Books
“MISTERI KERETA API BIRU”
Judul Asli : THE MYSTERY OF THE BLUE TRAIN
[
book 6 of Hercule Poirot Series ]
Copyright © Agatha Christie
1928
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Ny. Suwarni A.S.
Desain Sampul : Dwi Koendoro
Cetakan VII : Desember 2002 ;
352 hlm ; ISBN 979-655-588-3
~ Conclusion (at the bottom
post) in English ~
Katherine Grey, menjalani hidup
di St. Mary Mead, sebagai pendamping wanita tua Mrs. Harfield yang kaya raya
namun sangat sulit disenangkan selama 10 tahun (prestasi terpanjang yang pernah
dicapai oleh semua pendamping yang pernah bekerja pada wanita ini), dan sebagai
balas jasa dan ketulusannya dalam bekerja, Mrs. Harfield memilih Katherine Grey
sebagai pewaris tunggal kekayaannya yang berlimpah, alih-alih kerabatnya yang
masih hidup (dan sangat dibenci). Kini di usia 33 tahun, Katherine Grey
mendapati ia bisa berbuat apa pun. Maka ia pun memilih melancong keluar negeri,
menggunakan transportasi Kereta Api Biru.
Ruth Kettering, putri tunggal
Rufus Van Aldin – salah satu pengusaha terkaya dan berpengaruh di dunia, serta
istri Derek Kettering – pewaris gelar Lord Leconbury, memperoleh segalanya yang
ada di dunia sepanjang hidupnya. Namun di usia ke-28, ia justru mendapati
hidupnya tak bahagia, gelisah dan menginginkan sesuatu yang seharusnya tak
boleh ia raih, sesuatu yang terlarang. Namun dibesarkan sebagai gadis yang
sangat dimanja, wataknya yang keras dan selalu mendapatkan apa yang ia
inginkan, membuatnya memutuskan petualangan baru ke luar negeri, melalui
transportasi Kereta Api Biru.
Dua wanita dari dua dunia yang
sama sekali berbeda, perbedaan watak serta karakter, bertemu bagaikan takdir
yang menghubungkan keduanya pada pertemuan sejenak, ketika Ruth Kettering
mencurahkan ‘beban-pikirannya’ kepada wanita asing yang baru pertama kali ia
kenal. Tanpa menyadari bahwa kehidupan serta masa depan mereka akan saling
bersinggungan, keduanya berpisah di atas kereta hingga perjalanan berakhir. Dan
disanalah tubuh Ruth Kettering yang telah menjadi mayat kaku, ditemukan. Wajahnya yang dirusak, hanya bisa
dikenali oleh ciri lain yang sempat dilihat oleh Katherine.
Pihak berwenang mengalami
kesulitan dalam penyelidikan, hingga muncul sosok Hercule Poirot yang kebetulan
juga sebagai penumpang Kereta Api Biru. Pertemuan sejenak dengan Katherine Grey
sebelumnya, membuat keduanya menjalin hubungan untuk saling percaya satu sama
lain. Dan ketika Poirot menelusuri latar belakang sang korban, sebuah topik
muncul akan hilangnya kotak perhiasaan korban, yang diketahui juga berisi
perhiasan batu-batu delima yang dikenal dengan nama Heart of Fire – yang
dikenal karena sejarah kepemilikan yang sangat panjang, dan hampir semua
pemiliknya mengalami kematian yang menakutkan.
Kali ini Hercule Poirot beraksi
tanpa didampingi sahabat setianya, Kapten Hastings. Ia kebetulan sedang dalam
perjalanan singkat, ditemani Georges – pelayan setia dan asli orang Inggris
yang biasa melayani keluarga bangsawan. Bekerja sama dengan Miss Katherine Grey
yang cerdas dan memiliki sifat serta karakter yang dikagumi oleh Poirot, mereka
berusaha menguak tabir misteri yang menyelubungi kasus ini. Permintaan khusus
Rufus Van Aldin kepada Poirot untuk menangkap pelaku pembunuhan putrinya, harus
melalui rangkaian kejadian yang tak menyenangkan bagi keduanya, apalagi
masing-masing memegang teguh keyakin serta prinsip pribadi.
Sebuah kisah yang sangat
menarik, karena banyaknya karakter yang bsa menjadi tersangka dalam kasus ini.
Keberadaan korban yang bukan sosok ‘terpuji’ serta terungkapnya aneka skandal
mengerikan, serta sikap egois dan mencari keuntungan pribadi masing-masing,
membuat pencarian pelaku sebenarnya lebih sulit untuk dibuktikan kebenarannya.
Apalagi ketika satu sama lain saling berusaha menjatuhkan, menimpahkan
kesalahan kepada pihak lain. Sebuah kisah yang sarat dengan permainan karakter,
permainan ‘pura-pura’ yang membingungkan, maka tak pelak, metode analisa
psikologis yang dimainkan oleh Hercule Poirot mengalami tantangan yang tidak
mudah.
“Seekor tupai, Georges, mengumpulkan kenari. Supaya kita berhasil dalam hidup ini, Georges, kita harus mau mengambil pelajaran dari kehidupan makhluk yang lebih rendah daripada kita, yaitu kerajaan binatang. Aku selalu berbuat begitu. Aku pernah berperan seperti kucing, yang mengamat-amati lubang tikus terus-menerus. Aku juga pernah menjalankan cara tupai, Georges. Kukumpulkan fakta-fakta dari sana-sini. Sekarang aku mau pergi ke gudang penyimpananku dan mengambil satu buah kenari khusus, kenari yang sudah kusimpan ... berapa lama ya ? Tujuh belas tahun lalu. Mengerti kau, Georges ?”
“Saya rasa, Tuan,” kata George, “kenari tidak akan bisa tahan selama itu, meski saya tahu bahwa ilmu pengawetan makanan memang besar artinya.”[ ~ The Mystery of the Blue Train | p. 271 ]
Conclusion :
Again Hercule Poirot
‘playing-solo’ without his companion Capt. Hastings. But added to that part,
the reader can enjoying the whole conversation between Mr. Poirot with his
British servant, Georges (who previous experience is serving at the royal and
honorable English family) ... I found my self, cannot help to smile even
laughing when imaginating those scene (^_^). Ok, back again on the main story –
from the beginning, the intensity already built, like watching spy and thriller
movie. The sets move quickly from France to England, involving many characters
and background, from Russian mob into International Thief, from notable-rich bussinessman
into honorable-poor gentleman. From born-rich-spoilled woman who will
inheritade family fortune, into young women who living quite simple in the
small village, until she receive surprising huge inheritance. They all meet in
the place where no one will expect such tragedy will happen : on the Blue
Train, the cruel and ugly murder happens.
[ more about the author, check
my post ALL ABOUT AGATHA CHRISTIE ]
This Post also include in
Best Regards,
No comments :
Post a Comment