WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Wednesday, July 31, 2013

Books "THE MURDER OF KING TUT"

Judul Asli : THE MURDER OF KING TUT
Copyright © 2009 by James Patterson
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Julanda Tantani
Cover by Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : Juni 2013 ; 392 hlm
~ Conclusion in English ~

[ Period : 1300 – 500 B.C (past) | 20 Century (present) ] ~ [ Setting : Valley of the King, Egypt ; London, England ; Palm Beach, Florida ] ~ [ Facts : The History of Tut-Ankh-Amen ]

Tiga kalimat berikut menggambarkan sekilas info yang membuatku sangat penasaran : James Patterson – Mesir Kuno – Fiksi Historis, dan ketiga hal ini merupakan favorit-ku, maka saat buku ini dikabarkan akan rilis, kupastikan untuk segera memperoleh dan melahap isinya !!

Satu hal yang dapat kukatakan tentang James Patterson, beliau adalah salah satu penulis serba-bisa. Meski dikenal akan serial thrillernya dengan karakter Detektif Alex Cross, beliau juga mampu menulis kisah drama yang membuat persediaan tisuku habis dalam sekejab, bahkan menulis kisah fantasi yang menakjubkan (serial Maximum Ride), dan kini sebuah karya yang dapat dikatakan sebagai non-fiksi, namun ditulis dengan gaya yang memikat, bagaikan membaca novel dengan seting Mesir Kuno. Penasaran ? Yuk, langsung saja menuju pada ‘sekilas review’ yang ku-usahakan tetap menarik tanpa terlalu banyak ‘spoiler’



Howard Carter adalah pemuda biasa asal Inggris yang sangat menyukai sejarah seputar ilmu purbakala Mesir semenjak usia 13 tahun, ketika ia memasuki Perpustakaan Didlington Hall milik Lord Amherst. Ini merupakan langkah awal yang akan menuntun nasibnya pada pencarian bukti dan kebenaran yang akan mengungkap dimana makam Raja Tut dan apa sebenarnya yang terjadi pada sosok penguasa Mesir yang tewas dalam usia remaja. Perjalanan serta karir Howard Carter yang penuh gejolak saat mengalami aneka peristiwa yang membuatnya berada pada posisi naik-turun tak menentu hingga menjelang akhir hayatnya. Sejarah mencatat bahwa kerja keras beliau memegang peranan cukup besar dalam sejarah Mesir Kuno berkaitan dengan kisah Raja Tut dan sejarah masa lalunya.

Kisah ini menjadi sangat menarik karena James Patterson bukan saja menyajikan perjalanan sosok Howard Carter, ia juga ‘menghidupkan’ sosok Tut-Ankh-Amen, yang dijuluki Raja Bocah karena meninggal pada usia relatif muda, sekitar 19 tahun. Dimulai dari pemerintahan Tuthmosis I yang  sekarat dan digantikan oleh Amenhotep Sang Perkasa yang menghabiskan sebagian waktunya bersenang-senang dan menghibur diri bersama para selirnya, hingga Tiye sang permaisuri memaksa dirnya segera mempersiapkan pengganti, putranya Amenhotep IV yang memiliki pemikiran berbeda demi memajukan bangsa Mesir. Amenhotep IV yang tak pernah diperhitungkan karena tampilan fisiknya yang kurang meyakinkan memiliki kekuatan dan kelebihan tersendiri.

Dimulai saat pengesahan dirinya sebagai sang Firaun, ia memilih julukan tersendiri yaiyu Akhenaten, yang segera menumpas habis para pendeta dan oknum pemerintahan lama, karena ia akan membangun pemerintahan baru. Didampingi permaisuri yang cantik sekaligus sangat cerdas, Nefertiti, langkah Akhenaten berjalan dengan lancar, tanpa disadari mengundang berbagai musuh dalam selimut yang membenci keputusan-keputusan baru yang menyingkirkan sistem lama. Mulai dari sang Perdana Menteri Aye yang tergila-gila pada Nefertiti, hingga Jenderal Utama Horembeb yang geram akibat aturan baru Firaun untuk menreapkan hukum damai tanpa ada perang apalagi penaklukan yang telah memenuhi sejarah pemerintahan Mesir.

Kisah Tut-Ankh-Amen dimulai ketika ayahnya meninggal secara mendadak saat ia masih kanak-kanak, hanya berkat kecerdasan Nefertiti, selaku ibu asuhnya, maka ia dipersiapkan sebagai calon Firaun, sebelum akhirnya Nefertiti tewas dalam kondisi mencurigakan dalam usia relatif muda. Bocah yang kini sebatang kara, harus berjuang melawan musuh-musuh yang mengelilingi dirinya setia saat. Maka ia pun mempersiapkan berbagai rencana yang akan menjamin masa depannya. Mampunkah ia bertahan dan mengatasi intrik serta konflik yang  terjadi sepanjang hidupnya ? Mengapa ia meninggal pada usia relatif muda, sekitar 19 tahun, apakah ia tewas karena penyakit ataukah dibunuh oleh para musuh yang telah mengintai sepanjang hidupnya ?

Conclusion :  
When I hear this words : James Patterson ~ Ancient Egypt ~ Historical Fiction ; those are three favorite things in my ‘dictionary’ ... so without any hesitaince I just bought and start to read this book. This story suppose to be non-fiction, but dealing with author like James Patterson who also known as master of story-teller, it never feels like reading boring historical facts, just the opposite, because the authors using ‘time-frame’ contain piece by piece the journey of the past mixed with the present. Readers will follow the puzzles between the life of  Howard Carter – the man who discover and dedicated his life to reveal what really happen on King Tut’s past life, and we also provided with ‘scenery’ the journey of a boy named King Tut. Like watching movies, we will taking back and forward between past and present with additional narrator : the author him-self also appears on several occasion, give us some clues what’s makes him start interesting on this story and how he pursue and do some ‘expediction’ to reveal the truth hidden under political agenda of history and secrecy.

Tentang Penulis :
James B. Patterson, lahir pada tanggal 22 Maret 1947, adalah penulis asal Amerika yang secara serius menggeluti dunia penulisan setelah ia pensiun dari pekerjaan di dunia periklanan pada tahun 1996. Karyanya yang paling terkena adalah serial thrillernya dengan tokoh Alex Cross – mantan psikolog forensik yang pernah bekerja di Departemen Kepolisian Washington, D.C. dan sebagai agen FBI, menjadikannya serial detektif terpopuler selama 10 tahun ini. Selama 33 tahun ini beliau telah menghasilkan 71 novel yang hanpir sebagian besar masuk dalam kategori bestseller.

Semakin bertambah usia, beliau justru semakin produktif dalam menghasilkan berbagai karya tulis. Bahkan proyeknya termasuk membuat novel hasil kolaborasi dengan berbagai penulis lain, diantaranya Maxine Paetro, Andrew Gross, Peter De Jonge. Kecintaan serta perhatian terhadap dunia buku, membuatnya mendirikan The James Patterson Page Turner Awards di tahun 2005 yang bertujuan mendanai berbagai kegiatan pada sekolah, perpustakaan, perusahaan, maupun yayasan yang memiliki tujuan sama : berbagi kesenangan dan kegemaran membaca sejak dini di mana saja. Program ini dihentikan sementara pada tahun 2008 untuk lebih fokus pada proyek baru bernama ReadKiddoRead.com yang membantu para orang tua, para guru dan pustakawan untuk memberikan pilihan bacaan terbaik dan bermutu bagi anak-anak. 

[ more about the author, books, adaptations and related works, check on here : James Patterson (USA) | James Patterson (UK) | Martin Dugards | on Goodreads | on IMDb ]


Best Regards,

2 comments :

  1. Aku pernah baca di National Geographic soal King Tut ini. Mukanya ganteng bo, walau bentuk kepalanya agak aneh. Haha. Misterius banget ya meninggal di umur 19 tahun. Tapi yaa jaman dulu gitu, dimana bunuh-bunuhan demi kekuasaan masih sering dilakukan..

    ReplyDelete
  2. waah kemaren liat buku ini di Gramed sempet tertarik sih, hihi...selalu penasaran sama sejarah mesir kuno, seruuuuu

    ReplyDelete