WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Tuesday, April 21, 2015

Books "JAPANESE ROSE"

Books “MAWAR JEPANG : KISAH PILOT KAMIKAZE PEREMPUAN YANG DIBUNGKAM DALAM SEJARAH”
Judul Asli : JAPANESE ROSE
Copyright © by Rei Kimura
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Stefanny Irawan
Layout : Fitri Yuniar           
Desain sampul : Anto | photo from www.shutterstock.com 
Cetakan I : 2011 ; 294 hlm ; ISBN 978-979-22-7096-9
Harga Normal : Rp. 55.000,-
Rate : 4 of 5

Usai membaca kisah Sumiko - Gadis Weedflower karya Cynthia Kadohata, tentang kehidupan dan perjuangan warga Jepang yang hidup (dan ditahan) di Amerika semasa Perang Dunia, maka kisah ini mengambil latar belakang yang serupa namun dari sudut pandang warga negara Jepang, atas serangan Amerika dan perang yang berkepanjangan hingga kekalahan Jepang secara telak. Di buka dengan perjalanan Mayumi Onodera – sejarawan yang dikontrak oleh produsen acara dokumenter di NHK, untuk mengungkap misteri yang telah bertahun-tahun hilang dalam timbunan arsip, sengaja dilupakan dan berusaha dihapuskan dari pengetahuan umum. Mayumi berusaha melacak keberadaan sosok wanita bernama Sayuri Miyamoto – yang akan menjadi saksi bahwa ia adalah salah satu dari pilot perempuan kamikaze pertama yang bergabung dalam armada tempur Jepang melawan Amerika. Pilot kamikaze berbeda dengan pilot pesawat tempur biasa, karena mereka dilatih untuk menerbangkan pesawat bermuatan bom untuk ditabrakan dengan target-target yang akan melumpuhkan pergerakan pasukan Amerika.


Tepat pada tanggal 25 April 1941 (ahaa ... kebetulan tanggal dan bulan kelahiranku juga, beda beberapa puluh tahun kemudian), keluarga yang terdiri dari empat orang : Michio dan Tomi beserta kedua anaknya Sayuri dan Hiro, mendengarkan berita radio seputar serangan Jepang atas Pearl Harbor. Kehidupan masyarakat kecil di Jepang yang tenang dan nyaman dengan rutinitas sehari-hari, berubah menjadi kegelisahan dan ketakutan, bercampur dengan gairah dan semangat untuk ikut terllibat dalam aksi membela Kerajaan Jepang. Kaum muda terpecah antara mereka yang khawatir akan masa depan dengan mereka yang ingin segera berangkat menunaikan kewajiban. Sedangkan bagi mayoritas kaum dewasa dan lanjut usia yang telah banyak mengenyam pengetahuan dan pengalaman masa lalu, berusaha menghilangkan rasa takut akan malapetaka yang segera akan hadir di kediaman mereka masing-masing. Sayuri yang hendak berulang tahun ke-19 dalam waktu dekat, anehnya memiliki keinginan besar untuk bergabung sebagai pilot pesawat tempur, sesuatu yang mustahil mengingat ia seorang perempuan.

Di saat teman sebaya dan sahabat karibnya kebingungan mencari kekasih hati dan mempersiapkan pernikahan sebelum perang besar meletus, Sayuri dibuai dnegan impian bayangan pesawat udara, walau sangat kecil kemungkinan bagi dirinya untuk sekedar berada di dekat sebuah pesawat. Ketika panggilan wajib militer akhirnya merenggut Hiro, adiknya dari sisinya, ketakutan sang ibu akan kehilangan putra satu-satunya, kekecewaan dan rasa malu ayahnya karena tidak bisa ikut serta dalam peperangan akibat penyakit yang dideritanya, semuanya menjadi landasan bagi Sayuri untuk melakukan perubahan bagi masa depannya. Semangat yang membara dalam hatinya tak mudah padam begitu saja, sekali pun ia harus meninggalkan kedua orang tuanya, Sayuri tahu jauh di dalm lubuk hatinya, ia tak akan tenang menjalani kehidupan tersembunyi di desa kecil mereka ... Dengan tekad bulat, Sayuri bersama Reiko sahabat karibnya berangkat ke Tokyo sebagai relawan perang, dengan alasan yang berbeda.

Namun tetap saja tidak ada yang mempersiapkan mereka realita yang terjadi di dunia luar desa, karena neraka telah berpindah tempat di hadapan mata, kengerian dan ketakutan, kepedihan bercampur perasaan muak yang berkepanjangan, semua harus mereka hadapi setiap hari sebagai relawan. Jiwa patriotik dan semangat menggebu-gebu, dikalahkan dengan shock serta guncangan hebat sekedar mempertahankan gejolak emosi yang harus ditekan dalam-dalam, atau sebisa mungkin mematikan perasaan agar mampu bertugas secara efisien. Cobaan demi cobaan melanda kehidupan sosok Sayuri, kematian orang-orang yang ia kenal, sosok-sosok yang ia kasihi tewas di depan mata, mengubah dirinya menjadi wanita yang tak berdaya menjadi soosk penuh dendam kesumat untuk membalas kematian mereka, meski nyawanya sendiri menjadi taruhan. Ketika pemerintah Jepang mencari calon-calon pilot kamikaze, Sayuri berusaha sekuat tenaga untuk bisa terpilih, walau ia harus menyamar sebagai seorang ‘pemuda’ – meminjam identitas adiknya, Hiro Miyamoto yang tewas dalam pertempuran.

Karya Rei Kimura yang pertama kali kubaca adalah ‘Catatan Ichiyo’ (baca reviewnya di SINI) yang membuatku ‘jatuh-hati’ pada keluwesan penulis, dalam menggubah sekelumit fakta sejarah menjadi sajian fiksi yang memikat tanpa meninggalkan kebenaran yang tercatat dalam sejarah. Tema peran serta sosok perempuan yang dianggap lemah, tidak berdaya dan nyaris tidak dihargai dalam kesetaraan hak maupun kewajiban di kehidupan masyarakat Jepang, menjadi titik tolak daya tarik karya-karya sang penulis. Kali ini, melalui sosok Sayuri Miyamoto yang kemudian dikenal sebagai pemuda Hiro Miyamoto – salah satu pilot kamikaze Jepang, pembaca diajak menelusuri kancah peperangan dan derita yang dialami oleh masyarakat Jepang, terutama kaum golongan menengah ke bawah. Propaganda yang sangat gencar demi menyelamatkan Kaisar Jepang yang membuat pemuda hingga remaja pria bergegas maju membela negara, hanya untuk menjadi korban sia-sia dan tewas dalam usia sangat muda.
“Bangsa ini akan mengambil siapa pun yang siap mati untuknya – Sayuri Miyamoto / Rika Kobayashi.”
Latar belakang kehidupan masyarakat kecil yang sederhana, mengingatkan diriku akan karya fenomenal ‘Dua Belas Pasang Mata’ karya Sakae Tsuboi (baca reviewnya di SINI) yang juga menyajikan kehidupan dan pengorbanan penduduk Jepang semasa Perang, terjepit antara tanggung jawab terhadap keluarga dan panggilan (paksaan) untuk mengabdi pada negara. Fakta tentang keberadaan pilot kamikaze yang menjadi senjata pamungkas (atau dalam kisah ini, digambarkan sebagai langkah terakhir – tindakan putus asa pemerintah Jepang dalam usaha memenangkan perang), termasuk adanya pilot perempuan, masih belum diakui secara resmi karena dianggap sebagai ‘aib’ bagi kehormatan bangsa Jepang. Rei Kimura bukan sekedar menyajikan melodrama kisah seorang perempuan di medan perang, ia juga membuka fakta bahwa perlakuan pihak Amerika terhadap tawanan Jepang, masih jauh lebih baik (dan manusiawi) dibandingkan tindakan pemerintah Jepang sendiri yang berusaha menutup fakta adanya pilot-pilot kamikaze yang selamat dan menjadi tawanan.

Pilot kamikaze adalah salah satu propaganda yang mengagungkan para korban yang tewas dalam usia muda sebagai pahlawan bangsa. Mereka yang tanpa disangka ‘selamat’ justru merupakan aib yang tak pernah diperbolehkan ‘muncul’ kembali dalam kehidupan lama atau berkumpul dengan keluarga dan kerabat yang masih hidup. Sebagaimana kisah Ichiyo – perempuan yang memilih karir sebagai penulis di era Meiji, hingga kematian penuh penderitaan merenggut nyawanya, Rei Kimura menuturkan kisah Sayuri / Rika dengan gaya yang lugas tanpa bahasa yang berbunga-bunga, namun mampu menyentuh emosi pembacanya (termasuk dalam kasus ini, diriku). Walau masih lebih menyukai penggambaran dan perjuangan kisah Ichiyo, kisah pilot kamikaze perempuan yang lebih dikenal sebagai ‘mawar jepang’ memiliki daya tarik tersendiri. Jika saja belajar sejarah semenarik penjabaran Rei Kimura, sungguh menyenangkan mengenal dan mempelajari seluk-beluk sejarah – termasuk bagian-bagian yang ‘sengaja’ dilupakan ....

[ more about this author & related works, just check at here : Rei Kimura | on Goodreads

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment