WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Tuesday, April 21, 2015

Books "WEEDFLOWER"

Books “BUNGA LIAR”
Judul Asli : WEEDFLOWER
Copyright © 2005 by Cynthia Kadohata
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Lanny Murtihardjana
Desain Sampul : Marcel A.W.
Cetakan I : Oktober 2008 ; 272 hlm ; ISBN 978-979-22-4088-7
Harga Normal : Rp. 35.000,-
Rate : 4 of 5
[ Re-Blogged from Little Alice’s Garden ]

SEPERTI INILAH RASANYA KESEPIAN :
Seakan-akan semua orang menatapmu. (Adakalanya Sumiko merasakan ini.)
Seakan-akan tak seorang pun melihat kepadamu. (Sumiko sering mengalaminya.)
Seakan-akan kau tak peduli apa pun. (Ia merasakan ini lebih-kurang sekali seminggu.)
Seakan-akan kau nyaris hendak menangisi tiap hal sepele. (Ia merasakan ini sekitar sekali sehati.)

Rangkaian kalimat pembuka yang mampu menggugah diriku untuk mengetahui lebih dalam tentang sosok gadis cilik bernama Sumiko yang telah menginjak usia 12 tahun. Sumiko bersama adiknya Takao yang biasa dipanggil Tak-Tak, telah menjadi bagian dari keluarga Paman dan Bibinya semenjak kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Mereka tinggal di salah satu kawasan distrik di California, Amerika Serikat, bersama Jiichan (kakek) dan kedua putra Paman-Bibinya, Ichiro (23 tahun) dan Bull (19 tahun). Sebagaimana pendatang dari Asia, peraturan pemerintah melarang orang-orang yang tidak lahir di Amerika untuk mendaftar sebagai warga negara atau menyewa tanah, lahan tempat tinggal. Meski baik  Jiichan maupun Paman telah bertahun-tahun merantau dan tinggal di Amerika, mereka tak memiliki hak apa pun sebagai warga negara yang senantiasa memberikan slogan jaminan kebebasan dan masa depan yang cerah bagi siapa pun juga. Sumiko dan keluarganya sudah terbiasa untuk hidup berdampingan dengan ‘orang-orang kulit putih’ yang acapkali melihat mereka dengan pandangan berbeda. Kemudian, suatu hari, semuanya berubah ...


Perang Dunia dan serangan Jepang terhadap Pearl Harbor memicu serangkaian propaganda untuk membenci siapa pun atau apa pun yang berbau Jepang. Meski cukup banyak warga keturunan Jepang yang lahir dan menetap di Amerika tanpa pernah menginjakkan kaki ke tanah leluhur, mereka senantiasa hidup dalam kondisi dicurigai sebagai mata-mata dan musuh yang harus disingkirkan. Melalui narasi Sumiko, diriku terhanyut dalam suasana penuh pergolakan, tercabik-cabik antara rasa haru dan kemarahan atas perilaku yang tidak adil bagi hampir sebagian besar penduduk Jepang di Amerika. Sumiko gadis yang sederhana namun memiliki impian demi masa depannya. Ia memiliki keahlian dalam berkebun dan merawat bunga-bunga untuk dijual. Impian itu menjadi satu-satunya pegangan, keyakinan bahwa masa depannya akan lebih baik, saat ia beranjak dewasa di mana ia akan memiliki kebun dan toko bunga sendiri. Meski kerap menjadi korban ‘bullying’ baik oleh anak-anak seusianya, ia mampu bertahan. Hingga saat ia mendapati undangan pesta ulang tahun salah satu anak populer di sekolahnya, ternyata ‘tidak berlaku’ untuk dirinya. Membayangkan Sumiko bertahan menghadapi ‘hinaan’ karena diusir secara halus oleh orang tua anak yang berulang tahun, hanya karena ia anak Jepang ... (┬,┬) #sigh

Dengan senang hati kami mengundangmu ke pesta ulang tahun
Marsha Melrose
12372 La Mirada Terrace
Sabtu, 6 Desember, 1941
Pk. 13.00 – 15.00

Ini adalah buku pertama karya Cynthia Kadohata yang kubaca dan bisa kukatakan gaya penulisannya yang lugas mampu menyentuh hanya dengan kalimat-kalimat polos namun mengandung makna yang cukup dalam. Kisah fiksi yang ditulis berdasarkan riset sejarah dan fakta tentang kehidupan warga Jepang di Amerika, termasuk kamp tahanan bagi mereka yang diadakan justru di wilayah reservasi kaum Indian, menarik perhatianku dan membuatku tertegun akan ‘ketidak-pahaman’ bagaimana Amerika mampu berperang dengan mengatas-namakan kemerdekaan dan hak asasi manusia, sedangkan jauh di wilayah mereka, hak asasi warga asli yaitu kaum Indian sama sekali tidak dipedulikan selama berabad-abad. Kisah (hanya) sepanjang 200 halaman ini ternyata bukan jenis bacaan ringan yang asal lewat, momen dan kompleksitas yang disajikan, alur yang mengalir, benar-benar membuatku tak mampu berhenti walau sekejab. Persahabat unik antara Sumiko dan Frank – pemuda Indian yang awalnya membenci kedatangan kaum Jepang karena dianggap telah ‘mengusir’ kaum Indian dari lahan reservasi mereka, demikian pula Sumiko yang melampiaskan kemarahan atas ketidak-adilan dalam hidupnya pada Frank, semuanya membuat kisah ini sangat-sangat hidup dalam benakku.
“Sumiko berpendapat bahwa hakujin (orang kulit putih) menyangka mereka lebih baik daripada orang Jepang dan Indian. Orang Indian sepertinya tidak begitu menyukai orang kulit putih maupun orang Jepang, sedangkan orang Jepang tidak ingin bergaul dengan orang Indian, dan membenci orang kulit putih. Jadi, tidak ada yang sangat menyukai siapa pun.”
~ Cynthia Kadohata ~
Dengan menyajikan realita dan situasi yang terburuk pada warga Jepang (dan warga Indian) yang mau tidak mau terpaksa hidup dalam satu wilayah, penulis juga membangkitkan sisi positif melalui karakter-karakter pendamping yang alih-alih memilih menyerah terhadap hal-hal yang buruk, mereka memilih bukan sekedar bertahan hidup tetapi juga melakukan perubahan untuk menyesuaikan situasi dan kondisi. Sumiko berada pada posisi tengah, terbentur pada dua pilihan, apakah ia akan ikut menjadi golongan yang membalas ketidak-adilan dan melakukan pemberontakan, atau ia bisa merubah pikirannya demi masa depan dan impiannya yang pernah kandas. Sungguh luar biasa kekuatan kasih sayang keluarga, bahkan Jiichan – kakek Sumiko yang sangat lanjut usia dan terasing dalam tahanan perang, terpisah dari keluarganya, tetap mampu memberikan semangat hidup kepada Sumiko dengan caranya yang unik. Sumiko – Gadis Weedflower, belajar untuk menanamkan ‘benih’ di lahan tandus bak padang pasir, merawat dan menjaganya hingga membuahkan hasil yang INDAH yang mampu memberikan penghiburan bagi siapa saja. Hal ini membuatku juga penasaran akan karya Cynthia Kadohata lainnya (^_^) ‘coz I really love this story !!  

[ more about the author & related works, just check at here : Cynthia Kadohata | on Goodreads | on Wikipedia ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment