Books
“KUNCI SARAH”
Judul Asli : SARAH’S KEY
by Tatiana de Rosnay
Copyright © 2006,
Éditions Héloïsed’Ormesson
Penerbit Elex Media Komputindo
Alih Bahasa : Lily
Endang Joeliani
Cetakan I : 2011 ; 342
hlm ; ISBN 978-602-00-0923
Harga Normal : Rp. 55.000,-
Rate : 3.5 of 5
Salah satu jenis
cerita yang tak pernah lepas dari ingatan dan selalu bikin ‘merinding’ adalah
tema menyangkut holocaust – pembantaian kaum Yahudi yang diprakarsai oleh Adolf
Hitler melalui pasukan Nazi Jerman yang menyebar nyaris ke seluruh penjuru
dunia. Seseorang pernah menyebutkan bahwa sejarah ditulis karena adanya evolusi
manusia, yang bisa dipastikan terjadi akibat pemusnahan atau lenyapnya sebagian
besar koloni – atau dalam kasus ini merupakan penghapusan suatu ras bangsa
tertentu. Bangsa Yahudi merupakan salah satu contoh yang senantiasa tercatat
dalam sejarah dan ingatan manusia, karena mereka ‘terpilih’ untuk menjadi
korban, tanpa ada penjelasan, untuk menjalani kehidupan bagai ‘hewan buruan’
hari demi hari hanya untuk memperoleh hak mereka semenjak lahir : menjalani
kehidupan normal layaknya manusia atau bangsa lainnya.
Kisah yang mengambil
lokasi di Paris, tepat pada tanggal 16 Juli 1942, dini hari tatkala pihak
kepolisian Paris menyerbu kediaman kaum Yahudi yang diam-diam telah di data
selama berbulan-bulan. Mereka semua, pria, wanita, tua, muda, kaya, miskin,
remaja dan kanak-kanak, hingga bayi dalam kandungan, semua ditangkap dan
digiring ke suatu tempat. Sarah Starzynski baru berusia 10 tahun ketika ia
bersama ibunya diciduk dari kediaman mereka. Tanpa mengetahui situasi
sebenarnya, ia menyembunyikan Michel – adik laki-lakinya yang baru berusia 4
tahun di dalam lemari ruang rahasia, menguncinya dan berjanji akan segera
‘menjemput’ Michel setelah keadaan aman. Sarah yakin jika ayah mereka kembali
dari persembunyiannya di ruang bawah tanah, mereka sekeluarga akan berkumpul
kembali.
Namun tiada seorang
pun dari para penghuni yang diambil dengan paksa itu kembali ke kediaman mereka
– selamanya. Lebih dari 13.000 kaum Yahudi, pria, wanita dan anak-anak dikurung
di dalam Vélodrome d’Hiver (dikenal dengan julukan Vel’ d’Hiv’) – stadion
tertutup yang biasa digunakan untuk arena lomba balap sepeda, konser atau
pertandingan tinju. Mereka ditahan tanpa diberi makanan atau minuman selama
seminggu lebih, dalam ruangan tertutup, panas dan penuh sesak. Korban
berjatuhan dari mereka yang sakit hingga tewas, hingga yang memilih bunuh diri
meloncat dari jendela karena tak tahan dengan kondisi tersebut. Penderitaan
para tahanan ini masih berlanjut, karena mereka yang berhasil bertahan, akhirnya
dikirim ke kamp-kamp konsentrasi yang tersebar di seluruh Eropa.
Sejujurnya, diriku
baru mengetahui sejarah yang melatar-belakangi kisah ini, yang juga tercatat
sebagai ‘aib’ yang berusaha dilupakan oleh bangsa Prancis, karena kaum mereka
yang justru berperan dalam pembantaian ini, walau dengan dalih sekedar
mengikuti perintah Gestapo Jerman. Alih-alih membeberkan detil-detil sejarah,
penulis memilih untuk menuturkan catatan sejarah dalam sajian fiksi, melalui
sudut pandang gadis cilik bernama Sarah yang baru berusia 10 tahun tatkala
kehidupannya berubah 180 derajat. Melalui kisah ini pembaca diajak menelusuri
jejak Sarah yang berusaha keras untuk kembali pada adiknya, karena ia telah
berjanji – dan cara apa pun akan ia lakukan. Mulai dari melarikan diri dari
kamp konsentrasi hingga menguatkan diri untuk kembali ke Paris, ke gedung
apartemen dan membuka kunci lemari rahasia di mana Mitchel bersembunyi.
Untuk membuat kisah
ini lebih terasa sebagai novel kontemporer alih-alih non fiksi sejarah, penulis
menambahkan karakter lain bernama Julia Jarmond – seorang jurnalis asal Amerika
yang telah menetap bersama keluarganya di Paris selama 25 tahun. Pada bulan Mei
2002, Julia bersama putrinya, Zoë (11 tahun) pindah ke apartemen baru, tepatnya
gedung tua bekas kediaman Mamé – nenek Bertrand Tézac, suami Julia. Kepindahan
ini bertepatan dengan tugas baru yang diberikan kepada Julia, ia harus menulis
artikel yang berhubungan dengan peringatan Vel’ d’Hiv’ yang selalu diadakan
setiap tahun untuk mengenang korban-korban pada masa itu. Tanpa menyadari
betapa berat tugas yang akan ia jalani, Julia mulai langkah-langkah untuk
mencari tahu fakta sejarah yang akurat dari saksi mata atau kerabat dan kenalan
yang mengetahui situasi sebenarnya peristiwa Vel’ d’Hiv’.
Ibarat
membuka kotak Pandora yang terpendam sekian tahun, Julia tanpa sengaja
menemukan hubungan yang mencurigakan antara kediaman Mamé dan peristiwa Vel’
d’Hiv’. Ternyata apartemen di mana ia sekeluarga pindah itu dulu merupakan
tempat tinggal salah satu keluarga Yahudi yang dipaksa meninggalkan hunian
mereka. Di sinilah jejak sosok gadis bernama Sarah Starzynski mulai menjadi
obsesi tersendiri bagi Julia, untuk mengetahui bagaimana nasibnya, terlebih
setelah mengetahui ia bisa jadi salah satu korban yang selamat dari kamp
konsentrasi. Dari Paris ke New Orléans, Prancis – Julia harus kembali ke
Amerika, menuju New York hingga Connecticut, untuk kemudian berangkat lagi
menuju Florence, Italia demi melacak jejak Sarah yang ditinggalkan pada kerabat
dan keluarganya yang masih hidup.
Dari
awal hingga pertengahan, kisah ini mampu memikat diriku dan menggugah rasa
penasaran untuk mengetahui kisah Sarah. Sayangnya penulis kemudian memilih
lebih fokus pada perkembangan kisah Julia Jarmond, walau masih menggunakan
sosok Sarah sebagai benang merah. Apartemen Rue de Saintonge – merupakan
satu-satunya penghubung antara keluarga Sarah Starzynski dan keluarga Tézac,
sebagai pencerminan bagaimana sebagian besar dari bangsa Prancis memalingkan
kepala di saat peristiwa mengerikan tersebut menimpa kaum Yahudi, orang-orang
yang sebelumnya mereka kenal dengan akrab, tetangga, teman bahkan sahabat. Penulis
cukup akurat dalam membuka pandangan mata pembaca pada tragedi Vel’ d’Hiv’ –
namun kekuatan emosi yang tercermin di dalamnya terasa kurang bahkan semakin
menjauh saat menjelang akhir kisah. Maka cukup 3.5 bintang untuk Sarah’s Key
(-__-)
~ Movie Trailer "Sarah's Key" ~
[ more about the author & related works, just check at here : Tatiana de Rosnay | on Goodreads | on Wikipedia | at Twitter | at Facebook | at IMDb | Movie Adaptation ]
Best
Regards,
@HobbyBuku
No comments :
Post a Comment