Books "STAMBUL CINTA"
Judul Asli : THE PAINTED VEIL
Penulis : W. Somerset Maugham
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Tanti Lesmana & Rosi L. Simamora
Cover by Satya Utama Jadi
Cetakan ke-01 : Oktober 2011 ; 304 hlm
Sinopsis :
Kisah dibuka dengan adegan seorang wanita dan pria sedang
berduaan di kamar yang tertutup, dan mendadak terdengar suara pintu kamar yang
terkunci akan dibuka. Mereka berdua terkejut, karena menduga tidak ada yang
akan mengganggu kegiatan yang mereka lakukan. Sembari menunggu dalam keadaan
diam dan tegang, kembali terdengar suara jendela-jendela yang terkunci dan
tertutup rapat bergerak, seakan-akan seseorang yang tidak berhasil membuka
pintu kamar, kini berputar, mencoba membuka jendela, namun kembali tidak
berhasil. Kedua orang di dalam kamar gelisah, terutama sang wanita, ia khawatir
bahwa yang mencoba membuka pintu serta jendela adalah suaminya … ya, mereka
berdua sedang berselingkuh.
( Kilas Balik )
Bernard Garstin seorang pria yabg tekun, rajin, dan cakap
sebagai seorang pengacara, menikah dengan seorang wanita yang keras, kejam,
suka mengatur, kikir, bodoh dan sangat ambisius. Karena itu ia sangat kecewa
mendapati kepandaian suaminya tidak disertai kekuatan tekad untuk menapaki
karier yang lebih tinggi. Maka jalan satu-satunya hanyalah mendorong serta
merongrong suaminya agar senantiasa berusaha mencapai posisi dan status yang
tinggi serta terhormat di kalangan masyarakat. Mrs. Garstin berusaha dengan
segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk menjilat,
berpura-pura bersahabat dengan orang-orang yang dianggapnya mampu membantu
status mereka. Ia kerap mengadakan pesta
menjamu kalangan atas, tapi karena kekikirannya, ia berusaha menampilkan barang-barang
murah supaya tampak mahal dan eksklusif, tanpa menyadari bahwa banyak orang
yang mengetahui ‘tipuan’ yang dilakukannya. Ia terus berhubungan dengan
pihak-pihak yang bisa membantu kampanye kenaikan posisi suaminya, tapi sekali
lagi tak mau memberikan imbalan sumbangan yang pantas bagi kampanye tersebut.
Maka dapat diduga bahwa apa pun yang dilakukan tidak berhasil sesuai
harapannya.
Mrs. Garstin seorang yang gigih dalam mencari jalan agar
Impiannya tercapai. Setelah kedua putrinya beranjak dewasa, ia mulai memikirkan
siapa calon-calon kandidat yang layak bagi anak-anaknya, tentu harus dari
keluarga terpandang, memiliki pengaruh luas serta kaya raya dan terhormat.
Putrinya tertua, Kitty – sangat cocok untuk menarik kandidat-kandidat yang
bagus, karena ia cantik, menarik, lincah dan mudah bergaul. Sedangkan putri
bungsunya Doris, karena tampangnya biasa dan lebih pendiam, tidak pernah
dipandang sebelah mata oleh ibunya karena dianggap bukan aset yang menarik.
Dalam masa-masa perkenalan Kitty memang menarik banyak
perhatian, tapi setelah sekian lama berlangsung, tak ada satu pun dari
orang-orang tersebut yang cocok dengan kriteria Mrs. Garstin, bersedia melamar
Kitty sebagai istri mereka. Mrs. Garstin mulai kecewa, jengkel dan marah pada
Kitty karena tidak segera mendapatkan apa yang diinginkan ibunya. Kitty tidak
terlalu memperdulikan amarah ibunya, ia beranggapan dirinya masih muda dan
masih bisa bersenang-senang sebelum terikat dalam pernikahan. Hingga suatu
saat, terjadi hal yang di luar dugaan, Doris yang memasuki masa perkenalan di
tahun pertamanya, justru langsung
bertunangan dengan pria dari keturunan bangsawan yang dianggap layak oleh Mrs.
Garstin. Maka sang ibu mengalihkan perhatian kepada putri keduanya yang selama
ini ditelantarkan, dan senantiasa ‘mengingatkan’ Kitty akan
ketidak-berhasilannya. Kitty mulai kelabakan dan ketakutan akan masa depannya,
apakah adiknya akan menikah lebih dahulu ketimbang dirinya ?
Disaat-saat kalut itu, hadirlah Walter Fane – pemuda dengan
tampang biasa, pemalu dan tertutup, bekerja sebagai ahli bakteri di Hongkong
yang sedang berlibur. Meski Walter adalah segalanya yang tidak disukai dan
dikehendaki Kitty sebagai calon suaminya, namun ia satu-satunya yang melamar
dirinya – tepat pada waktu di mana Kitty dapat menyelamatkan rasa malunya jika
sampai adikknya nanti menikah terlebih dahulu. Dan Mrs. Garstin tidak terlalu
peduli bagaimana calon suami Kitty, asalkan dia segera menikah dan lepas dari
tanggungannya sebagai orang tua. Apalagi cita-citanya sudah disalurkan lewat
pernikahan Doris. Maka Kitty dan Walter menikah, dalam kondisi cinta sepihak,
dalam kondisi terburu-buru karena Walter harus segera kembali ke Hongkong.
Setiba di Hongkong, Kitty merasa senang atas penyambutan
yang diterimanya. Sebagai pasangan baru, mereka sering diundang ke berbagai
perjamuan dan pesta serta kegiatan sosial kalangan atas. Namun hal itu tidak
berlangsung lama. Kitty semakin menyadari bahwa meskipun Walter sangat pandai,
tapi ia tak mampu bersosialisasi dengan baik. Kegemaran dan kepribadian Kitty
dan Walter saling bertolak belakang, sehingga sulit bagi Kitty untuk menyukai
Walter. Kemudian ia semakin menyadari, pekerjaan Walter tidak akan membuat
mereka terangkat pada posisi status yang tinggi di kalangan sosial masyarakat
Hongkong. Walter senantiasa sopan, menuruti keinginan Kitty, tapi pemujaan dan
pengabdian cinta Walter tidak cukup bagi Kitty yang ceria, periang dan
menginginkan romantisme serta sedikit humor dalam hidupnya. Walter adalah sosok
yang kaku dan sangat tertutup, sedangkan Kitty emosional dan terbuka. Walter
menganggap dirinya telah mencukupi kebutuhan Kitty dan mulai disibukkan pada
pekerjaannya … maka Kitty yang mencari penghiburan bagi dirinya sendiri, suatu
kali menemukan apa yang dicari – pada seorang pria yang sudah berkeluarga. Maka
terjadilah perselingkuhan yang semakin lama semakin menjadi.
Pasangan selingkuh Kitty adalah Charles Townsend – Asisten
Sekretaris Koloni, meski usianya hampir dua kali usia Kitty namun ia sosok yang
didambakan oleh Kitty, tampan, perlente, kaya, terpandang di masyarakat,
periang dan mudah bergaul serta disukai semua orang, dan ia senantiasa membuat
Kitty merasa didambakan-dicintai-dibutuhkan. Kitty semakin dimabuk cinta, ia
tak mampu melepaskan diri dari Charles, sehingga pertemuan-pertemuan gelap
mereka pun semakin sering terjadi, bukan hanya di tempat tersembunyi di mana
mereka sering bertemu, bahkan akhirnya Charles mulai berani bertandang ke
kediaman Kitty terutama di saat-saat mereka tahu Walter sedang sibuk dengan
pekerjaannya di kantor. Dan pada hari itu, di saat keduanya sedang asyik di
dalam kamar, mendadak seseorang berusaha membuka pintu dan memasuki kamar
tidur …
Kitty yang ketakutan akhirnya berhasil diyakinkan oleh
Charlie bahwa tidak mungkin Walter yang ‘mengganggu’ kegiatan mereka,
kemungkinan itu adalah pelayan Kitty. Tapi dugaan Kitty benar, Walter akhirnya
mengetahui perselingkuhan mereka, dan amarah dan kebencian Walter pada Kitty
bukanlah jenis yang meledak-ledak, ia justru memberikan ultimatum pada Kitty
untuk memilih di antara dua pilihan : pertama – ikut dengannya berangkat segera
menuju Cina, karena Walter telah mengajukan diri sebagai sukarelawan di
Mei-tan-fu yang sedang terjangkit wabah kolera, atau kedua – Walter akan segera
menggugat cerai Kitty saat itu juga ( ini akan berpengaruh sangat buruk bagi
posisi dan status Kitty di masa depan ). Kitty yang semula membayangkan bahwa
dirinya – bukan Walter yang akan menggugat cerai, dan Charlie juga akan digugat
cerai oleh istrinya setelah mengetahui perselingkuhan mereka, maka mereka
berdua, Charlie dan Kitty akan bisa bersatu sebagai pasangan resmi.
Walter justru menertawakan ide dan pemikiran Kitty yang
dirasa absurb baginya – ia berjanji, jika Kitty bisa membuat Doris Townsend
menggugat cerai suaminya, dan Charlie berjanji diatas surat resmi akan menikahi
Kitty seminggu setelah perceraian keduanya selesai, ia akan mengijinkan Kitty
yang menggugat cerai dirinya. Kitty merasa aneh dengan persyaratan Walter, tapi
ia segera menghubungi Charlie guna mengabarkan berita terbaru ini. Di luar
dugaan, Charlie tidak mau bercerai dengan istrinya, tidak bersedia menikahi
Kitty, bahkan menyarankan Kitty agar mengikuti Walter ke Cina, daripada terjadi
skandal yang dapat mengggangu status dan kedudukannya di masyarakat. Kitty patah
hati !! Dan ia mulai bisa melihat diri Charlie yang sebenarnya, seorang yang
egois, hanya peduli pada pandangan terhadap dirinya sendiri, sosok yang
berpikiran sangat dangkal – inilah sosok yang selama ini menjadi dambaan dan
pujaan hatinya …
Maka Kitty segera kembali pada Walter yang memang sudah
mengetahui bahwa hal itu yang akan terjadi. Perkataan Walter tentang diri Kitty
sungguh menyakitkan, karena ia sadar bahwa itu benar. Ia melihat dirinya
sebagai wanita bodoh, tak mau menggunakan otak untuk berpikir lebih, hanya
menginginkan hal-hal materialistis serta penampilan luar, sungguh wanita yang
sangat dangkal … namun Walter sungguh mencintai Kitty apa adanya, hingga
peristiwa perselingkuhan ini terjadi !!!
Berdua mereka segera berangkat ke Mei-tan-fu, ke tempat di mana kematian
merajalela akibat wabah kolera. Hati kedua insan yang sama-sama patah,
berangkat ke tempat asing sebagai dua individu yang meski berdekatan namun hati
dan pikiran masing-masing saling menjauh.
Kesan :
Sejak awal tema pasangan yang mengalami ‘patah-hati’ dalam
menjalani bahtera rumah tangga, dan berangkat menuju wilayah asing yang
berbahaya, seakan menantang nasib dan menyongsong kematian, sungguh membuatku
tertarik hendak dibawa kemana alur kisah ini ? Apakah memang mereka mengalami perjuangan berat di Cina dan
apakah pada akhirnya mereka dapat bersatu atau justru semakin terpisah oleh
ketidak-mampuan untuk menerima kekurang masing-masing ?
Kisah ini menunjukkan berbagai watak dan karakter manusia,
seringkali justru bertolak-belakang dengan penampilan luar. Bagaimana yang
hitam bisa jadi putih, yang putih bisa menjadi hitam, dan ada pula batas-batas
kelabu di mana keraguan – kesombongan – keras kepala – keangkuhan – ketakutan
justru membuat diri tak mau berubah, meski demi kebahagiaan pribadi serta ketentraman hati.
Justru saat kisah mulai berlangsung di Cina, berbagai
karakter baru yang sangat menarik mulai berperan di dalam kelanjutan kisah
kedua tokoh utama ini. Walter yang langsung terjun dan sibuk dalam usaha
menolong dan menyelamatkan berbagai nyawa korban-korban kolera, ternyata tak
mampu menyelamatkan hatinya, bahkan akhirnya harus mengorbankan nyawanya,
justru di saat banyak orang sangat menghargai perjuangan dan kebaikan hatinya,
pengakuan yang diidam-idamkan di Hongkong, didapatnya di daratan asing di Cina,
termasuk pengakuan dan penghargaan dari Kitty yang semakin mengenal suaminya.
Sebaliknya Kitty yang semula berat hati dan terpaksa ikut ke Cina, lama
kelamaan menemukan sedikit kedamaian dan ketentraman hati di masyarakat yang
asing. Ia menemukan persahabatan dan kasih sayang dari orang-orang yang tak
terduga, bahkan melibatkan diri dalam kegiatan sosial para biarawati yang
menjadi sukarelawan di sana. Kitty bisa melihat kebenaran serta kerendahan
akhlaknya selama ini, bagaimana ia menjadi prototipe ibunya yang justru sangat
dibencinya.
Namun yang patut disayangkan, entah mengapa dengan konflik
yang menarik, seting dan plot serta karakter yang sudah berkembang, setelah
lewat pertengahan hingga menjelang ending justru terasa datar, padahal jika
diteruskan dikembangkan akan sangat menarik … hingga akhirnya bukan kepuasan
yang kudapat, hanya sebuah kisah yang ‘Cukup’ semata. Bukanlah sebuah kisah yang jelek, namun karena diriku
mengharapkan sesuatu yang Lebih – suatu point tersendiri yang bakal membuat
teringat selalu akan kisah ini …. Well tidak semua pengharapan dan permintaan
dapat dikabulkan dan dipuaskan, maka sebagai bacaan klasik ibarat sama dengan bacaan novel drama biasa –
Just Enough, but not quite Satisfaction.
Tentang Penulis :
William Somerset Maugham lahir pada tahun 1874 dan tinggal
di Paris sampai ia berumur sepuluh tahun. Ia menuntut ilmu di King’s School,
Cantenbury, dan di Heidelberg University. Ia pernah menghabiskan waktu di St.
Thomas’s Hospital untuk mempelajari ilmu kedokteran, namun kesuksesan novel
pertamanya, Liza of Lambeth, yang
diterbitkan pada tahun 1897, membuatnya memilih untuk menulis. Of Human Bondage, karya besarnya yang
pertama, diterbitkan pada tahun 1915, dan dengan dikeluarkannya The Moon and Sixpence pada tahun 1919,
reputasinya sebagai novelis pun semakin mantap.
Dan pada saat yang sama posisinya sebagai penulis naskah
drama juga terkonsolidasi. Dramanya yang pertama, A Man of Honour, diikuti dengan serangkaian sukses tepat sebelum
dan sesudah Perang Dunia Pertama pecah, dan kariernya di teater baru berakhir
pada tahun 1933 dengan Sheppey. Ketenarannya sebagai penulis cerita pendek
dimulai dengan The Trembling of a Leaf,
dengan subjudul Little Stories of the
South Sea Islands, pada tahun 1921, setelah ia mempublikasikan lebih dari
sepuluh kumpulan. Karya-karyanya yang lain mencakup travel book seperti On a
Chinese Screen dan Don Fernando,
esai, kritik, dan autobiografi The Summing
Up dan A Writer’s Notebook. Pada
tahun 1927, Somerset Maugham menetap di Prancis Selatan dan tinggal di sana
sampai meninggal dunia pada tahun 1965.
The Painted Veil telah diadaptasi ke layar lebar sebanyak
tiga kali, pertama pada tahun 1934 dibintangi oleh Herbert Marshall dan Greta
Garbo, kemudian tahun 1957 dengan judul The Seventh Sin dengan pemeran Bill
Travers dan Eleanor Parker, dan terbaru pada tahun 2006 dibintangi Edward
Norton, Naomi Watts, Toby Jones, Anthony Wong Chau Sang dan Liev Schreiber.
Best Regards,
* HobbyBuku *
review yang panjang seperti biasa. Khas mba banget.hehe
ReplyDeleteKarena blom baca aku skip langsung ke bagian "kesan"
:D
Ha..ha..aku suka terbawa suasana (^_^) pengennya cerita melulu, jadi biasanya panjang
ReplyDeleteThx mbak Ally comment-nya, klo ada kritik & saran, "monggo-silahkan" ku-terima dgn senang hati ...