April 1960, dan surat tersebut berhasil diselundupkan dan diambil oleh perwakilan OAS yang khusus datang meninjau kondisi para tahanan akibat propaganda dan kecaman dari dunia luar terhadap tindakan rezim Trujillo. 

[ source ]
Salah satu korban yang turut tewas dalam tragedi 25 November 1960 adalah Rufino de la Cruz ( 10 November 1923 – 25 November 1960 ), pengemudi kendaraan yang semula disewa untuk mengantarkan keluarga Mirabal mengunjungi para tahanan, hingga akhirnya justru dengan setia menjaga dan mengantar mereka setiap saat. Ia turut tewas karena kesetiaan dan pembelaan terhadap ke-3 wanita Las Mariposas. Perjalanan mereka yang terakhir menuju Puerta Plata, tempat tahanan baru bagi Manolo dan Leandro yang berada di puncak pegunungan yang terpencil. Pemindahan tahanan serta rencana pembunuhan itu, dibuat seakan-akan merupakan peristiwa kecelakaan belaka. Trujillo sengaja membuat hal ini dengan tujuan membungkam gerakan Las Mariposas sebelum mengenai seluruh Dominikan. Namun peristiwa ini justru memicu kebangkitan Nasional, dan hanya dalam waktu setahun setelah tragedi ini, Trujillo dibunuh.

[ this is compiled from many sources, such as : Wikipedia | Viva Las Mariposas | In The Time of the Butterflies]

Best Regards, 

No comments :

Post a Comment