Books
“MAWAR JEPANG : KISAH PILOT KAMIKAZE PEREMPUAN YANG DIBUNGKAM DALAM SEJARAH”
Judul Asli : JAPANESE ROSE
Copyright © by Rei
Kimura
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa :
Stefanny Irawan
Layout
: Fitri Yuniar
Cetakan I : 2011 ; 294
hlm ; ISBN 978-979-22-7096-9
Harga Normal : Rp. 55.000,-
Rate : 4 of 5
Usai membaca kisah
Sumiko - Gadis Weedflower karya Cynthia Kadohata, tentang kehidupan dan
perjuangan warga Jepang yang hidup (dan ditahan) di Amerika semasa Perang
Dunia, maka kisah ini mengambil latar belakang yang serupa namun dari sudut
pandang warga negara Jepang, atas serangan Amerika dan perang yang berkepanjangan
hingga kekalahan Jepang secara telak. Di buka dengan perjalanan Mayumi Onodera
– sejarawan yang dikontrak oleh produsen acara dokumenter di NHK, untuk
mengungkap misteri yang telah bertahun-tahun hilang dalam timbunan arsip,
sengaja dilupakan dan berusaha dihapuskan dari pengetahuan umum. Mayumi
berusaha melacak keberadaan sosok wanita bernama Sayuri Miyamoto – yang akan
menjadi saksi bahwa ia adalah salah satu dari pilot perempuan kamikaze pertama
yang bergabung dalam armada tempur Jepang melawan Amerika. Pilot kamikaze
berbeda dengan pilot pesawat tempur biasa, karena mereka dilatih untuk
menerbangkan pesawat bermuatan bom untuk ditabrakan dengan target-target yang
akan melumpuhkan pergerakan pasukan Amerika.
Tepat pada tanggal 25
April 1941 (ahaa ... kebetulan tanggal dan bulan kelahiranku juga, beda
beberapa puluh tahun kemudian), keluarga yang terdiri dari empat orang : Michio
dan Tomi beserta kedua anaknya Sayuri dan Hiro, mendengarkan berita radio
seputar serangan Jepang atas Pearl Harbor. Kehidupan masyarakat kecil di Jepang
yang tenang dan nyaman dengan rutinitas sehari-hari, berubah menjadi
kegelisahan dan ketakutan, bercampur dengan gairah dan semangat untuk ikut
terllibat dalam aksi membela Kerajaan Jepang. Kaum muda terpecah antara mereka yang
khawatir akan masa depan dengan mereka yang ingin segera berangkat menunaikan
kewajiban. Sedangkan bagi mayoritas kaum dewasa dan lanjut usia yang telah
banyak mengenyam pengetahuan dan pengalaman masa lalu, berusaha menghilangkan
rasa takut akan malapetaka yang segera akan hadir di kediaman mereka
masing-masing. Sayuri yang hendak berulang tahun ke-19 dalam waktu dekat,
anehnya memiliki keinginan besar untuk bergabung sebagai pilot pesawat tempur,
sesuatu yang mustahil mengingat ia seorang perempuan.
Di saat teman sebaya
dan sahabat karibnya kebingungan mencari kekasih hati dan mempersiapkan
pernikahan sebelum perang besar meletus, Sayuri dibuai dnegan impian bayangan
pesawat udara, walau sangat kecil kemungkinan bagi dirinya untuk sekedar berada
di dekat sebuah pesawat. Ketika panggilan wajib militer akhirnya merenggut
Hiro, adiknya dari sisinya, ketakutan sang ibu akan kehilangan putra
satu-satunya, kekecewaan dan rasa malu ayahnya karena tidak bisa ikut serta
dalam peperangan akibat penyakit yang dideritanya, semuanya menjadi landasan
bagi Sayuri untuk melakukan perubahan bagi masa depannya. Semangat yang membara
dalam hatinya tak mudah padam begitu saja, sekali pun ia harus meninggalkan
kedua orang tuanya, Sayuri tahu jauh di dalm lubuk hatinya, ia tak akan tenang
menjalani kehidupan tersembunyi di desa kecil mereka ... Dengan tekad bulat,
Sayuri bersama Reiko sahabat karibnya berangkat ke Tokyo sebagai relawan
perang, dengan alasan yang berbeda.
Namun tetap saja
tidak ada yang mempersiapkan mereka realita yang terjadi di dunia luar desa,
karena neraka telah berpindah tempat di hadapan mata, kengerian dan ketakutan,
kepedihan bercampur perasaan muak yang berkepanjangan, semua harus mereka
hadapi setiap hari sebagai relawan. Jiwa patriotik dan semangat menggebu-gebu,
dikalahkan dengan shock serta guncangan hebat sekedar mempertahankan gejolak
emosi yang harus ditekan dalam-dalam, atau sebisa mungkin mematikan perasaan
agar mampu bertugas secara efisien. Cobaan demi cobaan melanda kehidupan sosok
Sayuri, kematian orang-orang yang ia kenal, sosok-sosok yang ia kasihi tewas di
depan mata, mengubah dirinya menjadi wanita yang tak berdaya menjadi soosk
penuh dendam kesumat untuk membalas kematian mereka, meski nyawanya sendiri
menjadi taruhan. Ketika pemerintah Jepang mencari calon-calon pilot kamikaze,
Sayuri berusaha sekuat tenaga untuk bisa terpilih, walau ia harus menyamar
sebagai seorang ‘pemuda’ – meminjam identitas adiknya, Hiro Miyamoto yang tewas
dalam pertempuran.
Karya Rei Kimura yang
pertama kali kubaca adalah ‘Catatan Ichiyo’ (baca reviewnya di SINI)
yang membuatku ‘jatuh-hati’ pada keluwesan penulis, dalam menggubah sekelumit
fakta sejarah menjadi sajian fiksi yang memikat tanpa meninggalkan kebenaran
yang tercatat dalam sejarah. Tema peran serta sosok perempuan yang dianggap
lemah, tidak berdaya dan nyaris tidak dihargai dalam kesetaraan hak maupun
kewajiban di kehidupan masyarakat Jepang, menjadi titik tolak daya tarik
karya-karya sang penulis. Kali ini, melalui sosok Sayuri Miyamoto yang kemudian
dikenal sebagai pemuda Hiro Miyamoto – salah satu pilot kamikaze Jepang,
pembaca diajak menelusuri kancah peperangan dan derita yang dialami oleh
masyarakat Jepang, terutama kaum golongan menengah ke bawah. Propaganda yang
sangat gencar demi menyelamatkan Kaisar Jepang yang membuat pemuda hingga
remaja pria bergegas maju membela negara, hanya untuk menjadi korban sia-sia
dan tewas dalam usia sangat muda.
“Bangsa ini akan mengambil siapa pun yang siap mati untuknya – Sayuri Miyamoto / Rika Kobayashi.”
Latar belakang
kehidupan masyarakat kecil yang sederhana, mengingatkan diriku akan karya
fenomenal ‘Dua Belas Pasang Mata’ karya Sakae Tsuboi (baca reviewnya di SINI)
yang juga menyajikan kehidupan dan pengorbanan penduduk Jepang semasa Perang,
terjepit antara tanggung jawab terhadap keluarga dan panggilan (paksaan) untuk
mengabdi pada negara. Fakta tentang keberadaan pilot kamikaze yang menjadi
senjata pamungkas (atau dalam kisah ini, digambarkan sebagai langkah terakhir –
tindakan putus asa pemerintah Jepang dalam usaha memenangkan perang), termasuk adanya
pilot perempuan, masih belum diakui secara resmi karena dianggap sebagai ‘aib’
bagi kehormatan bangsa Jepang. Rei Kimura bukan sekedar menyajikan melodrama
kisah seorang perempuan di medan perang, ia juga membuka fakta bahwa perlakuan
pihak Amerika terhadap tawanan Jepang, masih jauh lebih baik (dan manusiawi)
dibandingkan tindakan pemerintah Jepang sendiri yang berusaha menutup fakta
adanya pilot-pilot kamikaze yang selamat dan menjadi tawanan.
Pilot kamikaze adalah
salah satu propaganda yang mengagungkan para korban yang tewas dalam usia muda
sebagai pahlawan bangsa. Mereka yang tanpa disangka ‘selamat’ justru merupakan
aib yang tak pernah diperbolehkan ‘muncul’ kembali dalam kehidupan lama atau
berkumpul dengan keluarga dan kerabat yang masih hidup. Sebagaimana kisah
Ichiyo – perempuan yang memilih karir sebagai penulis di era Meiji, hingga
kematian penuh penderitaan merenggut nyawanya, Rei Kimura menuturkan kisah
Sayuri / Rika dengan gaya yang lugas tanpa bahasa yang berbunga-bunga, namun
mampu menyentuh emosi pembacanya (termasuk dalam kasus ini, diriku). Walau
masih lebih menyukai penggambaran dan perjuangan kisah Ichiyo, kisah pilot
kamikaze perempuan yang lebih dikenal sebagai ‘mawar jepang’ memiliki daya
tarik tersendiri. Jika saja belajar sejarah semenarik penjabaran Rei Kimura,
sungguh menyenangkan mengenal dan mempelajari seluk-beluk sejarah – termasuk
bagian-bagian yang ‘sengaja’ dilupakan ....
[
more about this author & related works, just check at here : Rei Kimura | on Goodreads
]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment