Judul Asli
: THE MURDER OF KING TUT
Copyright
© 2009 by James Patterson
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama
Alih
Bahasa : Julanda Tantani
Cover by
Eduard Iwan Mangopang
Cetakan
I : Juni 2013 ; 392 hlm
~
Conclusion in English ~
[ Period : 1300 – 500 B.C (past) | 20 Century (present) ]
~ [ Setting : Valley of the King, Egypt ; London, England ; Palm Beach, Florida
] ~ [ Facts : The History of Tut-Ankh-Amen ]
Tiga
kalimat berikut menggambarkan sekilas info yang membuatku sangat penasaran :
James Patterson – Mesir Kuno – Fiksi Historis, dan ketiga hal ini merupakan
favorit-ku, maka saat buku ini dikabarkan akan rilis, kupastikan untuk segera
memperoleh dan melahap isinya !!
Satu hal
yang dapat kukatakan tentang James Patterson, beliau adalah salah satu penulis
serba-bisa. Meski dikenal akan serial thrillernya dengan karakter Detektif Alex
Cross, beliau juga mampu menulis kisah drama yang membuat persediaan tisuku
habis dalam sekejab, bahkan menulis kisah fantasi yang menakjubkan (serial Maximum
Ride), dan kini sebuah karya yang dapat dikatakan sebagai non-fiksi, namun
ditulis dengan gaya yang memikat, bagaikan membaca novel dengan seting Mesir
Kuno. Penasaran ? Yuk, langsung saja menuju pada ‘sekilas review’ yang
ku-usahakan tetap menarik tanpa terlalu banyak ‘spoiler’
Howard
Carter adalah pemuda biasa asal Inggris yang sangat menyukai sejarah seputar
ilmu purbakala Mesir semenjak usia 13 tahun, ketika ia memasuki Perpustakaan
Didlington Hall milik Lord Amherst. Ini merupakan langkah awal yang akan
menuntun nasibnya pada pencarian bukti dan kebenaran yang akan mengungkap
dimana makam Raja Tut dan apa sebenarnya yang terjadi pada sosok penguasa Mesir
yang tewas dalam usia remaja. Perjalanan serta karir Howard Carter yang penuh
gejolak saat mengalami aneka peristiwa yang membuatnya berada pada posisi
naik-turun tak menentu hingga menjelang akhir hayatnya. Sejarah mencatat bahwa
kerja keras beliau memegang peranan cukup besar dalam sejarah Mesir Kuno
berkaitan dengan kisah Raja Tut dan sejarah masa lalunya.
Kisah ini
menjadi sangat menarik karena James Patterson bukan saja menyajikan perjalanan
sosok Howard Carter, ia juga ‘menghidupkan’ sosok Tut-Ankh-Amen, yang dijuluki
Raja Bocah karena meninggal pada usia relatif muda, sekitar 19 tahun. Dimulai
dari pemerintahan Tuthmosis I yang
sekarat dan digantikan oleh Amenhotep Sang Perkasa yang menghabiskan
sebagian waktunya bersenang-senang dan menghibur diri bersama para selirnya,
hingga Tiye sang permaisuri memaksa dirnya segera mempersiapkan pengganti,
putranya Amenhotep IV yang memiliki pemikiran berbeda demi memajukan bangsa
Mesir. Amenhotep IV yang tak pernah diperhitungkan karena tampilan fisiknya
yang kurang meyakinkan memiliki kekuatan dan kelebihan tersendiri.
Dimulai
saat pengesahan dirinya sebagai sang Firaun, ia memilih julukan tersendiri
yaiyu Akhenaten, yang segera menumpas habis para pendeta dan oknum pemerintahan
lama, karena ia akan membangun pemerintahan baru. Didampingi permaisuri yang
cantik sekaligus sangat cerdas, Nefertiti, langkah Akhenaten berjalan dengan
lancar, tanpa disadari mengundang berbagai musuh dalam selimut yang membenci
keputusan-keputusan baru yang menyingkirkan sistem lama. Mulai dari sang
Perdana Menteri Aye yang tergila-gila pada Nefertiti, hingga Jenderal Utama Horembeb
yang geram akibat aturan baru Firaun untuk menreapkan hukum damai tanpa ada
perang apalagi penaklukan yang telah memenuhi sejarah pemerintahan Mesir.
Kisah
Tut-Ankh-Amen dimulai ketika ayahnya meninggal secara mendadak saat ia masih
kanak-kanak, hanya berkat kecerdasan Nefertiti, selaku ibu asuhnya, maka ia
dipersiapkan sebagai calon Firaun, sebelum akhirnya Nefertiti tewas dalam
kondisi mencurigakan dalam usia relatif muda. Bocah yang kini sebatang kara,
harus berjuang melawan musuh-musuh yang mengelilingi dirinya setia saat. Maka
ia pun mempersiapkan berbagai rencana yang akan menjamin masa depannya.
Mampunkah ia bertahan dan mengatasi intrik serta konflik yang terjadi sepanjang hidupnya ? Mengapa ia
meninggal pada usia relatif muda, sekitar 19 tahun, apakah ia tewas karena
penyakit ataukah dibunuh oleh para musuh yang telah mengintai sepanjang hidupnya
?
Conclusion
:
When I
hear this words : James Patterson ~ Ancient Egypt ~ Historical Fiction ; those
are three favorite things in my ‘dictionary’ ... so without any hesitaince I
just bought and start to read this book. This story suppose to be non-fiction,
but dealing with author like James Patterson who also known as master of
story-teller, it never feels like reading boring historical facts, just the
opposite, because the authors using ‘time-frame’ contain piece by piece the
journey of the past mixed with the present. Readers will follow the puzzles
between the life of Howard Carter – the
man who discover and dedicated his life to reveal what really happen on King
Tut’s past life, and we also provided with ‘scenery’ the journey of a boy named
King Tut. Like watching movies, we will taking back and forward between past
and present with additional narrator : the author him-self also appears on
several occasion, give us some clues what’s makes him start interesting on this
story and how he pursue and do some ‘expediction’ to reveal the truth hidden
under political agenda of history and secrecy.
Tentang Penulis :
James B. Patterson, lahir pada tanggal 22 Maret 1947,
adalah penulis asal Amerika yang secara serius menggeluti dunia penulisan
setelah ia pensiun dari pekerjaan di dunia periklanan pada tahun 1996. Karyanya
yang paling terkena adalah serial thrillernya dengan tokoh Alex Cross – mantan
psikolog forensik yang pernah bekerja di Departemen Kepolisian Washington, D.C.
dan sebagai agen FBI, menjadikannya serial detektif terpopuler selama 10 tahun
ini. Selama 33 tahun ini beliau telah menghasilkan 71 novel yang hanpir
sebagian besar masuk dalam kategori bestseller.
Semakin bertambah
usia, beliau justru semakin produktif dalam menghasilkan berbagai karya tulis.
Bahkan proyeknya termasuk membuat novel hasil kolaborasi dengan berbagai
penulis lain, diantaranya Maxine Paetro, Andrew Gross, Peter De Jonge.
Kecintaan serta perhatian terhadap dunia buku, membuatnya mendirikan The James
Patterson Page Turner Awards di tahun 2005 yang bertujuan mendanai berbagai
kegiatan pada sekolah, perpustakaan, perusahaan, maupun yayasan yang memiliki
tujuan sama : berbagi kesenangan dan kegemaran membaca sejak dini di mana saja.
Program ini dihentikan sementara pada tahun 2008 untuk lebih fokus pada proyek
baru bernama ReadKiddoRead.com yang membantu para orang tua, para guru dan
pustakawan untuk memberikan pilihan bacaan terbaik dan bermutu bagi
anak-anak.
[ more about the
author, books, adaptations and related works, check on here : James Patterson
(USA) | James Patterson (UK) | Martin Dugards | on Goodreads | on IMDb ]
Best Regards,
Aku pernah baca di National Geographic soal King Tut ini. Mukanya ganteng bo, walau bentuk kepalanya agak aneh. Haha. Misterius banget ya meninggal di umur 19 tahun. Tapi yaa jaman dulu gitu, dimana bunuh-bunuhan demi kekuasaan masih sering dilakukan..
ReplyDeletewaah kemaren liat buku ini di Gramed sempet tertarik sih, hihi...selalu penasaran sama sejarah mesir kuno, seruuuuu
ReplyDelete