Books
“MYSTERY OF YELLOW ROOM”
Judul Asli : LE MYSTÈRE DE LA
CHAMBRE JAUNE
Copyright ©
1908 by Gaston Leroux | published by Editions Pierre Lafitte
Penerbit Visimedia
Alih Bahasa : Preti Prabowo
Editor : Zulfa Simatur
Proofreader : Tim Redaksi Visimedia
Desain Sampul & Lay-out : Nuruli Khotimah
Cetakan I : Juli 2013 ; 320 hlm ; ISBN 979-065-186-4
Sebuah peristiwa yang terjadi pada
pertengahan Oktober 1892, mengguncang masyarakat kota Paris, Prancis, ketika
kediaman Profesor Strangeson di Glandier, di perbatasan hutan Sanite-Genevieve,
dekat Epinay-sur-Orge disusupi ‘pengunjung-tak-dikenal’ yang melakukan usaha
pembunuhan terhadap Mlle. Strangeson – putri sang Profesor. Ayah dan anak ini
terkenal di kalangan akademik karena penelitian yang sedang mereka lakukan
sangat rahasia dan mengundang banyak minat dari berbagai pihak, termasuk pihak
yang hendak mengambil keuntungan pribadi. Percobaan pencurian terhadap catatan
penelitian tersebut, yang membawa kepindahan keluarga Strangeson dari Amerika,
ke wilayah sunyi dan terpencil di Prancis ini.
Namun kehebohan peristiwa ini lebih dikarenakan
keanehan serta misteri yang menyelubungi kisah ini. Dimulai ketika para
penghuni melakukan aktifitas sebagaimana biasanya. Menjelang tengah malam,
Mademoiselle Strangeson mengundurkan diri dari pekerjaannya di laboratorium
bersama ayahnya, dan masuk ke dalam kamar tidurnya yang dijuluki ‘kamar kuning’.
Monsieur Strangeson sendiri masih melanjutkan pekerjaannya, didampingi pelayan
setia keluarga yang akrab dipanggil ‘Daddy Jacques’. Dan sekitar 30 menit
selepas tengah malam, keduanya dikejutkan dengan jeritan mengerikan dari Mll. Strangeson, yang
berteriak : “Pembunuhan! Pembunuhan! Tolong! Papa! Papa!” – disertai bunyi
tembakan dua kali.
Monsieur Strangeson dan Daddy Jacques segera
berlari dan berusaha menyelamatkan Mll. Strangeson, namun pintu kamar tersebut
terkunci dan tidak terdengar suara apapun dari dalam kamar, yang semakin
membuat mereka khawatir. Usaha untuk mencari jalan lain menemui jalan buntu
karena jendela kamar juga tertutup rapat. Ditemani suami-istri penjaga gerbang,
mereka mendobrak pintu kamar yang tebal dan berat, hingga membutuhkan beberapa
saat untuk berhasil memasuki ‘kamar-kuning’, dan mendapati kamar dalam kondisi
porak-poranda dan adanya jejak tapak berdarah. Mll. Strangeson ditemukan dalam
keadaan terluka parah dan nyaris tak tertolong. Rasa terkejut serta shock yang
dialami para penghuni, semakin bertambah ketika tak ditemukan satu orang pun di
dalam kamar terkunci selain Mll. Strangeson yang tak sadarkan diri.
Kisah ini sangat menarik karena mengusung
tema yang kemudian menjadi salah satu ciri khas penulisan misteri detektif,
yaitu ‘misteri ruang tertutup’ – dimana sebuah peristiwa kejahatan terjadi
didalam suatu ruangan yang tertutup rapat dan terkunci dari dalam, namun sang
pelaku bagaikan ‘raib’ dalam udara, karena para saksi pada saat kejadian
menyatakan dengan jelas bahwa tidak ditemukan satu mahkluk hidup lain di dalam ruangan
tersebut. Sebagaimana kisah detektif, tentunya tokoh utama kisah ini adalah
sosok penegak keadilan yang handal. Demikian pula dalam kisah ini, kepala
detektif Prancis yang kebingungan, mengutus Frederic Larsan – detektif ternama
di kalangan Eropa, untuk menemukan jawaban di balik misteri ini.
Jika dalam kisah-kisah detektif yang
dipopulerkan oleh Sir Arthur Conan Doyle dan Agatha Christie, atau para
pendahulu mereka seperti Edgar Allan Poe hingga G.K. Chesterton, sosok tokoh
utama yang merupakan karakter protoganis, selalu berhadapan dengan lawan karakter
antogonis yang tak kalah kuat serta cerdik. Demikian pula sosok Frederic Larsan
– yang memiliki metode serta pemikiran yang unik, kali ini harus ‘berkutat’
dengan kehadiran Joseph Rouletabille – pemuda yang masih berusia 18 tahun namun
memiliki intuisi serta keberanian dalam mengungkap aneka misteri tak
terpecahkan. Pekerjaanya sebagai wartawan serta koresponden surat kabar Epoque
yang terkenal di Prancis, membuat misinya untuk mencaritahu dari narasumber
pada sebuah peristiwa kejahatan, bukanlah hal yang mudah. Namun anak muda ini
memiliki kecerdasan serta pengamatan jeli dalam menjadi jalan keluar setiap
masalah.
Nama Gaston Leroux – sang penulis yang lebih
dikenal oleh salah satu karya klasiknya ‘The Phantom of The Opera’ ; yang juga
menyajikan kisah misteri dengan suasana mencekam, menjadi salah satu daya tarik
tersendiri bagiku untuk membaca kisah ini. Kebetulan sudah hendak memesan
melalui salah satu tokobukuonline import, ternyata muncul edisi terjemahannya,
sungguh ibarat pepatah ‘pucuk diulam tiba’ ... dan setelah selesai membacanya,
WOW – sungguh tepat perkiraanku, ini salah satu kisah misteri yang layak
menjadi koleksi para penggemar misteri dan bacaan klasik. Sebuah kisah misteri
yang dibangun dari ide yang terbilang ‘simple’ ternyata berujung pada reaksi
yang dianggap absurb hingga dipercaya mengandung unsur ‘supranatural’
(sebagaimana reaksi masyarakat umum dalam menanggapi sesuatu diluar pemahaman
mereka).
Namun penulis memberikan suatu alternatif
pada pembaca, melalui karakter Frederic Larsan serta Joseph Rouletabille, dua
sosok yang memiliki pola pikir berbeda namun sama-sama mengacu pada logika
serta bukti otentik dari penyelidikan serta pengamatan di wilayah tersebut.
Pendekatan yang berbeda dalam mengumpulkan data serta keterangan, menjadikan
kisah ini menarik untuk disimak pada setiap halamannya. Dituturkan melalui
sudut pandang orang ketiga, yaitu sahabat Joseph Rouletabille, yang berperan
sebagai narator sekaligus ‘rekan-kerja’ dalam pengungkapan misteri ini
(sepertinya gaya penulisan ini memang menjadi semacam ‘trade-mark’ genre kisah
klasik misteri detektif), pembaca diajak berkeliling, berlari, mengendap-endap,
dan menebak-nebak siapakah sebenarnya pelaku yang ada di balik layar. Dengan
ending yang sungguh bikin ‘surprise’ – tak pelak, ini salah satu kisah favorit
yang akan masuk dalam koleksiku. Sepertinya penerbit Visimedia akan menjadi
salah satu sumber pencarian buku-buku genre ini, keep up the good work, dan
ditunggu karya-karya klasik misteri lainnya (^_^)
Tentang Penulis :
Gaston “Louis Alfred” Leroux lahir di Paris
pada tanggal 6 Mei 1868. Putra dari pasangan Dominique Alfred Leroux – seorang kontraktor
publik yang yang kaya, dan Marie Bidault. Ia mulai menulis selama menjalani
pendidikan formal di sekolah, dengan sumber inspirasi dari karya-karya Alexandre
Dumas dan Victor Hugo. Namun impian menjadi penulis tidak ia kejar demi
menyenangkan hati ayahnya. Alih-alih ia melanjutkan ke sekolah hukum dan meraih
gelar sarjana pada tahun 1889, dimana sang ayah wafat pada tahun yang sama,
meninggalkan warisan hampir satu juta franc.
Menghabiskan masa hampir 6 bulan dengan
bermabuk-mabukan serta berjudi, menghabiskan warisannya, akhirnya ia mulai
serius memikirkan masa depan dan melamar menjadi wartawan serta kritikus di L’Echo
de Paris. Kemudian berlanjut menjadi wartawan pengadilan (meliput
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam pengadilan) sepanjang tahun 1890, hingga
melakukan perjalanan ke berbagai negara sebagai koresponden dan penulis untuk
surat kabar Le Matin sepanjang tahun 1894 – 1906. Ia bahkan sempat melakukan
reportase khusus tentang Revolusi Rusia yang terjadi pada tahun 1905.
Ia mulai kembali menulis fiksi pada sekitar tahun
1900. Sepanjang tahun 1903 -1927, ia telah menulis 24 serial untuk surat kabar,
beberapa cerita pendek dan 7 naskah drama. Pada tahun 1907, ia memutuskan
meninggalkan dunia jurnalisme tepat pada usia 39 tahun, dan menekuni karir
sebagai penulis. Di Inggris dan Amerika, reputasi Leroux dikenal atas karya-karya
novelnya yang bergenre misteri. Terobosan petama yang menuang pujian pembaca
dimulai saat ‘Mystery of The Yellow Room’ rilis dalam bentuk serial di tahun
1907. Di tahun 1908, ia menulis ulang kumpulan kisah ‘Mystery of The Yellow
Room’ dalam format novel berjudul ‘Le Mystère de la Chambre Jaune’ (The Mystery
of The Yellow Room) yang menjadi salah satu sumber ide penulisan kisah-kisah
detektif dengan tema ‘misteri ruang tertutup’.
Namanya semakin dikenal ketika bukunya ‘The
Phantom of The Opera’ terbit pada tahun 1909, yang akhirnya diadaptasi pertama
kali dalam bentuk film layar lebar di tahun 1925 dan film musikal di tahun
1986. Hingga kini, ‘The Phantom of The Opera’ telah menjadi sumber inspirasi
dalam bentuk drama musikal, pertunjukan balet, hingga mini seri televisi. Semenjak
tahun 1909, ia mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menulis. Fokusnya pada
naskah sandiwara dan novel populer dengan tema misteri dan detektif. Tahun 1918
bersama rekannya, ia membangun perusahaan film dengan nama Cineromans unti
mengadaptasi novel-novelnya dalam bentuk film. Kontribusinya pada fiksi
detektif Prancis, membuat namanya disejajarkan dengan ketenaran penulis Sir
Arthur Conan Doyle dari Ingris dan Edgar Allan Poe dari Amerika.
[ more about
the author and related works, just check at here : Gaston Leroux | on Goodreads
| on OnlineLiterature | on IMDb ]
Best Regards,
Hobby Buku
baca reviewmu aja udh bkin aku pengen baca buku ini mba..aihh terjemahannya juga bagus kan ya? harus segera nyari deh klo gitu :)
ReplyDeletethx udh kasi referensi lagi
Iyaa...jadi pengen baca juga The Phantom of The Opera nih >,<
Deleteayo dicari bukunya mbak Essy, atau mau nitip pesan :D